Jelang Tahun Baru 2025, Stok Bahan Pangan Kota Batu Aman
Secara umum stok bahan pangan pokok tidak ada masalah, meskipun harga beberapa komoditi masih berfluktuasi karena pengaruh cuaca ekstrem.
KOTA BATU, SJP - Menjelang pergantian tahun 2025, ketersediaan stok bahan pangan pokok di Kota Batu dipastikan aman. Meski demikian, sejumlah komoditas mengalami fluktuasi harga yang dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya cuaca ekstrem.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Batu Lestari Aji, pada Senin (16/12/2024) menyampaikan, secara umum stok bahan pangan pokok tidak ada masalah.
"Pantauan kami, ketersediaan barang aman, tetapi ada fluktuasi harga karena faktor cuaca. Seperti harga beras medium sebagai bahan pangan utama masyarakat masih relatif stabil meskipun sedikit naik. Setiap minggu kami melakukan zoom meeting dengan Kemendagri. Harga beras medium secara umum memang masih di atas rata-rata, tapi tidak terlalu tinggi. Data dari Bapanas juga menunjukkan hasil panen masih mencukupi," ungkapnya.
Untuk menjaga stabilitas harga beras, pemerintah telah menyalurkan bantuan beras dari pusat melalui Bapanas sebanyak tiga tahap sepanjang tahun ini. Selain itu, pemerintah daerah juga mengalokasikan bantuan beras melalui APBD Kota Batu 2024. Bantuan ini menyasar penerima yang berbeda dengan bantuan pusat.
"Minggu lalu kami juga mendistribusikan beras dari APBD Kota Batu. Total ada 1.762 penerima, dan kami pastikan tidak ada penerima ganda dengan bantuan pusat," tambahnya.
Di sisi lain, gerakan pangan murah juga terus digalakkan untuk menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Namun, fluktuasi harga tetap terjadi pada beberapa komoditas, seperti cabai, bawang merah, dan daging ayam ras.
Dari data Panel Harga Bapanas, harga cabai merah keriting naik dari Rp 18.000 per kilogram pekan lalu menjadi Rp 25.000 per kilogram. Cabai rawit merah juga mengalami kenaikan dari Rp 25.000 menjadi Rp 32.000 per kilogram. Sementara itu, bawang merah naik dari Rp 38.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram.
"Kenaikan harga ini biasanya dipengaruhi oleh cuaca ekstrem yang mengurangi hasil panen. Namun, sejauh ini tidak ada indikasi penimbunan barang di pasaran," ujar Lestari.
Ia berharap, fluktuasi harga ini bisa ditekan sehingga masyarakat tetap dapat mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, meski permintaan cenderung meningkat jelang tahun baru. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?