Meski Resmi Berhenti, Pencarian Korban Gunung Marapi Bisa Dibuka Kembali
Wakapolda Sumbar, Brigjen Pol Edi Mardianto, tekankan jika memang ada laporan lain terkait orang hilang tentunya proses pencarian dan evakuasi dibuka kembali.
Jakarta, SJP – Basarnas resmi akhiri misi pencarian dan penyelamatan pendaki yang hilang atau tewas pasca letusan gunung Marapi pada Kamis (07/12/2023)
Tetapi, Wakapolda Sumbar, Brigjen Pol Edi Mardianto, tekankan bahwa proses pencarian dan evakuasi bisa dibuka kembali apabila ada laporan.
“Jika memang ada laporan lain terkait orang hilang tentunya proses pencarian dan evakuasi kita buka kembali, dikarenakan pintu masuk Marapi ini yang cukup banyak,” ungkap Brigjen Pol Edi Mardianto seperti yang dirilis dari situs Humas Polri.
Wakapolda juga tekankan terkait kegiatan pendakian di gunung Marapi Sumatera Barat ke Gunung Marapi “DILARANG” dimana keputusan ini sudah diambil bersama-sama dengan pihak terkait.
Pasca penemuan korban terakhir, tim evakuasi gabungan telah mendapat instruksi lakukan penyisiran di sekitar kawah Gunung Marapi.
Letusan Gunung Marapi akibatkan 23 orang tewas setelah muntahkan abu setinggi 3.000m pada Ahad, (03/11/2023) saat 75 orang melakukan pendakian di gunung tersebut.
Meski ada beberapa pendaki sudah selamat, namun 23 orang ditemukan tewas.
Pencarian terakhir pada Rabu (06/12/2023) malam dalam upaya penyelamatan yang sulit terhambat oleh letusan susulan serta dan cuaca buruk yang memaksa tim pencarian berhenti.
Petugas SAR sebut mereka yakin telah menemukan semua orang, baiik dievakuasi dalam keadaan hidup atau meninggal.
Sempat muncul kekhawatiran awal bahwa beberapa orang mungkin menggunakan rute pendakian tidak resmi dan belum ditemukan.
Pendaki terakhir yang hilang di gunung berapi Marapi di Indonesia ditemukan tewas, sehingga jumlah korban jiwa menjadi 23
Berdasarkan evaluasi, operasi pencarian dan penyelamatan yang dipimpin Basarnas ditutup, begitu sebut pejabat Badan Mitigasi Bencana Agam, Ichwan Pratama.
“Posko darurat tetap kami aktifkan, apabila masih ada keluarga yang mencari sanak saudaranya, bisa datang ke sini dengan membawa data yang valid,” kata Ichwan sesuai rilis resmi dari Badan Mitigasi Bencana Agam.
Kepala Badan Vulkanologi Indonesia, Hendra Gunawan sempat berujar Marapi berada pada tingkat kedua dari sistem peringatan empat tingkat sejak tahun 2011 dengan zona pengecualian sepanjang 3 km telah diberlakukan di sekitar kawahnya. (**)
Sumber: HUMAS POLRI
Editor: trisukma
What's Your Reaction?