Kabupaten Mojokerto Alami Inflasi 1,82 Persen, Cuaca Ekstrem Jadi Pemicunya

Penyumbang inflasi tertinggi yaitu adanya tren kenaikan harga pada bawang merah. Fenomena itu dipicu oleh cuaca ekstrem dalam berapa pekan terakhir. 

05 Dec 2024 - 15:00
Kabupaten Mojokerto Alami Inflasi 1,82 Persen, Cuaca Ekstrem Jadi Pemicunya
Proses penyortiran bawang merah di Mojosari Mojokerto. (Syaiful/SJP)

MOJOKERTO, SJP - Kabupaten Mojokerto mengalami inflasi sebesar 1,82 persen dari periode November 2023 hingga November 2024. Persentase inflasi itu dihitung secara year on year (YoY) atau dari tahun ke tahun.

Sementara data inflasi untuk tahun kalender kumulatif selama Januari hingga November 2024, sebesar 1,72 persen. Pada November 2024, angka inflasi di Mojokerto mencapai 0,26 persen. 

Penyumbang inflasi tertinggi yaitu adanya tren kenaikan harga pada bawang merah. Fenomena itu dipicu oleh cuaca ekstrem dalam berapa pekan terakhir. 

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mojokerto, Eko Wahyudi tak menampik hal itu. Bahkan ada tiga komoditas yang turut andil menjadi penyebab inflasi di Kabupaten Mojokerto

"Pertama adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kedua, kelompok perlengkapan, dan peralatan. Terakhir, kelompok pemeliharaan rutin rumah tangga dan kelompok perawatan pribadi," ucapnya, Kamis (5/12/2024).

Dalam catatan Bappeda Kabupaten Mojokerto, komoditas yang memiliki andil besar pada terjadinya inflasi di bulan November ini adalah bawang merah. Disusul daging ayam. Selanjutnya emas perhiasan, bawang putih, wortel, beras, ikan kaleng, tomat dan sawi hijau. 

Menurut Eko, penyebab utama inflasi yaitu naiknya harga bawang merah akibat pengaruh cuaca yang tidak menentu. Hal itu berakibat pada siklus tanam. Sehingga menghambat masa panen di beberapa wilayah. 

"Ya, produsen utama bawang merah. Hal ini yang kemudian menyebabkan pasokan di pasar mengalami penurunan. Sehingga berpengaruh terhadap harga yang mengalami kenaikan," jelas dia. 

Sementara itu, Eko menyebut, komoditas yang menghambat terjadinya inflasi yaitu cabai merah. Cabai merah terpantau mengalami penurunan harga. Produksi cabai saat ini dalam kondisi normal dan pasokan lancar. Dikarenakan daya beli berkurang.

Kondisi itu berakibat pada turunnya permintaan cabai merah. Sehingga harga cabai di pasar maupun di tingkat petani juga mengalami penurunan.

"Kalau deflasi November ini adalah cabai merah. Disusul telur ayam," tandasnya.

Diketahui, terdapat 11 daerah di Jawa Timur mengalami inflasi pada bulan November 2024. Antara lain yaitu, Kabupaten Bojonegoro dengan inflasi sebesar 0,46 persen. Disusul Kabupaten Sumenep dengan inflasi sebesar 0,37 persen. Kabupaten Tulungagung sebesar 0,35 persen. 

Kemudian Kabupaten Gresik 0,32 persen. Kota Madiun 0,29 persen. Kabupaten Mojokerto 0,26 persen. Kota Probolinggo 0,24 persen. Kota Malang 0,24 persen. Kota Surabaya 0,19 persen. Kota Kediri 0,17 persen. Kabupaten Jember sebesar 0,17 persen. Serta Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,11 persen. (*) 

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow