Gandeng Komnas PA Surabaya, SD TPI Gedangan Berkomitmen Wujudkan Sekolah Ramah Anak
SD TPI Gedangan gelar kegiatan seminar anti bullying dengan gandeng Komnas PA Surabaya sebagai wujud komitmen mereka untuk wujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA).
Surabaya, SJP - Bertengkar dan saling ejek di lingkungan sekolah mungkin sudah dianggap hak sepele bagi banyak orang, bahkan bagi wali murid dari peserta didik, namun tidak jarang perihal itu bisa menimbulkan permasalahan yang lebih berbahaya jika terus dibiarkan.
Atas dasar itu, Sekolah Dasar (SD) TPI Gedangan, Sidoarjo mengadakan Seminar "Stop Kekerasan & Bullying Terhadap Anak" sekaligus penandatanganan MOU deklarasi menjadi Sekolah Ramah Anak (SRA) dengan menggandeng Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA) Surabaya pada Rabu, (22/5).
Kegiatan tersebut melibatkan seluruh siswa kelas 1-6, wali murid, komite sekolah, perwakilan yayasan juga seluruh guru SD TPI Gedangan untuk mengikuti rangkaian kegiatan hingga seminar yang diisi oleh Ketua Komnas PA Surabaya yakni Syaiful Bachri.
Sebagi informasi tambahan, seluruh Sekolah Islam di Sidoarjo saat ini diarahkan untuk berada di bawah naungan Badan Penyelenggara Pendidikan Nahdlatul Ulama (BPPNU) Sidoarjo.
Khoirun Nisak selaku Kepala Sekolah (Kepsek) SD TPI Gedangan mengungkapkan bahwa pihak sekolah memang sedang berupaya untuk aktif mengadakan kolaborasi positif dengan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik.
"Kita juga sedang mencari petunjuk dan masih belajar tentang ini, karena kita juga ingin agar SD TPI Gedangan mampu untuk memberi hak anak secara penuh," ujar Nisak.
Dirinya menyadari bahwa guru tidak bisa seterusnya mengawasi anak didiknya, maka kegiatan ini juga ditujukan untuk membuka mindset semua pihak bahwa perlu adanya kerja sama antara pihak guru, wali murid dan masyarakat secara umum.
"Kesadaran orang tua perihal anak juga ingin kita tanamkan, agar pemikiran jika anak bertengkar dan saling ejek itu merupakan hal biasa bisa berubah," ungkapnya.
Nisak ingin menekankan bahwa apa yang biasa disebut kejahilan anak dapat berimbas menjadi kekerasan fisik jika terus dibiarkan, dan itulah yang harus dihindari.
"Alhamdulillah, sejauh ini tidak ada laporan kekerasan terjadi di lingkungan SD TPI Gedangan, namun untuk laporan saling ejek itu masih ada, kita ingin menindaklanjuti otu agar bisa sepenuhnya hilang," imbuh Nisak.
Ia juga mengungkapkan bahwa seluruh wali murid diundang untuk menghadiri kegiatan tersebut, meski tidak semuanya dapat hadir, setidaknya ada lebih dari 50 wali murid dapat hadir untuk mengikuti seminar.
"Kita undang mereka juga untuk menunjukkan bahwa uoaya sekolah tidak main-main, bahkan kegiatan ini sudah masuk ke mapping kalender sekolah," ucapnya.
"Pihak sekolah juga berencana untuk mengadakan acara parenting sendiri yang khusus membahas softskill, karena kita tahu prestasi akademik saja itu sebenarnya tidak cukup," tambah Nisak.
Nisak sendiri memiliki komitmen agar para siswa di tiap harinya tidak hanya "Sedang belajar apa?", namun tiap harinya menjadi "Sudah bisa apa?", menunjukkan bahwa kemampuan para siswa bertambah dan bisa berdaya dengan keunggulannya masing-masing.
Usai adakan kegiatan positif ini, Nisak mewakili sekolah berharap kedepan SD TPI Gedangan benar-benar mampu untuk menyediakan layanan pendidikan ramah anak dan memiliki konsep visioner.
Sementara itu, Ketua Komnas PA Surabaya yakni Syaiful Bachri ingin dengan diadakannya kegiatan hari ini, visi dan misi baik antara Kepala Sekolah, guru, komite serta wali murid bisa disatukan, mengingat banyaknya kasus kekerasan anak yang termuat di media.
"Besar harapan kami dari Komnas PA, hari ini sebagai pematik untuk bisa mengurangi kegiatan bullying serta memutus mata rantai kekerasan pada anak baik di rumah maupun di sekolah," ucap Syaiful.
Dirinya merasa bahwa sinergi untuk saling melengkapi dalam upaya perlindungan anak sangatlah dibutuhkan saat ini, agar program yang dibawa mampu membuat anak terlindungi, Indonesia maju menyambut generasi emas Indonesia 2045.
"Salam Perlindungan Anak untuk kita semua," tegasnya.
Masih di lokasi yang sama, Tuson Wikandana selaku Kaur Tata Dan Umum Desa Gedangan yang mewakili pihak yayasan mengungkapkan bahwa momen dari seminar ini pas, yang mana saat ini sektor pendidikan dasar sedang ada banyak tantangan.
"Kemajuan teknologi juga mempengaruhi, seperti sosial media, kita tau banyak anak dibawah umur bahkan setingkat SD sudah berani melakukan tindak kekerasan hingga niatan untuk menghabisi temannya," ucap Tuson.
Ia juga mengkritisi, yang mana saat ini para guru diberi kesibukan sendiri untuk mengisi laporan kegiatan harian sekolah, yang tak jarang menyita waktu mereka untuk memperhatikan para siswa.
"Tidak salah sebenarnya, karena itu juga berkaitan dengan tunjangan kinerja (tukin), namun menurut saya ini perlu di atur kembali agar tidak terlalu banyak menyita waktu para guru," pesannya.
Tuson berharap dengan diadakannya kegiatan seminar ini pihak sekolah bisa mendapatkan masukan dan nilai yang berharga untuk nantinya ditindaklanjuti oleh pihak sekolah. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?