Menengok Lebih Dekat Teknologi Ameirka Serikat: Tur Media Berkeliling USS Green Bay

Melalui Konsulat Jenderal Amerika Serikat (Konjen AS), sejumlah media mendapatkan kesempatan untuk melihat lebih dekat USS Green Bay, dalam tur ekslusif ini, para jurnalis diajak untuk masuk dan mengunjungi berbagai bagian USS Green Bay dengan dipandu langsung oleh letnan Angkatan Laut Amerika Serikat.

31 Aug 2024 - 20:00
Menengok Lebih Dekat Teknologi Ameirka Serikat: Tur Media Berkeliling USS Green Bay
USS Green Bay bersandar di Pelabuhan Jamrud, Surabaya sebelum mengikuti Latgabma SGS 2024 (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Tahun 2024 menandai 75 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat, sebuah kemitraan yang telah tumbuh dalam berbagai bidang, mulai dari perdagangan hingga pendidikan, dan tentu saja, pertahanan. 

Selama bertahun-tahun, kedua negara ini telah melakukan berbagai inisiatif keamanan bersama untuk berbagi pengetahuan dan teknologi militer guna memperkuat kemampuan militer satu sama lain, salah satunya melalui latihan gabungan bersama Super Garuda Shield (Latgabma SGS) 2024.

Dalam kerangka latihan tersebut, selama tiga (3) hari sejak tanggal 27 Agustus kemarin, Kapal Perang USS Green Bay (LPD-20) sempat bersandar di Dermaga Jamrud, Surabaya sebelum kemudian berlabuh ke Situbondo dan Banyuwangi untuk melakukan latihan militer bersama dengan TNI.

Melalui Konsulat Jenderal Amerika Serikat (Konjen AS), sejumlah media mendapatkan kesempatan untuk melihat lebih dekat USS Green Bay. Dalam tur ekslusif ini, para jurnalis diajak untuk masuk dan mengunjungi berbagai bagian USS Green Bay dengan dipandu langsung oleh letnan Angkatan Laut Amerika Serikat.

Jadi, semua bisa berkenalan dengan USS Green Bay, kapal perang kelas 'San Antonio' atau kelas amfibi milik Angkatan Laut negeri Paman Sam yang dirancang untuk menghadapi berbagai operasi militer di banyak medan.

Tur ini diawali dengan pengantar oleh Letnan Muda (Ensign) Joy Ochieng selaku pemandu yang menyambut pihak media dibagian dek kapal bagian bawah (well deck). Di sini ia menuturkan bahwa nama kapal ini adalah kapal kedua Angkatan Laut Amerika Serikat yang diberi nama berdasarkan kota dan teluk Green Bay, Wisconsin.

"USS Green Bay diresmikan pada 24 Januari 2009, dan diluncurkan secara perdana pada Februari 2011 yang dikerahkan ke kawasan Asia bersama tiga kapal amfibi lainnya yang tergabung dalam Amphibious Ready Group (ARG)," terang Joy.

Pada bagian dek bawah kapal tersebut, terlihat puluhan kendaraan perang dan penunjang yang mampu diangkut oleh USS Green Bay, Joy menyebut bahwa kapal ini bisa mengangkut setidaknya 800 kru kapal.

Yang paling menarik di bagian dek bawah ini adalah kehadiran sebuah kendaraan mirip kapal dengan bantalan yang berfungsi sebagai konektor kapal ke pantai (Ship-to-Shore Connector) atau (SSC), memungkinkan USS Green Bay mengirimkan kendaraan, barang, ataupun tentara tanpa perlu mendekati tepi pantai.

"Katena well deck (Dek bawah) di kapal amfibi seperti USS Green Bay ini ditujukan agar kapal kecil atau kendaraan amfibi seperti AAV-7A1 bisa keluar masuk dari kapal utama melalui air," terangnya.

Usai berbincang di area dek bawah, tur kapal ini berlanjut ke lantai atas, melalui puluhan kendaraan tempur, awak media kini berada di area terbuka, tepatnya di dek penerbangan yang disebut dengan Lambeau Field.

Terlihat beberapa helikopter seperti Bell AH-1Z Viper dan Bell UH-1Y Venom yang sedang mendarat di bagian dek penerbangan USS Greenbay ini, menunjukkan betapa besarnya ukuran dari sang kapal yang lebih panjang dari dua lapangan sepak bola ini.

"USS Green Bay memiliki panjang sekitar 208 meter dan lebar sekitar 30 meter, dengan bobot mencapai 25.000 ton, di bagian dek penerbangan, kapal ini bisa menampung sekitar 7 hingga 9 alat tempur udara," papar Joy.

Usai menikmati pemandangan dan terpaan angin di area dek penerbangan, Joy kembali menuntun rombongan tur menuju ke ruang komando kapal (bridge), melewati lorong panjang dan berbagai ruangan, salah satunya adalah bangsal medis (medical ward).

"Dalam setiap armada kapal, selalu ada dokter yang siap sedia, untuk USS Green Bay sendiri menyediakan satu dokter umum dan satu dokter gigi," ujar Joy sembari mengantarkan ke area komando kapal.

"Captain on the bridge"

Merupakan pengumuman atau kalimat yang biasa dikatakan di angkatan laut ketika kapten kapal tiba di anjungan untuk mengambil alih komando, dan disinilah rombongan tur dikumpulkan.

Joy memaparkan, ruang komando kapal merupakan tempat untuk roda kemudi kapal, peralatan navigasi untuk menentukan posisi kapal berada dan alat-alat serupa lainnya.

"Kapal ini juga dilengkapi dengan sistem radar dan komunikasi mutakhir, serta pertahanan rudal yang mampu menghadapi berbagai ancaman udara dan laut,” jelas Letnan Muda Ochieng.

Tidak hanya itu, USS Green Bay ternyata juga dilengkapi dengan sistem pertahanan canggih, seperti RIM-116 Rolling Airframe Missile (RAM) dan Phalanx CIWS (Close-In Weapon System) yang sudah menjadi standar kapal perang Amerika untuk melindungi dari ancaman udara maupun laut.

Destinasi terakhir tur ini adalah tempat makan (dining room) para Perwira Kapal, disini rombongan tur berkesempatan untuk mencoba roti yang menjadi salah satu menu di USS Green Bay, Joy mengucapkan terima kasih dan berharap tur ini memiliki dampak positif.

"Kami berharap kunjungan ini dan SGS dapat memperkuat hubungan militer kedua negara dan memperluas kerja sama di berbagai bidang, terima kasih," tandas Joy sebelum mempersilahkan rombongan tur untuk makan dan beristirahat.

Di area ini pula, Christopher Green selaku Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, juga mengucapkan terima kasih dan memiliki harapan serupa, dengan terjalinnya 75 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Amerika di tahun 2024 ini, ia ingin kerja sama ini menghasilkan dampak positif.

"Kunjungan ini adalah wujud kedekatan Amerika dan Indonesia di bidang kemiliteran, ini baik bagi kedua belah pihak karena nanti di SGS kita akan saling belajar satu sama lain," ucapnya.

Saat ditanya apa mungkin kendala yang dihadapi tentara Amerika saat berkunjung ke Indonesia, Green menjawab bahwa tantangan terbesar tidak lepas dari iklim yang berbeda dan makanan.

"Tentu iklim yang panas dari Amerika jadi tantangan bagi mereka, tidak jarang juga ada yang tidak cocok dengan kuliner Indonesia, kalau saya sih sudah suka makanan sini, seperti Rawon Setan," ucap Green dengan tawa sebelum mengakhiri sesi terakhir tur ini.

Terakhir, awak media diajak untuk kembali ke dek bawah, kedua belah pihak saling mengucapkan terima kasih atas pengalaman yang sungguh menarik, bagi media maupun bagi awak kapal USS Green Bay.

Kehadiran singkat dari USS Green Bay di Surabaya bukan hanya sekadar sebagai perkenalan akan teknologi militer, melainkan juga wujud nyata dari hubungan strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow