Operasi Pasar Jadi Cara Stabilkan Inflasi di Bondowoso

Di Bondowoso, kenaikan beras berdampak pada naiknya bahan pokok lainnya. Akan tetapi, setelah melakukan sidak ke pasar-pasar, kenaikan bahan pokok lainnya masih wajar.

29 Feb 2024 - 07:15
Operasi Pasar Jadi Cara Stabilkan Inflasi di Bondowoso
Warga begitu antusias membeli beras SPHP dalam Operasi Pasar yang digelar oleh Pemkab Bondowoso di setiap kecamatan. (Foto : Rizqi/SJP)

Kabupaten Bondowoso, SJP - Pemerintah Kabupaten Bondowoso bersama Perum Bulog Sub Divre setempat, terus berupaya menurunkan tingkat inflasi yang berdampak pada naiknya berbagai bahan pokok.

Saat ini, harga beras premium di pasaran harganya melonjak drastis hingga pada harga Rp 15 ribu hingga Rp 17 per kilogram. Oleh karena itu, Pemkab Bondowoso menggelar operasi pasar.

Melalui operasi pasar ini, Pemkab dan Bulog Bondowoso menyediakan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) dengan harga Rp 51.500 per 5 kilogram, atau seharga Rp 10.300 per kilogram.

Operasi pasar ini, menurut Asisten II Bagian Perekonomian, Abdurrahman, menjadi cara untuk menekan tingginya angka inflasi di Bondowoso. Dirinya akui, jika yang memicu inflasi adalah meningkatnya harga beras. 

Oleh sebab itu pihaknya bersama Bulog melakukan operasi pasar dengan menggelontorkan beras dan minyak murah kepada masyarakat, di Kecamatan Pujer dan Desa Sukodono.

"Kita mengadakan operasi pasar di semua kecamatan, masing-masing di dua lokasi. Per lokasi kita drop 5 ton beras dan 600 botol minyak. Cara ini untuk menekan angka inflasi dan membantu masyarakat yang kurang mampu," katanya, Kamis (29/2/2024).

Meningkatkan harga beras dan lahan pokok lainnya, kata Asisten II, tidak hanya terjadi di Kabupaten Bondowoso saja. Bahkan semua kota mengalami hal yang sama.

"Namun, harga sembako di pasar jika diukur dengan kota lain, Bondowoso relatif stabil, meski kita akui ada kenaikan. Seperti daging ayam, telur dan lainnya semua naik. Tapi kenaikannya tidak terlalu signifikan," ungkapnya.

Sementara, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), Sigit Purnomo, mengatakan, operasi pasar sudah dilakukan sejak tanggal 7 Februari 2024 lalu.

"Harapannya melalui operasi pasar ini, masyarakat tidak panik, ketersediaan dan stabilisasi harga pangan terjamin," ucapnya.

Dirinya juga menilai kenaikan beras berdampak pada naiknya bahan pokok lainnya. Akan tetapi, setelah melakukan sidak ke pasar-pasar, kenaikan bahan pokok lainnya masih wajar.

"Kami melihat memang ada indikasi kecenderungan naik. Tapi dalam ambang batas yang wajar," singkatnya.

Hesty Retno Kusumastuti, Kepala Bulog Sub Divre Bondowoso, mengungkapkan, untuk stok di gudang Bulog saat menjelang Ramadan dipastikan aman sampai Idul Fitri.

"Saat ini tersedia dan ready sebanyak 2.800 ton di Gudang Bulog Kembang. Kemudian akan datang lagi sebanyak 2.500 ton, yang dipastikan stok ini aman untuk mencukupi kebutuhan operasi pasar hingga 3 bulan mendatang," tandasnya. (*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow