Pemerintah Tingkatkan Literasi Nasional, Sastra Jadi Kunci Revolusi Pendidikan Indonesia
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan (Kemendik), semakin serius untuk mengintegrasikan sastra dalam sistem pendidikan nasional.
Suarajatimpost.com - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan (Kemendik), semakin serius untuk mengintegrasikan sastra dalam sistem pendidikan nasional. Sastra dipandang memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi masyarakat, karena dapat menarik minat baca melalui cerita-cerita yang dikemas ringan namun penuh nilai-nilai mendalam.
Meskipun sering dianggap sebagai hiburan, sastra menyimpan banyak pelajaran berharga, mulai dari moralitas hingga nilai-nilai agama. Sebagai bagian dari tradisi budaya Indonesia, sastra telah ada sejak lama melalui cerita rakyat dan dongeng seperti Sangkuriang, Candi Prambanan, dan Timun Mas, yang merupakan bagian dari sastra lisan. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk mengangkat kembali sastra sebagai warisan budaya yang patut dilestarikan.
Kemendikdasmen Fokus pada Pemberdayaan Komunitas Sastra
Salah satu langkah konkret dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam mendukung sastra adalah melalui pemberian bantuan kepada komunitas sastra. Kemendikdasmen telah menyalurkan bantuan kepada 97 komunitas sastra dan 340 komunitas literasi di Indonesia. Bantuan ini bertujuan untuk memfasilitasi dan memperkuat peran komunitas sastra sebagai sarana pembelajaran yang dapat menjangkau audiens yang lebih luas.
Endang Aminudin Aziz, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen, menyebutkan bahwa bantuan ini adalah bentuk insentif bagi mereka yang konsisten mengembangkan sastra. "Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat peran komunitas sastra dalam meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sastra," ujarnya.
Pada tahun ini, lebih dari 700 komunitas sastra di Indonesia berpartisipasi dalam seleksi ini, dan 97 komunitas terpilih untuk menerima bantuan pendanaan maksimal Rp150 juta. Hal ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak karya sastra dipublikasikan melalui berbagai media, terutama media digital.
Penghargaan untuk Sastrawan dan Upaya Pengenalan Sastra Sejak Dini
Selain bantuan untuk komunitas sastra, Badan Bahasa Kemendikdasmen juga memberikan penghargaan kepada 121 sastrawan yang telah berkarya selama 40 hingga 50 tahun. Ini merupakan pengakuan atas kontribusi mereka dalam mengembangkan sastra di Indonesia.
Pemerintah juga tengah mempersiapkan metode pengenalan sastra yang tepat untuk anak-anak sejak dini. Menurut Endang Aminudin, pengenalan sastra sejak kecil dapat menumbuhkan minat baca pada anak, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan literasi mereka.
"Semakin cepat anak dikenalkan dengan dunia membaca, semakin cepat pula mereka akan mengembangkan kemampuan literasi mereka sesuai dengan kecakapan usia," jelasnya.
Sastra, dalam hal ini, tidak hanya mengajarkan keterampilan membaca, tetapi juga mendorong kreativitas dan imajinasi anak. Dengan memahami kata-kata dan majas dalam sastra, anak-anak akan lebih mudah memahami informasi dan mengembangkan kemampuan analisis mereka.
Dengan upaya-upaya ini, diharapkan sastra dapat menjadi bagian yang lebih signifikan dalam pendidikan Indonesia, yang tidak hanya meningkatkan literasi, tetapi juga memperkaya budaya dan kreativitas generasi mendatang. (**)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?