Melihat Potensi dan Tantangan Ekonomi Kreatif di Kota Malang dari Kacamata Pegiat Ekraf
Pertumbuhan ekraf di Malang memiliki perbedaan yang signifikan, seperti penetrasi, informasi, dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM).
Kota Malang, SJP - Ekonomi Kreatif di Kota Malang saat ini tengah mengalami pertumbuhan, untuk itu dibutuhkan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM).
Sebab, peluang dan tantangan dari perkembangan ekraf di Kota Malang mulai menunjukkan trend yang signifikan.
Hal itu dilontarkan seorang pegiat ekonomi kreatif (ekraf) Malang, Asandra Salsabil, saat mengikuti kegiatan PWI Malang Raya, dalam diskusi Ekraf belum lama ini.
Menurut Asandra, pertumbuhan ekraf di Malang memiliki perbedaan yang signifikan, seperti penetrasi, informasi, dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Lets say di Jakarta, sekarang bisnis food and beverage (FnB) seperti bakery local saja, mereka sekarang sudah main aplikasi big data, data analisis User Interface (UI) research. Jadi mereka sangat berkembang dari sisi teknologi," ucapnya, saat ditemui awak media, beberapa waktu lalu.
Sedangkan, lanjut Asandra, di Kota Malang generasi muda telah menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap perkembangan teknologi, terutama dalam bidang perangkat lunak. Hal tersebut diketahui melalui gerakan #17an_MLG yang diselenggarakannya beberapa waktu lalu.
"Jadi, untuk membuat ekraf di Kota Malang semakin maju, maka mempererkuat SDM di bidang teknologi, data, dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI) menjadi krusial di era saat ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Sandra juga membahas perbedaan dalam akses permodalan antara Jakarta dan Kota Malang.
Di Jakarta, menurutnya banyak perusahaan perintis yang dapat dengan mudah bertemu dengan investor.
Sementara kultur di Kota Malang, dikatakannya masih kurang maksimal, akibat masih adanya persepsi bahwa modal untuk memulai usaha sangat tinggi dan harus didasari dari modal pribadi.
"Padahal kan kita ada program partnership seperti itu, dengan feature capital atau dengan investor dan lain-lainnya. Kurang lebih itu," tegasnya.
Asandra menegaskan, seharusnya Kota Malang sebagai pusat pendidikan bisa menjadi potensi besar yang harus dimanfaatkan.
"Kita harus bisa mengikuti jejak kota pendidikan lainnya, seperti Yogyakarta, dalam pengembangan software engineering sebagai ekspor potensial dari Kota Malang," ulasnya.
"Jadi, yang harus dikembangkan itu harus paralel, harus jalan semua. Mau itu SDM atau teknologi. Karena kalau orang mau invest di Malang, harus ada something yang mendukung, SDMnya sudah bagus, tinggal kita tingkatkan lagi. Jadi kalau harus diurutin, paling urgent menurut aku permodalan dulu, sih," imbuhnya. (**)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?