Belajar dari Laka Bus Pariwisata di Batu: Pentingnya Antisipasi Rem Blong sebelum Berkendara

Kecelakaan lalu lintas karena dipicu rem blong kerap terjadi tanpa ada solusi penanganan

09 Jan 2025 - 10:18
Belajar dari Laka Bus Pariwisata di Batu: Pentingnya Antisipasi Rem Blong sebelum Berkendara
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas (Freepik)

SUARAJATIMPOST.COM - Kecelakaan lalu lintas dengan penyebab rem blong sudah berulang kali terjadi. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, dalam beberapa tahun terakhir ini, terdapat 14 kasus kecelakaan besar yang disinyalir bersumber dari rem.

Terbaru, kasus kecelakaan lalu lintas karena rem blong terjadi pada bus pariwisata di Jalan Imam Bonjol, Kota Batu, Rabu (8/1/2025) malam. Kecelakaan maut itu melibatkan 12 kendaraan: 7 mobil dan 5 motor. Empat orang dinyatakan tewas dalam tragedi itu.

Namun upaya pencegahan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan rem blong, masih belum terlihat maksimal. Rem menjadi penyebab dalam beberapa kali kecelakaan. Hal ini perlu menjadi perhatian penting, agar tidak terulang kembali.

Sejauh ini,  kasus kecelakaan yang bersumber dari rem, penyelesaiannya hanya berfokus pada penanganan pasca-kecelakaan. Seperti penanganan korban, asuransi, dan menindak pengemudi yang dianggap perlu bertanggung jawab.

Sementara penyebab kecelakaan itu sendiri, seperti rem blong, tidak ditindaklanjuti dengan serius dan dianggap selesai begitu saja. Akhirnya, kejadian serupa terjadi secara berulang-ulang. Korban nyawa pun terus berjatuhan.

Kemenhub merinci faktor terjadinya kecelakaan di jalanan. Yakni faktor sarana, prasarana, manusia, dan lingkungan. Tidak jarang juga, kecelakaan terjadi karena gabungan dari empat faktor tersebut. Umumnya, kecelakaan terjadi karena beberapa sebab yang saling terkait. 

Oleh sebab itu, penting juga dipahami bahwa setiap pengemudi memiliki tanggung jawab untuk melakukan perawatan dan pengecekan sebelum melakukan perjalanan secara berkala. Untuk keselamatan saat perjalanan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan bersama Indonesia Road Safety Partnership dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyusun rekomendasi untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan yang bersumber dari rem atau rem blong.

Pastikan komponen rem dalam keadaan baik sebelum berkendara

Pengemudi bertanggung jawab memastikan kendaraan dalam kondisi baik sebelum berkendara di jalan. Hal yang perlu diperhatikan yaitu memastikan pedal rem berfungsi dengan normal. Yakni cara menginjak rem 7 sampai dengan 10 kali injakan.

Penting juga memperhatikan jarak balik pedal. Jika pedal turun secara bertahap, maka sistem booster dalam keadaan normal. Level minyak rem juga perlu diperhatikan batas maksimal dan minimalnya.

Mencampur minyak rem tidak disarankan. Karena akan memengaruhi dot minyak rem. Dot yang tidak sesuai, akan mempercepat proses minyak rem mendidih dan masuk angin. Mengganti minyak rem secara berkala juga merupakan hal penting.

Tromol juga perlu diperhatikan. Tromol celah kampas rem standarnya 0,1 sampai 0,3 milimeter. Sensor harus dipastikan bekerja dengan baik. Pada saat mengisi, harus mencapai 9 bar. Jika tekanan angin berada di bawah 6 bar, kemungkinan rem tidak bisa diinjak.

Antisipasi saat melintasi jalan menurun dan berkelok

Saat memasuki jalanan menurun, penting untuk menggunakan gigi rendah dan mengaktifkan sistem rem lainnya. Tujuannya, agar rem utama bekerja lebih ringan untuk menghindari timbulnya panas pada kampas rem.

Kampas menjadi panas karena penggunaan rem kaki secara maksimal dan terus menerus. Hal ini menjadi penyebab utama rem blong. Mengocok pedal rem secara berulang kali akan membuat tekanan angin menjadi tekor, atau minyak rem masuk angin.

Sebagian besar kecelakaan yang disebabkan rem blong terjadi saat memasuki jalanan menurun panjang. Truk atau bus yang mengalami rem blong, pada umumnya menggunakan gigi tinggi pada saat memasuki jalanan menurun.

Pengemudi kerap mengocok pedal rem saat rem tidak bekerja secara maksimal. Pada saat mengalami rem blong, sebaiknya tidak melakukan pemindahan gigi ke gigi rendah. Karena akan menyebabkan gigi masuk ke posisi netral.

Dashboard juga perlu diperhatikan ketika memasuki jalanan menurun. Warna pada dashboard merupakan indikator agar pengemudi mengantisipasi kejadian rem blong. Saat dashboard berada di zona merah, maka pengemudi berada pada zona bahaya.

Tindakan pada saat kampas rem panas

Hindari mendinginkan kampas rem dengan menyirami air. Tunggu minimal 30 menit sampai kampas menjadi dingin. Jika kampas atau tromol disiram dengan air saat panas, akan mengalami perubahan bentuk menjadi oval. Hal ini dapat memicu rem blong.

Mengubah dan memodifikasi sistem pengereman tidak diperbolehkan. Karena dapat berakibat kerja rem tidak sempurna. Bila itu dilakukan, maka pengemudi dapat disanksi hukuman berat. Karena dianggap lalai.

Kunci keselamatan berkendara, tidak lepas dari peran pengemudi dalam mengoperasikan kendaraan. Ada tiga hal penting yang selayaknya dan patut untuk diperhatikan dalam berkendara di jalanan, yakni:

  1. Kompeten, setiap pengemudi bus atau truk di jalan memahami sistem yang bekerja pada kendaraan tersebut. Mulai dari jenis rem yang digunakan, penel instrumentasi pada dashboard serta teknik pengereman dengan menggunakan perlambatan mesin.
  2. Disiplin, setiap pengemudi selain disiplin mematuhi peraturan lalu lintas di jalan, juga harus disiplin dalam menjalankan semua prosedur. Baik sebelum mengemudi, pada saat mengemudi, dan sesudah mengemudi.
  3. Jujur, setiap pengemudi harus jujur terhadap dirinya. Jika mengantuk, lelah, atau sakit, sebaiknya berhenti mengemudi. Jika tidak memahami sistem kerja kendaraan, sebaiknya bertanya kepada ahlinya. (**)

Sumber: Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow