Ramai Cacar Monyet, Kota Batu Nihil Kasus

Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Pemkot Batu dr. Susana Indahwati megatakan pada Sabtu (7/9/2024) bahwa kondisi di Kota Batu masih aman dari kasus Mpox.

07 Sep 2024 - 18:15
Ramai Cacar Monyet, Kota Batu Nihil Kasus
Ilustrasi virus mpox (Tiwandasella/SJP)

Kota Batu, SJP - Ramainya kasus cacar monyet (Mpox) yang menyerang di beberapa daerah membuat Kota Batu mewaspadai penularan penyakit tersebut dengan perilaku hidup sehat.

Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Pemkot Batu dr. Susana Indahwati megatakan pada Sabtu (7/9/2024) bahwa kondisi di Kota Batu masih aman dari kasus Mpox. 

“Di Kota Batu sendiri kondisinya sejauh ini masih belum ada dan kasus ini juga sebetulnya suatu penyakit yang bisa dicegah penularannya yang biasanya melalui nafas, sentuhan cairan dari bentil cacar, gesekan kulit, hingga hubungan seksual," paparnya.

Menurutnya, penularan juga bisa terjadi dari hewan ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tupai, atau hewan pengerat lainnya melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi serta kontak dengan cairan tubuh hewan juga berpotensi menularkan virus.

Selain itu, mengonsumsi daging atau produk hewan yang terinfeksi dan tidak dimasak dengan benar juga bisa menjadi salah satu cara penularan. Sehingga masyarakat sendiri juga harus bisa mengantisipasi dengan memastikan baham masakan yang diolah berada di tingkat kematangan yang sempurna.

"Untuk mencegah penularan, maka Susana mengimbau masyarakat untuk menghindari beberapa potensi tersebut dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengali ditambah menjalankan protokol kesehatan," imbuhnya. 

Selain itu, masyarakat juga dihimbau terhadap orang yang baru datang dari luar negeri,lndalam jangka waktu 14-21 hari sejak kedatangan dan apabila dikeluhkan adanya demam, diimbau segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat

Disinggung soal vaksin, Susana menyebut Kota Batu tak mendapatkan alokasi lantaran tak ada kasus dan obat tersebut diprioritaskan untuk sasaran prioritas serta beresiko. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow