Musim Hujan Dimulai, Wisatawan Mancanegara ke Jawa Timur Menurun, TPK Hotel Tetap Naik

Awal musim hujan di Jawa Timur menurunkan kunjungan wisatawan mancanegara hingga 11,10 persen, namun event lokal sukses mendongkrak tingkat penghunian hotel bintang menjadi 58,07 persen.

02 Dec 2024 - 22:15
Musim Hujan Dimulai, Wisatawan Mancanegara ke Jawa Timur Menurun, TPK Hotel Tetap Naik
Ketua BPS Jatim Zulkipli menjelaskan bahwa faktor cuaca mempengaruhi minat wisatawan mancanegara (Ryan/SJP)

SURABAYA , SJP - Awal musim hujan di Indonesia telah membawa dampak pada sektor pariwisata di Jawa Timur. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke provinsi Jatim pada Oktober 2024 tercatat mengalami penurunan signifikan. Namun, di sisi lain, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang justru menunjukkan tren positif, berkat tingginya aktivitas wisatawan domestik.

Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, kunjungan wisman pada Oktober 2024 hanya mencapai 28.182 kunjungan, turun sebesar 11,10 persen dibandingkan bulan September 2024.

“Penurunan ini wajar terjadi karena pola musiman. Oktober adalah periode low season, ditambah lagi dengan awal musim hujan yang membuat beberapa destinasi wisata alam kurang menarik bagi wisatawan asing,” ujar Zulkipli, Kepala BPS Jawa Timur, dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (2/12/2024).

Sebaliknya, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Jawa Timur mencapai 58,07 persen, naik sebesar 1,65 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh tingginya kunjungan wisatawan domestik, yang memanfaatkan berbagai event di Jawa Timur.

Musim hujan yang dimulai pada Oktober hingga Desember di Jawa Timur dikenal membawa hujan lebat dan cuaca mendung yang berkepanjangan. Hal ini memengaruhi destinasi wisata alam seperti pegunungan, air terjun, dan pantai, yang biasanya menjadi favorit wisman.

“Kondisi cuaca yang kurang mendukung membuat wisatawan asing cenderung menunda perjalanan mereka. Namun, wisatawan domestik masih mendominasi, terutama karena adanya event-event yang menarik di bulan Oktober,” tambah Zulkipli.

Beberapa event besar seperti festival budaya dan pameran ekonomi kreatif di Surabaya dan Malang menjadi magnet utama bagi wisatawan lokal. Tren ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata Jawa Timur mulai beradaptasi dengan kondisi musiman melalui diversifikasi acara dan layanan.

Penurunan jumlah wisman ternyata tidak berdampak besar pada okupansi hotel. Dengan persentase TPK yang meningkat, hotel-hotel di Jawa Timur tetap meraih pendapatan dari wisatawan lokal. Hal ini menjadi bukti bahwa pariwisata domestik memiliki potensi besar sebagai penopang industri di tengah fluktuasi kunjungan wisatawan asing.

Meski Oktober menjadi periode low season, sektor pariwisata Jawa Timur tetap optimis menyambut akhir tahun. Libur panjang Natal dan tahun baru biasanya menjadi momentum bagi wisatawan domestik dan mancanegara untuk berlibur.

“Kami berharap libur akhir tahun bisa mendongkrak kembali kunjungan wisatawan, baik lokal maupun asing. Dengan promosi yang intensif dan layanan yang terus ditingkatkan, Jawa Timur siap menyambut wisatawan di akhir tahun,” tutup Zulkipli.

Dengan kekayaan budaya, keindahan alam, dan inovasi dalam penyelenggaraan event, Jawa Timur tetap menjadi destinasi wisata yang patut diperhitungkan, meskipun cuaca menjadi tantangan tersendiri di penghujung tahun. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow