LIRA dan GP Ansor Kota Probolinggo Galang Atensi untuk Rudi yang Stroke dan Tinggal di Gubuk Dekat Kandang Ayam

Pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian untuk Rudi agar bisa mendapatkan perawatan dan pemberdayaan

08 Jan 2025 - 10:37
LIRA dan GP Ansor Kota Probolinggo Galang Atensi untuk Rudi yang Stroke dan Tinggal di Gubuk Dekat Kandang Ayam
LIRA dan PC GP Ansor Kota Probolinggo saat mendatangi Rudi Hartono, warga Kota Probolinggo yang sakit dan tinggal di gubuk (Rahmad/SJP)

KOTA PROBOLINGGO, SJP - Apa yang dialami Rudi Hartono, warga Kota Probolinggo, dengan sakit dan keterbatasan yang dialami, membuat berbagai pihak turun tangan.

Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kota Probolinggo mendatangi rumah Rudi di Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Lembaga ini prihatin dengan kondisi Rudi.

"Kita datang sebenarnya prihatin atas apa yang dialami Rudi. Di tengah kondisinya yang tengah sakit. Tidak bisa bekerja. Keluarganya juga mengandalkan barang rongsokan setiap harinya," ujar Wali Kota LIRA Probolinggo, Lois Hariona, Rabu (8/1/2025).

Pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah yang lebih konkret agar Rudi bisa mendapatkan perawatan medis dan keberlangsungan hidupnya terjamin.

"Kami hadir bersama GP Ansor Kota Probolinggo juga ikut mengurangi beban Pak Rudi, dengan memberikan bantuan sembako dan uang untuk keperluan. Meski tak seberapa, mudah-mudahan ini bermanfaat," tambahnya.

Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Kota Probolinggo, Salamul Huda berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo dapat menyisihkan sedikit anggaran untuk pemberdayaan Rudi.

"Yang terpenting, perawatan yang bersangkutan. Kemudian keberlangsungan ke depannya itu. Itu yang paling mendesak dan harus diperhatikan," ujarnya.

Diketahui, Rudi Hartono (55), Warga Jalan Wijaya Kusuma, gang VIII, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo itu menderita sakit stroke selama dua tahun.

Selama ini, dia hidup di sebuah gubuk berukuran 1x2,5 meter. Gubuk itu berada di dekat kandang ayam di rumah milik saudaranya.

Bersama dua saudara kandungnya yang bekerja memulung barang rongsokan, Rudi hanya menempati tempat tidur yang terbuat dari susunan papan kayu, dengan pintu berbahan kain bekas.

Untuk menopang beban hidup dan ekonominya, adik Rudi, Witomi (35) mengatakan, dia sekeluarga bekerja sebagai pemulung yang kesehariannya mencari barang bekas.

"Tiap harinya ya cari rongsokan di TPA yang tak jauh dari sini. Kadang dapat sampai 35-50 ribu rupiah kalau ramai," tuturnya.

Saat ini, pemerintah melalui Kelurahan Sukabumi juga sudah melakukan pendampingan. Di antaranya soal pengobatan hingga pengusulan bantuan. 

Diharapkan, Rudi segera bisa mendapatkan perawatan maksimal, mengingat kondisinya yang benar-benar tak berdaya dan butuh perhatian. (*)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow