Harga Cabai di Pasar Kertosono Nganjuk Tembus Rp 150 Ribu per Kg, Pedagang Kuliner Kena Imbas

Meroketnya harga cabai membuat sejumlah pedagang makanan di Kertosono menjerit. Mereka khawatir merugi. Meski harga cabai mahal, mereka tak bisa menaikkan harga makanan yang mereka jual.

08 Jan 2025 - 20:15
Harga Cabai di Pasar Kertosono Nganjuk Tembus Rp 150 Ribu per Kg, Pedagang Kuliner Kena Imbas
Herman, Pedagang Pasar Kertosono (kuswanto/SJP)

NGANJUK, SJP – Harga cabai di Pasar Kertosono, Nganjuk, mengalami lonjakan yang signifikan, bahkan tembus hingga Rp150 RIBU per kilogram.

Kenaikan harga ini semakin mengkhawatirkan para pedagang, khususnya para pelaku usaha kuliner, yang kini harus menghadapi kenaikan bahan pokok tersebut. Imbas dari lonjakan harga cabai ini cukup terasa bagi banyak usaha makanan yang mengandalkan cabai dalam produk mereka.

Herman, salah seorang pedagang di Pasar Kertosono saat ditemui Suarajatimpost menyebut harga cabai di daerah itu merangkak naik sejak awal tahun baru 2025.

"Saat ini, kami menjualnya seharga Rp 150 ribu per kilogram. Sebelumnya harganya berkisar Rp 17 ribu hingga Rp 20 ribu," kata dia, Rabu (8/1/2025) sore.

Meroketnya harga cabai membuat sejumlah pedagang makanan di Kertosono menjerit. Mereka khawatir merugi. Meski harga cabai mahal, mereka tak bisa menaikkan harga makanan yang mereka jual.

"Saya jual nasi bungkus yang setiap harinya butuh cabai. Jika cabai mahal terus, saya khawatir bisa bangkrut," keluh Rodiah, salah seorang penjual nasi campur di Kertosono.

Menurutnya, setali tiga uang, penjual lauk pauk itu mengeluhkan mahalnya harga cabai yang membuat biaya produksinya turut meningkat.

Biasanya, Rodiah bisa meraup penghasilan mencapai Rp 700 ribu per hari dari menjual ayam goreng. Kini, pendapatannya menurun menjadi Rp 300 ribu per hari.

"Siapa yang tidak bingung mas, kami hanya mengambil keuntungan kecil. Karena untuk menaikkan harga jual, kami tidak berani. Takut pelanggan pada kabur," ujarnya dengan berkaca-kaca.

Senada disampaikan Siti, pedagang kuliner di Kertosono, yang mengungkapkan keluh kesahnya. Biasanya harga cabai cuma sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram, tapi sekarang bisa tembus Rp150 ribu.

"Ini membuat kami kesulitan, karena cabai sangat penting dalam menu kami, apalagi untuk masakan pedas. Mau tidak mau, kami harus menaikkan harga jual atau mengurangi penggunaan cabai,” kilahnya.

Selain itu, kenaikan harga cabai juga berdampak pada kualitas masakan yang dijual. Banyak pelaku usaha kuliner khawatir bahwa harga yang terus merangkak naik, akan membuat pelanggan enggan membeli makanan pedas atau bahkan mencari alternatif bahan lain yang lebih terjangkau.

Imbas dari kenaikan harga cabai juga terasa di warung makan, restoran, hingga pedagang kaki lima yang selama ini mengandalkan bahan pangan tersebut. Banyak pelanggan mengeluhkan harga makanan yang semakin tinggi akibat biaya bahan pokok yang melonjak.

Namun, meskipun menghadapi kesulitan, beberapa pedagang kuliner di Kertosono mencoba beradaptasi dengan mencari alternatif bahan pengganti yang lebih murah atau mengurangi porsi cabai dalam masakan mereka, agar tidak terlalu membebani pembeli. Mereka berharap agar harga cabai segera stabil agar usaha mereka bisa bertahan dan pelanggan tetap setia.

Pemerintah daerah setempat diminta untuk segera turun tangan guna mengatasi lonjakan harga bahan pangan ini, agar para pedagang tidak terus-menerus terdampak, serta masyarakat dapat terus menikmati kuliner lokal tanpa merasa terbebani dengan harga yang semakin tinggi. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow