PCU Luncurkan Program 'Interactive Media dan Imagineering', Jawab Kebutuhan Industri Kreatif
Program pembelajaran IMI merupakan hasil kolaborasi antar prodi dan program di bawah FHIK PCU yang mencakup tiga bidang keilmuan yaitu ilmu komunikasi, desain, dan bahasa dan sastra.
Surabaya , SJP - Komunikasi kini tidak terbatas hanya soal kata-kata, tetapi juga bagaimana pesan disampaikan secara visual dan interaktif.
Visualisasi dinilai sebagai komunikasi yang efektif, tidak hanya dapat menyampaikan pesan dengan lebih jelas, tetapi juga menciptakan pengalaman yang imersif, memungkinkan pendengar atau sebatas lawan bicara merasakan pesan yang ingin disampaikan.
Itulah yang melatarbelakangi Universitas Kristen Petra Surabaya (PCU) membuka program pembelajaran baru, yakni 'Interactive Media dan Imagineering' (IMI), yang berada di bawah naungan Communication Science Department - Faculty of Humanities and Creative Industries (FHIK) PCU.
Program IMI diluncurkan langsung oleh Rektor PCU Prof. Djwantoro Hardjito, pada Jumat (20/9) di Amphitheatre lantai 2 Gedung Q, Kampus Timur PCU Surabaya, dengan mengusung tema kegiatan 'Enchanted Wonderland: A Journey into the World of Interactivity and Imagination'.
Saat ditemui di sela-sela acara, Dekan FHIK PCU Dwi Setiawan menyampaikan, program IMI merupakan hasil kolaborasi antar prodi dan program di bawah FHIK PCU yang mencakup tiga bidang keilmuan yaitu ilmu komunikasi, desain, dan bahasa dan sastra.
"Jadi dari prodi dan program ini saling berkolaborasi, menemukan titik temu untuk menghasilkan program baru yang disebut Interactive Media and Imagineering atau IMI ini," papar Dwi, Jumat (20/9).
"Dalam program ini, mahasiswa bisa belajar berbagai macam kompetensi dari prodi dan program yang sangat banyak di Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif," sambungnya.
Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan bahwa FHIK PCU mengembangkan experienced-based communication atau komunitas berbasis tindakan, dengan mengandalkan interactive media dan mixed-reality.
"Ini merupakan respons terhadap semakin tingginya kebutuhan kreatif di bidang media interaktif,” tegas Dwi.
Dengan diresmikannya program IMI, Dwi mengatakan, PCU juga akan berkolaborasi dengan progres serupa yang berada di luar negeri, terlebih karena program IMI di PCU merupakan yang pertama di Indonesia.
"Jadi salah satu kerjasama strategi kami adalah dengan program sejenis dari Assumption University of Thailand, atau program Interactive Media di UK, dengan begitu, saya kira ini adalah masa keemasan industri kreatif di Indonesia," ungkapnya yang menyebut program serupa sudah cukup populer di luar negeri.
Nantinya, mahasiswa yang menempuh masa pembelajaran pada program IMI di PCU ditargetkan untuk menjadi desainer dalam komunikasi berbasis pengalaman, yang bukan hanya komunikasi dan media pasif, tetapi mereka dapat mengalaminya secara langsung.
"Para lulusan juga bisa menjadi konsultan, jadi tidak harus mendesain langsung sebagai profesional. Mereka bisa memberikan konsultasi untuk industri-industri yang membutuhkan," terang Dwi
"Misal, untuk pengenalan sebuah produk, itu kan ada interaksi di situ, mereka berperan untuk membuat produk tersebut bisa kngsung dirasakan," lanjutnya.
Dwi mengatakan, Program IMI ini menjadi bukti komitmen PCU dalam meningkatkan kualitas lulusan agar sesuai dengan kebutuhan dunia industri yang terus berkembang.
“Harapannya, para lulusan IMI dapat menjadi insan komunikasi yang berkontribusi dalam memajukan industri kreatif di Indonesia maupun dunia,” harapnya.
Sementara itu, Head of Communication Science Department atau Kaprodi Ilmu Komunikasi PCU, Jandy Edipson Luik mengharapkan lulusan IMI akan memiliki kompetensi dalam bidang Human Communication, Creative & Digital Communication, dan Communication Research.
“Terutama di Program IMI, para lulusannya bisa menjadi Mixed-Reality Experience Designer, Experiential Activation Specialist, Interactive Media Specialist, dan lainnya,” tutup Jandy.
Sebagai informasi, selain peluncuran program pembelajaran baru, acara tersebut juga dimeriahkan oleh demonstrasi langsung yang menunjukkan proses mengubah objek realistis menjadi avatar digital animasi, salah satu wujud dari hasil visualisasi komunikasi.
Live Demo tersebut bertajuk 'Crafting a Digital Avatar: From Reality to Augmented Reality' oleh seorang Digital Artist & Animator Jacky Cahyadi, dan seorang Game Designer & 3D Visual Artist Adhicipta Raharja Wirawan.
Adapun berbagai aktivitas menarik lain seperti pertunjukan visual dengan memanfaatkan teknologi proyeksi, dan Virtual Reality (VR) Experience, yang menawarkan pengalaman imersif menjelajahi dunia virtual kepada para peserta acara. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?