Jelang Pilkada Lamongan, Dua Lembaga Survei Sebut Pasangan Yes Dirham Unggul Tipis
LAMONGAN, SJP - Dua kandidat pasangan calon (paslon) bersaing ketat untuk menduduki kursi empuk bupati dan wakil bupati Lamongan. Persaingan antara pasangan Abdul Ghofur-Firosya Shalati dan Yuhronur Effendi-Dirham Akbar Aksara semakin ketat.
Dari hasil survei terbaru yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA, dinamika pertarungan politik di Kabupaten Lamongan memberikan gambaran menarik tentang peluang dan tantangan kedua paslon.
Dalam hasil survei LSI Network Denny JA, pasangan Yuhronur dan Dirham unggul tipis dari pasangan Ghofur dan Firosya. Kekuatan kedua paslon hanya berjarak sekitar 3 persen. Elektabilitas Yuhronur berada di angka 41,1 persen. Sementara Ghofur, 38,3 persen.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa segala kemungkinan masih bisa terjadi. Namun, Ghofur menghadapi tantangan tingkat pengenalan yang lebih rendah, yaitu 75,1 persen dibanding Yuhronur yang mencapai 88,5 persen.
Jika Ghofur bisa meningkatkan popularitasnya, peluang untuk menyalip masih terbuka. LSI Network Denny JA juga menyoroti pentingnya meraih suara dari soft supporter yang di Lamongan mencapai 41,2 persen.
Sementara itu, Accurate Research and Consulting Indonesia (Arci) menunjukkan gambaran berbeda. Hasil survei Arci mengungkap bahwa Yuhronur memimpin dengan elektabilitas 61,7 persen, jauh di atas Ghofur yang hanya memperoleh 34,2 persen.
Survei tersebut dilakukan pada 30 Oktober 2024 hingga 7 November 2024. Keunggulan ini diperkuat oleh jumlah pemilih setia (strong voters) Yuhronur-Dirham yang mencapai 81 persen. Sementara Ghofur-Firosya hanya 39,1 persen.
Meski begitu, mayoritas pemilih kedua paslon masih tergolong swing voters. Namun demikian, meski elektabilitas Ghofur-Firosya terus meningkat sejak Juli, kenaikannya mulai melambat. Sementara Yuhronur-Dirham menunjukkan tren yang stabil.
Menurut Direktur Arci, Denny Fahrian, pertempuran ini tidak hanya tentang popularitas. Tetapi juga soal bagaimana masing-masing kandidat mampu memanfaatkan sisa waktu dengan optimal untuk meyakinkan para pemilih yang masih bimbang.
"Dengan sisa waktu 16 hari sebelum pilkada pada 27 November 2024 nanti, Ghofur-Firosya harus mengubah strategi dan fokus langsung ke pendekatan lapangan untuk menggaet swing voters,” ungkapnya, Kamis (14/11/2024). (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?