Hasil Survei Elektabilitas Yuhronur Efendi Sebgai Cabup Lamongan Masih Tertinggi

Survei PSDK melibatkan 1.200 koresponden yang tersebar di 27 kecamatan di Kabupaten Lamongan. Warga Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah masih menginginkan Yuhronur Efendi kembali menjadi bupati Lamongan.

12 Jun 2024 - 22:00
Hasil Survei Elektabilitas Yuhronur Efendi Sebgai Cabup Lamongan Masih Tertinggi
PSDK Unisda Lamongan ketika memaparkan hasil survei Pilkada Lamongan 2024 ( Poto ; Ist/Atma/SJP)

Kabupaten Lamongan, SJP - Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PSDK) Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan mengumumkan hasil survei terbaru terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lamongan 2024, Rabu ,(12/6 2024)

Menurut hasil survei yang dilakukan PSDK Unisda, beberapa nama calon kandidat unggulan dalam popularitas dan elektabilitas. Survei ini dilakukan untuk mengukur preferensi masyarakat Lamongan terhadap calon kepala daerah yang akan berlaga pada Pilkada mendatang.

Hasilnya, warga Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah masih menginginkan Yuhronur Efendi kembali menjadi bupati. Survei PSDK ini melibatkan 1.200 koresponden yang tersebar di 27 kecamatan di Lamongan.

Survei ini diambil dari berbagai jenjang usia dan latar belakang profesi dan survei digelar pada 26 - 31 Mei 2024 lalu.

Peneliti PSDK, Ahmad Sholikin mengatakan, survei elektabilitas Yuhronur Efendi diangka 35 persen, disusul Abdul Ghofur dengan 15 persen dan Suhandoyo 12 persen. Sedangkan untuk nama kandidat lain seperti Abdul Rouf, Khusnul Yakin, Debby Kurniawan, Ahmad Shandy mendapat angka dibawah 5 persen.

"Hasil survei yang kami rilis untuk bakal calon Bupati Lamongan Yuhronur Efendi masih tinggi dibandingkan calon lainnya survei ini juga kita lakukan di dua ormas Islam NU dan Muhammadiyah," kata Peneliti PSDK, Ahmad Sholikin.

Sholikin menjelaskan, dari keseluruhan koresponden menjatuhkan pilihannya berdasarkan latarbelakang figur, kedekatan, dan hubungan calon dengan pesantren, kemudian partai politik dan tokoh muda atau milenial.

Sementara itu, peneliti PSDK Halim menjelaskan hasil survei tersebut masih sangat dinamis koresponden cenderung bisa merubah pilihannya lantaran belum masuk masa kampanye dan tahapan pilkada.

"Masih dinamis, mengingat hari ini pemilih masih mengukur kandidat berdasarkan media sosial, juga belum masa kampanye,"tutupnya. (*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow