Mengenal Shaolin, Nyata atau Cuma Fiksi Belaka?

Chen dan teman-teman Shaolin lain masih akan tinggal di Indonesia hingga tanggal 11 Februari 2024 untuk mengisi kegiatan festival Imlek di Pakuwon Trade Center (PTC) Surabaya, ia mengatakan bahwa mereka senang karena disambut dengan hangat di Indonesia.

10 Feb 2024 - 14:30
Mengenal Shaolin, Nyata atau Cuma Fiksi Belaka?
Para murid Kuil Shaolin Songshan Zhengzhou Henan saat menunjukan salah satu gaya seni beladirinya (Foto : Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Kita tentu tidak asing dengan "Shaolin", terlebih jika kita sering menonton film aksi, bermain game, atau bahkan membaca cerita-cerita mengenai sejarah dari negara China.

Lalu sebenarnya apa sebenarnya itu Shaolin, apakah itu seni bela diri? orang yang melakukan kungfu? nama sebuah kuil? atau merupakan ukiran sejarah panjang yang bernilai tinggi? Penasaran?

Mari simak penjelasannya dari Shaolin asli yang berasal dari negeri tirai bambu yang sempat tim Suarajatimpost.com wawancarai saat menghadiri gelaran "Prosperous Lunar Festival" di Pakuwon Trade Center, Surabaya.

Pasca pertunjukan dengan tajuk "Shou of Shaolin", tim Suarajatimpost.com mendapat kesempatan untuk bertemu dan bahkan ngobrol langsung dengan para Shaolin tersebut, meskipun tetap harus didampingi dengan penerjemah untuk memudahkan kita saling berkomunikasi.

Mereka adalah Chen Yuwu, Huang Lijun, Yang dewen, Chen Lili, Che Junwe, dan Li Siwen, yang merupakan pendekar atau suhu dari kuil Shaolin Songshan, bisa dibilang sedang turun gunung untuk menunjukkan ilmu mereka ke Dunia luar.

Di situ Chen Yuwu selaku salah satu suhu dengan semangat menceritakan bahwa mereka itulah apa yang disebut dengan Shaolin, biara Buddha dari China yang terkenal dengan seni bela diri Kungfu yang sering kita lihat di film aksi.

"Shaolin juga merujuk pada nama rumah spiritual atau Kuil Budha di sejarah Tiongkok, disini kita dikenalkan dengan beragam nilai perdamaian, persahabatan, kesehatan, kebahagiaan hingga warisan budaya tradisional Tiongkok yang sangat baik," ucap Chen, Sabtu (10/2/2024)

Disitu dia beberkan bahwa nama Kuil Shaolin diambil dari lokasi geografisnya, karena dibangun di hutan lebat Gunung Shaoshi, masuk dalam area Pegunungan Songshan di barat laut Kota Dengfeng, Provinsi Henan, China oleh Kaisar Xiaowen dari Dinasti Wei Utara.

Pada awalnya, kuil tersebut dipergunakan untuk menampung biksu Bhatu dari India, namun lambat laun mengalami alih fungsi dan menjadi tempat kelahiran seni bela diri Tiongkok (Shaolin Kung Fu),

Chen juga membagikan cerita bahwa meski terkenal dengan seni beladiri Kungfunya, Shaolin sebenarnya juga memiliki kehidupan seperti orang pada umunya, hanya saja mereka tinggal di Gunung dan memiliki tekad kuat untuk terus berlatih.

"Dari kecil kita dilatih untuk menjadi seorang Shaolin, bahkan seni beladiri kungfu yang kita lakukan sebenarnya dekat kaitannya dengan agama," ujar Chen.

"Jadi pagi hari pukul setengah 5 pagi kita bangun untuk berdo'a kepada leluhur dan membaca Kitab, lalu kami lanjutkan dengan latihan selama 1 setengah jam," lanjutnya.

Dalam kuil, Chen merasa para Shaolin menjalin hubungan dengan saling menghormati meski ada status guru dan murid, bahkan bisa dibilang mereka saling belajar satu sama lain untuk bertukar pikiran dan berbagi ilmu.

"Tentang guru, ada guru paling tua dari kami yang sudah berumur ratusan tahun, namun beliau sudah tidak lagi mengajar, sedangkan yang masih aktif mungkin yang paling senior berumur 76 tahun," ucap Chen.

Saat tim Suarajatimpost.com iseng bertanya untuk ikut berlatih ke Kuil Shaolin, Chen sontak menjawab bahwa semua orang ternyata boleh untuk datang langsung ke Kuil Shaolin untuk belajar, terutama belajar seni bela diri Kungfu yang sudah menjadi ciri khas mereka.

Chen dan teman-teman Shaolin lain masih akan tinggal di Indonesia hingga tanggal 11 Februari 2024 untuk mengisi kegiatan festival Imlek di Pakuwon Trade Center (PTC) Surabaya, ia mengatakan bahwa mereka senang karena disambut dengan hangat di Indonesia.

"Kesan pertama kami, masyarakat Indonesia sangatlah ramah dan terbuka, bahkan kami tidak merasa tidak asing disini," ungkapnya dengan senyum.

Setelah mengikuti kegiatan "Shou of Shaolin" dan menampilkan beragam gaya seni bela diri Kungfu di hadapan pengunjung PTC, Chen berharap budaya China utamanya Shaolin agar bisa lebih dikenal di mata Dunia.

"Terutama untuk Shaolin Kungfu ya, karena banyak orang yang masih mengenalnya hanya di film saja, padahal di dunia nyata itu ada," tutupnya. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow