Indonesian Corrosion Week 2024: Upaya ITS Tingkatkan Kesadaran Mahasiswa tentang Korosi

Salah satu dampak utama korosi adalah kegagalan material yang dapat berujung pada kerusakan infrastruktur penting seperti jembatan, bangunan, dan instalasi industri, ini juga bukti bahwa korosi merupakan masalah serius yang perlu diperhatikan.

02 Jun 2024 - 19:45
Indonesian Corrosion Week 2024: Upaya ITS Tingkatkan Kesadaran Mahasiswa tentang Korosi
Azzah Fachriza Yustia saat memaparkan materi Corrosion Awareness (Dok. Humas ITS/SJP)

Surabaya, SJP - Korosi, proses kimia alami yang merusak logam ini telah menjadi perhatian serius di berbagai sektor industri, karena dampaknya yang tidak hanya mengurangi umur pakai material, namun juga menimbulkan potensi bahaya yang signifikan bagi infrastruktur dan lingkungan.

Maka, kesadaran akan dampak korosi terhadap lingkungan penting untuk diketahui guna meminimalkan dampak negatifnya, terutama di tingkat pendidikan.

Sebagai salah satu upaya dan penyediaan wadah untuk memperluas kesadaran mahasiswa akan korosi, Indonesian Corrosion Association (Indocor) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar talkshow Indonesian Corrosion Week (ICW) 2024.

Dalam kegiatan ini, materi tentang Corrosion Awareness disampaikan langsung oleh Mahasiswa Departemen Material dan Metalurgi ITS, yakni Azzah Fachriza Yustia. 

Ia menyoroti bahwa biaya global akibat korosi mampu mencapai kisaran 50 triliun dollar AS, dengan 80 persen dari total biaya tersebut dialokasikan untuk pengendalian korosi.

Salah satu dampak utama korosi adalah kegagalan material yang dapat berujung pada kerusakan infrastruktur penting seperti jembatan, bangunan, dan instalasi industri, ini juga bukti bahwa korosi merupakan masalah serius.

“Kerusakan ini tidak hanya membahayakan keselamatan masyarakat, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial,” jelas Azzah, Minggu (2/6).

Dirinya menambahkan, bahwa kerusakan akibat korosi pada material dan infrastruktur tidak hanya menimbulkan risiko keamanan, tetapi juga mengganggu aktivitas masyarakat dan memerlukan biaya operasional yang besar untuk penggantian dan perbaikan. 

“Maka, perlu dilakukan pencegahan agar dampak korosi ini dapat dihindari,” ungkap Azzah yang kini menjabat sebagai General Secretary Himpunan Mahasiswa Teknik Material dan Metalurgi (HMMT) ITS.

Perempuan kelahiran Ponorogo ini juga membeberkan mengenai strategi dan langkah preventif untuk mencegah korosi, seperti pemilihan material tahan korosi, pelapisan dengan cat atau bahan pelindung, penggunaan inhibitor korosi, dan desain yang menghindari perangkap air atau kelembaban.

“Dengan menerapkan strategi ini, dampak korosi dapat diminimalkan,” tambahnya.

Azzah berharap acara yang diadakan di Departemen Teknik Geomatika ini diharap mampu memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang pentingnya memahami korosi untuk keberlanjutan lingkungan di masa depan.

"Kesehatan masyarakat dan keberlanjutan ekosistem akan lebih terjaga jika langkah-langkah pencegahan korosi diimplementasikan dengan efektif," pungkasnya.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow