Kembang Lamaran, Simbol Tradisi Perkawinan di Probolinggo yang Penuh Makna

Kembang Lamaran adalah bagian penting dari prosesi lamaran dalam tradisi perkawinan masyarakat Kota Probolinggo, Jawa Timur

01 Dec 2024 - 08:03
Kembang Lamaran, Simbol Tradisi Perkawinan di Probolinggo yang Penuh Makna
Ilustrasi Kembang Lamaran (Foto: daksabudaya.com)

PROBOLINGGO, SJP - Kembang Lamaran adalah bagian penting dari prosesi lamaran dalam tradisi perkawinan masyarakat Kota Probolinggo, Jawa Timur. Nama "Kembang Lamaran" berasal dari bahasa Jawa, di mana "kembang" berarti bunga, dan "lamaran" merujuk pada proses pertunangan sebelum pernikahan. Sepasang buket ini, yang menyerupai bunga mekar, dihiasi dengan berbagai bahan simbolis dan digunakan dalam upacara lamaran atau sebelum akad nikah.

Ciri Khas dan Proses Pembuatan Kembang Lamaran

Kembang Lamaran terdiri dari berbagai elemen, termasuk wadah logam atau plastik, pohon pisang muda, bunga sedap malam, bunga pinang, bunga mawar, dan buah pisang. Proses pembuatannya diawali dengan persiapan wadah, lalu dilanjutkan dengan penataan pohon pisang sebagai penyangga, dan pengisian dengan ketupat atau buah pisang sebagai simbol perempuan atau pria. Bunga sedap malam, bunga pinang, serta daun sirih ditambahkan untuk melengkapi komposisi.

Dahulu, pembuatan kembang lamaran dilakukan oleh wanita keluarga pengantin, namun kini banyak pengrajin yang menawarkan jasa pembuatan kembang lamaran dengan berbagai variasi desain yang mengikuti selera estetika masyarakat.

Makna Simbolis di Balik Kembang Lamaran

Setiap elemen dalam Kembang Lamaran memiliki makna mendalam. Pohon pisang yang digunakan sebagai penyangga melambangkan kestabilan dan ketenangan dalam menghadapi ujian pernikahan. Bunga sedap malam dan bunga pinang yang harum menyimbolkan doa agar hubungan tetap indah dan wangi. Sementara ketupat atau lepet yang mewakili perempuan melambangkan keberlanjutan hubungan yang akan selalu kokoh, sedangkan buah pisang sebagai simbol pria mengandung makna kesuburan dan harapan akan keturunan.

Sejarah dan Evolusi Kembang Lamaran

Sejarah Kembang Lamaran di Probolinggo diperkirakan bermula pada tahun 1950-an. Awalnya, kembang lamaran dibuat oleh wanita muda yang memiliki hubungan darah dengan keluarga pengantin. Namun, seiring waktu, pembuatan kembang lamaran menjadi profesi tersendiri, dan banyak muncul pengrajin dengan berbagai desain, termasuk bentuk modern seperti Nyi Blorong dan Burung Merak.

Fungsi Sosial dan Ekonomi Kembang Lamaran

Selain sebagai elemen dekoratif dalam prosesi pernikahan, Kembang Lamaran juga memiliki peran sosial yang penting. Sepasang kembang lamaran sering kali dibawa oleh keluarga mempelai pria sebagai tanda lamaran yang sakral dan diharapkan dapat memastikan kelancaran pernikahan. Dalam masyarakat modern, Kembang Lamaran juga memberi manfaat ekonomi bagi pengrajin dan pekerja yang terlibat dalam pembuatannya, terutama selama musim pernikahan.

Kini, Kembang Lamaran tidak hanya sekadar simbol dalam upacara adat, tetapi juga menjadi bagian penting dari seni dekorasi pernikahan, dengan berbagai variasi model yang bisa dipilih sesuai dengan permintaan pelanggan. (**)

sumber: daksabudaya.com
Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow