Lokakarya 'Perempuan dalam STEM' UKWMS: Promosikan Kesetaraan Gender dalam Bidang yang Didominasi Laki-laki
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dorong kesadaran akan kesetaraan gender di bidang yang didominasi laki-laki melalui lokakarya 'Perempuan dalam STEM'.
Surabaya, SJP - Peran perempuan dalam dunia STEM (Science, Technology, Engineering, Math) semakin menjadi sorotan di tengah dominasi laki-laki di bidang ini. Namun, meski data menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang terjun ke STEM masih minim, berbagai upaya terus dilakukan untuk memperkecil kesenjangan ini.
Salah satunya adalah melalui lokakarya yang diselenggarakan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), sebuah langkah nyata untuk mendorong partisipasi perempuan di bidang sains dan teknologi.
Lokakarya bertajuk "Perempuan dalam STEM" ini sukses digelar pada Rabu (11/9) di Auditorium UKWMS, Kalijudan yang dihadiri sejumlah tokoh perempuan hebat di dunia STEM, seperti Prof. Anita Lie, Guru Besar FKIP UKWMS; Prof. Felycia Edy, Guru Besar FT UKWMS; Prof. Nathalia Tjandra, dari Edinburgh Napier University (ENU); serta Yuyun Ismawati, M.Sc., peraih British Council UK Alumni Award dan TIME Heroes of the Environment.
Peserta acara datang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Ambon, Pekanbaru, Labuan Bajo, dan Semarang. Terdiri dari guru dan siswa, berpartisipasi aktif dalam berbagai sesi diskusi yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender dalam STEM.
Saat ditemui, Prof. Anita Lie mengungkapkan bahwa terbatasnya peran perempuan dalam dunia STEM tidak bisa dipungkiri, maka di dunia yang sudah sangat bergantung pada teknologi ini, realisasi dari upaya penyetaraan gender harus ditegaskan.
"Jadi lokakarya 'Perempuan dalam STEM' adalah langkah positif untuk mempromosikan kesetaraan gender di bidang-bidang yang masih didominasi oleh laki-laki, serta mendukung peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia STEM di Indonesia," ucal Anita, Kamis (12/9).
Lebih lanjut, Prof. Anita juga menyoroti peran pendidikan vokasi dalam mempersiapkan tenaga kerja perempuan yang terampil di bidang STEM, karena dalam proses pendidikannya langsung fokus pada pengembangan keterampilan praktis dan spesialisasi yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.
"Pendidikan vokasi tidak hanya menawarkan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk berkarier di sektor-sektor STEM yang selama ini kurang terwakili," paparnya.
Sementara itu, Prof. Nathalia Tjandra dari Edinburgh Napier University menambahkan bahwa dengan semakin banyak perempuan yang terjun ke bidang STEM melalui jalur pendidikan vokasi, inovasi yang dihasilkan akan lebih inklusif.
"Dengan lebih banyak perempuan yang terjun ke bidang STEM melalui jalur ini, kita bisa melihat bagaimana inovasi menjadi lebih beragam dan inklusif," katanya.
Hal ini juga menjadi sorotan penting bagi guru dari SMA Katolik Xaverius Ambon, yakni Dra. Erna Ch D. Tomasila, M.Pd., yang menekankan pentingnya beasiswa, pelatihan khusus, dan penyediaan mentor dari kalangan profesional untuk mendukung perempuan dalam bidang ini.
"Kesetaraan gender dalam pendidikan vokasi penting untuk memberikan peluang yang adil dan memanfaatkan potensi penuh dari seluruh populasi," ungkap Erna.
Baginya, lokakarya ini juga memberikan kesempatan kepada para guru dari daerah untuk memperluas wawasan mereka, tidak hanya untuk daerahnya, melainkan juga daerah-daerah lain yang menjadi asal guru-guru yang mengikuti lokakarya ini.
"Kami berterima kasih kepada Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang mau mengundang kami dari Ambon, dengan mengikuti lokakarya ini, wawasan kami semakin bertambah, terlebih narasumber memiliki latar belakang pengetahuan yang luar biasa dalam materi-materi tentang perempuan di STEM," ungkapnya.
Erna juga menambahkan bahwa wawasan yang diperoleh dari lokakarya ini akan membantu mereka memotivasi para siswa di sekolah.
"Itu membekali kami sebagai guru ketika kembali ke sekolah masing-masing dan memotivasi kepada para siswa, karena banyak siswa merasa pelajaran eksakta ini susah," tutupnya.
Dengan semakin banyak perempuan yang memilih jalur pendidikan vokasi untuk memasuki bidang STEM, diharapkan inovasi dan perkembangan teknologi di Indonesia akan semakin pesat.
Melalui lokakarya ini, UKWMS memberikan kontribusi nyata dalam mendorong peran perempuan di dunia STEM, sebuah langkah kecil namun berdampak besar untuk masa depan yang lebih inklusif dan seimbang. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?