Ini Nilai Moral yang Diwariskan Tragedi Gerbong Maut Bondowoso

BONDOWOSO, SJP – Setiap tanggal 23 November, masyarakat Kabupaten Bondowoso menggelar peringatan tragedi Gerbong Maut, dengan berbagai kegiatan. 

Tragedi yang diabadikan dengan monumen Gerbong Maut dan menjadi ikon Kabupaten Bondowoso ini, menjadi kisah pilu bagi pejuang asli Bumi Ki Ronggo yang tewas di dalam gerbong saat perjalanan menuju penjara Surabaya.

Tepatnya pada 23 November 1947, ada tiga gerbong yang disiapkan oleh Belanda untuk mengangkut para pejuang. Gerbong yang digunakan ternyata bukan gerbong penumpang, melainkan gerbong barang yang terbuat dari baja.

Gerbong pertama diisi 24 orang, gerbong kedua 36 orang dan gerbong ketiga berisi 40 orang. Untuk pejuang yang ada di gerbong pertama dan kedua berhasil sampai dengan selamat karena gerbong memiliki ventilasi udara sebesar 10 -15 cm.

Sayangnya, untuk pejuang yang ada di gerbong ketiga, kesulitan bernafas, karena tidak ada ventilasi di dalam gerbong. Mereka semua tak terselamatkan dan ditemukan meninggal dalam keadaan lemas, kekurangan oksigen.

Untuk memperingati peristiwa bersejarah di Kabupaten Bondowoso ini, setiap tanggal 23 November, pemerintah daerah menggelar upacara. Bahkan, semua masyarakat diimbau untuk memasang bendera satu tiang penuh.

Meskipun peristiwa Gerbong Maut ini menyisakan pilu perjuangan masa lalu, terdapat nilai-nilai moral yang dapat diwariskan kepada para generasi penerus bangsa melalui media pendidikan. 

Adapun, nilai-nilai moral yang diwariskan dari peristiwa Gerbong Maut dan patut diteladani, di antaranya:
•    Persatuan dan kesatuan
•    Tanggung jawab
•    Kerja keras dan pantang menyerah
•    Percaya diri dan berani
•    Rela berkorban
•    Gotong royong
•    Kesetiaan
•    Nasionalisme
•    Disiplin
•    Optimis (**)

Sumber : Berbagai sumber
Editor : Rizqi Ardian