Neta Makin Persengit Kompetisi Mobil Listrik di Indonesia

Sebagai pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara, Indonesia menjual sekitar 1 juta mobil baru pada tahun 2023. Merek Jepang seperti Toyota dan Mitsubishi menguasai lebih dari 90 persen pasar, namun produsen mobil Tiongkok kini mulai beralih ke kendaraan listrik

02 May 2024 - 08:45
Neta Makin Persengit Kompetisi Mobil Listrik di Indonesia
Mobil listrik terbaru Tiongkok merek Neta makin semarakkan persaingan (NETA/SJP)

Jakarta, SJP - Produsen kendaraan listrik asal Tiongkok, BYD dan Neta Auto, siap tantang dominasi Jepang di pasar mobil Indonesia, dengan mengumumkan rencana investasi baru dan meluncurkan model terbaru mereka di pameran otomotif di Jakarta.

Pengembang properti Indonesia Suryacipta Swadaya umumkan BYD akan bangun pabrik senilai $1 miliar di atas tanah seluas 1,08 kilometer persegi di provinsi Jawa Barat.

Pembangunan dijadwalkan akan dimulai pada bulan Agustus, dan operasi akan dimulai pada bulan Januari 2026. 

“Kami yakin fasilitas yang akan dibangun ini mampu mendorong pertumbuhan industri otomotif Indonesia dan transisi menuju energi ramah lingkungan sekaligus mendukung perekonomian, khususnya di wilayah sekitarnya,” kata Eagle Zhao, Presiden Direktur BYD Motor Indonesia. dalam rilisnya seperti yang dilansir dari NIKKEI Asia.

Sebagai pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara, Indonesia menjual sekitar 1 juta mobil baru pada tahun 2023. Merek Jepang seperti Toyota dan Mitsubishi menguasai lebih dari 90 persen pasar, namun produsen mobil Tiongkok kini mulai beralih ke kendaraan listrik.

“Tahun ini Neta Indonesia berkomitmen meningkatkan investasi kami di Indonesia dengan memulai produksi lokal,” kata Jerry Huang, Managing Director Neta.

Pada bulan November, perusahaan menandatangani perjanjian dengan Handal Indonesia Motor untuk merakit kendaraan listrik di Indonesia. Direncanakan mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun ini.

Dalam debutnya di pameran EV Jakarta, BYD memamerkan model Dolphin-nya yang diharapkan pengirimannya akan dimulai pada bulan Juli. Lumba-lumba akan diimpor dari China.  Satu unit Dolphin akan dihargai sekitar Rp 425 juta rupiah, setengah dari harga rata-rata global untuk sebuah kendaraan listrik.

Neta, pendatang baru di acara EV Jakarta lainnya, meluncurkan NETA V-II-nya, yang akan dibanderol mulai dari 200 juta rupiah hingga 300 juta rupiah, menjadikannya mobil paling murah di jajaran perusahaan di Indonesia.

“NETA V-II lahir sebagai awal komitmen kami terhadap pasar Indonesia dan menjadi produk NETA pertama yang dirakit secara lokal,” kata Huang.

Dia menambahkan bahwa perusahaan yakin pasar kendaraan listrik di Indonesia akan terus tumbuh dan menyebutkan bahwa program insentif pemerintah membantu meningkatkan permintaan kendaraan listrik.

Herman Tri Putra dari Neta berkata, "Saya rasa situasi di Indonesia berbeda dengan Amerika dan Eropa karena kita sudah memiliki bahan baterai seperti nikel, dan pemerintah mendukung penuh pengembangan industri kendaraan listrik."

 Terlepas dari janji investasi terbaru oleh kedua perusahaan Tiongkok tersebut, Hyundai Motor dari Korea Selatan memulai produksi skala penuh di pabrik Indonesia pada bulan Maret 2022.

Pada bulan Agustus 2022, Wuling Motors dari Tiongkok mulai mengoperasikan jalur perakitan untuk model Air ev miliknya di Cikarang.

Sementara itu, produsen mobil Jepang tetap fokus pada kendaraan hibrida dibandingkan segera beralih ke mobil listrik sepenuhnya.

Penjualan mobil listrik baterai di Indonesia melonjak hampir 70 persen tahun lalu menjadi 17.051 kendaraan dari 10.327 pada tahun 2022, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia.

Pasar mobil hybrid Indonesia juga semakin berkembang dengan volume penjualan meningkat 5,2 kali lipat menjadi sekitar 54.000 unit pada tahun 2023.(**)

Sumber: Nikkei Asia

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow