Perjalanan Baru Seniman Surabaya: Ridwan SS Menggali Keseimbangan Lewat Seni Abstrak

Ridwan SS, seniman Surabaya, beralih dari realisme ke abstrak dalam karya "Keseimbangan," untuk menyuarakan kritik sosial dan ketidakadilan yang ia saksikan di masyarakat melalui seni.

09 Oct 2024 - 19:46
Perjalanan Baru Seniman Surabaya: Ridwan SS Menggali Keseimbangan Lewat Seni Abstrak
Ridwan SS di depan karyanya yang bertajuk

SURABAYA, SJP - Perjalanan seni, layaknya perjalanan hidup, sering kali mengalami perubahan arah seiring dengan pengalaman dan pergulatan batin yang dialami seseorang yang menjalaninya. 

Setiap fase dalam kehidupan bisa menjadi titik balik yang memengaruhi gaya dan cara seorang seniman mengekspresikan dirinya, entah itu dari masalah pribadi mereka maupun dari apa yang ia lihat di tengah masyarakat.

Hal ini tercermin dalam karya Ridwan SS, seorang seniman asal Surabaya yang kini meninggalkan gaya melukis lamanya yaitu realisme, demi untuk merambah dunia abstrak, di mana ia menemukan cara baru untuk menyuarakan kritik sosial yang mendalam.

Saat ditemui di Balai Pemuda Surabaya yang kerap dijadikan tempat berkumpul para seniman Kota Pahlawan, Ridwan menjelaskan, bahwa keputusan untuk meninggalkan gaya realisme yang telah ia geluti bertahun-tahun, lahir dari keinginan agar pesan yang dituangkan dalam karyanya menjadi lebih dalam.

Dalam karya barunya yang memiliki tajuk "Keseimbangan" yang menggunakan gaya abstrak simbolik, Ridwan ingin menyampaikan pesan bahwa, ada banyak hal yang perlu diseimbangkan di setiap sudut kehidupan manusia yang penuh dengan ketidakadilan.

"Coba kita sejenak melihat, bahwa ketidakseimbangan itu kerap terjadi di dunia ini, dan seakan-akan menjadi hal yang lumrah," cerita Ridwan, Rabu (9/10/2024).

"Jangan jauh-jauh ke politik dan hukum dulu deh, kita lihat sosial kita saja dulu, betapa banyaknya orang-orang kesusahan mencari kerja, sekali dapat kerja, sudah gajinya kecil bosnya juga galak-galak," sambungnya dengan canda.

Dirinya juga menyoroti akan apa yang terjadi di dunia yang ia geluti, bagi Ridwan ketidakseimbangan juga muncul di tengah-tengah para penggiat seni, tidak terkecuali pada karya-karya yang dibuat oleh mereka.

"Karya seni itu seharusnya menjadi medium yang sangat tepat untuk menyuarakan keresahan, isu sosial, dan kritik terhadap suatu hal, jadi pesan yang terkandung didalamnya itu sangat krusial," ujar Ridwan.

"Tetapi sekarang apa yang terjadi? banyak seniman hanya mengejar pasar, apa yang laku itu yang mereka buat, indah iya, tapi pesannya nihil," lanjutnya.

Ridwan mengatakan, memang tidak ada salahnya seorang seniman mengejar pasar karena itu memang untuk menyambung hidup mereka, namun ia harap rekan-rekan seperjuangannya tidak lupa bahwa ada tanggung jawab moral yang dibawa oleh tiap seniman.

"Kalau dulu saya di (gaya) realis memang serba indah, seperti melukis kuda, pemandangan dan hewan yang bagus dan banyak orang suka, namun susah untuk menyampaikan pesan tersirat didalamnya," ucap Ridwan.

"Jadi harus seimbang, saya pun tidak menampio kalau ada yang mau beli karya saya ya senengnya minta ampun, tapi saya juga sama senangnya kalau ada yang belajar dan menjadi sadar setelah melihat karya saya," lanjutnya.

Meski kini ia memutuskan untuk terjun dan lebih dikenal dengan karya-karya idealis, Ridwan tidak menampik bahwa ia tetap membuat karya komersial. Namun, ia menegaskan bahwa karya-karya komersial tersebut tidak akan menjadi sorotan utama dalam perjalanan seninya. 

“Saya tetap membuat karya komersial, tapi itu urusan dapur, yang penting adalah karya yang saya anggap harus disuarakan, itu yang akan saya tampilkan,” tukasnya.

Dengan lukisan Keseimbangan, Ridwan tidak hanya menandai pergeseran gaya dari realisme ke abstrak, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai seniman yang berkomitmen menyuarakan isu-isu sosial. 

Di tengah ketidakadilan yang ia saksikan, seni bagi Ridwan adalah alat untuk mengajak masyarakat merenung, mengkritik, dan pada akhirnya, menemukan keseimbangan dalam kehidupan. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow