Operasi Patuh Semeru 2024: Ditlantas Polda Jatim Tekan 85 Persen Tingkat Resiko Laka Lantas
Anev Ditlantas Polda Jatim catat jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Jatim termasuk angka korban meninggal dunia mampu ditekan hingga 85 persen dari 1.846.000 pelanggaran dibanding tahun 2023 menjadi 279.871 periode sama sejak 15 – 28 Juli 2024.
Surabaya, SJP - Direktorat lalu lintas (Ditlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa timur dalam gelar Analisa dan Evaluasi (Anev) hasil operasi patuh Semeru 2024 rerata mampu tekan 85 persen tingkat resiko laka (kecelakaan) dan fatalitas berlalu lintas di jalan hingga korban meninggal dunia.
Disebutkan dalam anev, jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Jatim termasuk angka korban meninggal dunia mampu ditekan hingga 85 persen dari 1.846.000 pelanggaran dibanding tahun 2023 menjadi 279.871 periode sama sejak 15 – 28 Juli 2024.
Hal itu diungkapkan Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Komarudin, selama kurun waktu berlangsung operasi Patuh Semeru 2024, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) tercatat 662 kasus di tahun 2024 dibanding tahun 2023 tercatat 904 kasus.
"Jumlah tersebut turun hingga 27 persen dari pelaksanaan operasi tahun 2023. Lalu, pada kejadian laka korban meninggal dunia 18 orang, turun 67 persen dibandingkan tahun 2023. Luka berat masih sama, korban luka ringan turun sebanyak 21 persen," rincinya.
Sedangkan sebanyak 18 korban meninggal dunia akibat laka lantas dibanding tahun sebelumnya 2023 tercatat 54 meninggal.
Kemudian 61 Luka berat (LB), dibanding tahun 2023 tercatat 32 LB, lanjut 1.012 luka ringan (LR) dan tahun 2023 tercatat 1.283 LR.
Kombes Pol Komarudin juga jelaskan tujuan utama operasi patuh semeru 2024 selama 14 hari, mulai tanggal 15 hingga 28 Juli adalah meningkatkan kepatuhan bagi para pengendara di wilayah hukum Jawa Timur lebih baik jaga kondusifitas berlalu lintas di tengah pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor.
"Pada tahun 2024, tercatat ada 25 juta kendaraan bermotor yang terdaftar di Jawa Timur. Selama 14 hari pelaksanaan operasi patuh Semeru, tercatat 102.593 ditindak tilang baik menggunakan E-TLE Statis, E-TLE Mobile maupun tilang manual," terangnya.
Disebutkan, berdasarkan data analisa tercatat sebanyak 33.211 ditindak E-TLE statis, 16.282 ditindak E-TLE mobile dan 53.034 tilang manual. Secara umum ditemukan 382.398 pelanggaran, ditindak 102 sisanya sebanyak 279.871 diberikan teguran.
Didampingi Kaurpenum Bidhumas Polda Jatim Kompol Rizal Ardhianto. Kegiatan anev ditlantas pold jatim telah dilakukan dari upaya preentif, preventif serta penegakan hukum. Untuk dominasi tingkat fatalitas terjadi pada kendaraan roda dua sebanyak 78.652 dengan pelanggaran tidak menggunakan helm sebanyak 48 ribu.
Urutan kedua, sebutnya terjadi dengan pengendara melawan arus sebanyak 11.075, kemudian berkendara dibawa umur 7.010 pelanggaran dan terakhir melanggar traffic light ataupun lampu lalu lintas sebanyak 4 ribu pelanggaran.
Lebih jauh Kombes Komarudin melanjutkan untuk roda empat (R4) tercatat 23.875 pelanggaran. Dominasi pertama, tercatat pengguna kendaraan R4 ditindak tilang pada resiko tidak menggunakan safety belt atau sabuk pengaman, urutan kedua masih dominan melanggar lampu lalu lintas sebanyak 3.831 pelanggar, kemudian tercatat 1.839 melawan arus.
Olehnya, dirincikan dengan harapan selama pelaksanaan operasi patuh semeru 2024 dalam kurun waktu 14 hari terjadi 662 kasus kecelakaan atau turun sebanyak 27 persen dari pelaksanaan operasi di tahun 2023.
Kemudian, sambungnya untuk korban meninggal dunia tercatat 18 orang turun 67 persen dibandingkan dengan tahun 2023, luka berat sama dan luka ringan turun sebanyak 21 persen sebanyak 1.012 orang.
Menurutnya, secara umum total pelanggaran terdata dan dalam catatan analisa tahun 2024 sejumlah 1.904.996 pelanggaran menurun di angka 382.398 pelanggaran.
"Mudah mudahan ini juga merupakan gambaran masyarakat kita yang semakin jera dan sadar berlalu lintas dengan patuhi rambu lalu lintas dan tidak ugal-ugalan dan perhatikan keamanan dalam berkendara selama melakukan perjalanan berada di jalan umum," himbaunya.
Seanjutnya, turut diulas selain masih banyak roda dua menggunakan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi dengan jumlah 3.390 kendaraan.
"Kalau dilihat dari catatan angka terpantau petugas dalam perkembangan arus lalu libtas di tiap wilayah jalan di Jawa Timur, alhamdulillah kita mampu menekan pelanggaran maupun tingkat fatalitas yang terjadi,” beber Kombes Komarudin.
Di akhir paparan Dirlantas Polda Jatim juga update keberadaan pantauan lalu lintas di tiap wilayah hukim jajaran. Yakni, ada 5 Polres dengan tingkat kecelakaan tertinggi Polres Sidoarjo, Jombang, Polrestabes Surabaya, Tuban dan Malang.
“Lima Polres dengan tingkat kecelakaan terendah yakni, Polres Sampang, Pasuruan Kota, Tanjung Perak, Probolinggo Kota dan Batu. Namun polres tanjung perak menduduki ranking satu tingkat fatalitas tertinggi jadi jumlah sedikit tapi meninggal dua (2) dari empat kasus selama operasi,” bebernya.
Ditlantas Polda Jatim juga menjadi catatan kendaraan yang terlibat kecelakaan masih diduduki roda dua sebanyak 927 pelanggaran, kemudian mobil barang 146 kendaraan, angkutan barang disusul mobil penumpang 108 dan terakhir bis 15 kasus.
Artinya, faktor kecelakaan 99 persen penyebab utama kecelakaan human error (kesadaran manusia/pengendara) disusul faktor kendaraan dan sarana jalan.(**)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?