Gandeng IES, Institut STTS Dorong Integrasi AI dan IoT untuk Perangkat Masa Depan yang Lebih Cerdas

Institut STTS gencar dalam berikan edukasi mengenai integrasi AI kedalam perangkat IoT untuk ciptakan perangkat yang lebih cerdas, lebih adaptif dan mampu untuk berfikir secara mandiri.

21 May 2024 - 15:00
Gandeng IES, Institut STTS Dorong Integrasi AI dan IoT untuk Perangkat Masa Depan yang Lebih Cerdas
Seminar dan Workshop IES Day sebagai salah satu upaya ISTTS dalam upaya berikan edukasi mengenai IoT dan AI kepada masyarakat (Dok. Humas ISTTS/SJP)

Surabaya, SJP - Internet of Things (IoT) dan Kecerdasan Buatan (AI) adalah dua teknologi yang berkembang pesat dan memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai aspek kehidupan manusia.

Saat ini, para peneliti dan inovator telah berupaya dalam penggabungan kedua teknologi ini untuk menciptakan sistem yang lebih cerdas dan efisien yang dapat meningkatkan kualitas hidup, efisiensi bisnis, dan banyak aspek lainnya. 

Sebagai kampus berlatar belakang teknologi, Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) yang juga dicanangkan sebagai Kampus AI ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang cukup gencar dalam upaya beri edukasi kepada masyarakat perihal bahasan tersebut.

Upaya tersebut mencakup penelitian, pengembangan aplikasi, hingga kegiatan edukatif seperti giat kolaboratif bersama Industrial Electronic Society (IES) dalam Seminar & Workshop IES Day ‘Intelligent IOT: Leveraging AI for Next Generation Electronic Solutions' pada Sabtu, (18/5) lalu.

Dr. Ir. Esther Irawati Setiawan, S.Kom, M.Kom, seorang Associate Professor di ISTTS yang menjadi salah satu pengisi seminar dalam IES Day kala itu mengungkapkan bahwa saat ini IES fokus untuk menciptakan perangkat pintar (smart devices) yang menggabungkan IoT dan AI.

"Dulu IES yang fokus ke perangkat Smart IoT kini telah beralih untuk fokus dalam pengembangan AI IoT, jadi IoT itu digabungkan dengan AI untuk ciptakan perangkat yang lebih cerdas," terang Esther, Selasa (21/5). 

Sebagai informasi, IES Sendiri adalah asosiasi resmi pertama di dunia yang telah berjalan selama puluhan tahun sebagai wadah utama untuk mengumpulkan para peneliti dan inovator dari berbagai kalangan.

Esther yang juga merupakan seorang Women Ambassador (Duta Wanita) Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) ini menjelaskan bahwa integrasi AI dapat membantu perangkat IoT dalam hal adaptasi.

"Perangkat IoT itu sudah cerdas, seperti AC atau termostat otomatis yang dapat dikendalikan dan dipantau jarak jauh melalui aplikasi di smartphone, dan jadwalnya bisa kita atur kapan nyala dan kapan mati," paparnya.

Namun, perangkat IoT itu belum mampu untuk beradaptasi dan mengambil keputusan sendiri, disinilah peran AI untuk mengatasi kelemahan tersebut dengan dimasukkan ke dalam perangkat IoT.

"Kedepan perangkat itu tidak perlu diatur dan bisa ambil keputusan sendiri sesuai kebiasaan penggunaan dan lingkungan sekitar, seperti menyesuaikan dengan cuaca, kita tidak perlu mengatur jadwal, dan lebih mengenal penggunanya," terang Esther.

Dalam perwujudannya juga perlu adanya kerjasama antar bidang, seperti Informatika dan Sistem Informasi sebagai pembuat dan pengembang coding, juga bidang elektro dalam pembuatan perangkat IoT tersebut.

"Intinya saya harap melalui kegiatan IES Day maupun dari kegiatan edukatif lainnya, karya-karya inovatif baru semakin banyak bermunculan agar bisa memajukan Kota Surabaya atau bahkan Indonesia," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III ISTTS yakni Dr. Ir. FX. Ferdinandus, M.T. menjelaskan bahwa Institut STTS akan terus berupaya dalam memberikan edukasi terhadap masyarakat mengenai teknologi, khususnya perihal AI yang sudah menjadi bahasan khas dari kampusnya 

“Sebagai Kampus AI, dalam perkembangan AI yang sangat cepat ini, kita berusaha untuk terus masif membahas tentang AI,” tutur Ferdinandus. 

Ia membeberkan bahwa kegiatan IES kemarin itu dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo M.Eng. selaku IES Indonesia Chapter yang juga merupakan seorang peniliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

"Di Surabaya, untuk kampus yang fokus dalam bahasan teknologi itu ISTTS dan ITS, kita juga tidak tudak jarang lakukan kolaborasi bersama dalam hal pengembangan teknologi, khususnya AI," ucapnya.

Baginya, bahasan mengenai AI itu perlu untuk sering digaungkan, mengingat sudah mulai bermunculan kekhawatiran di tengah masyarakat yang merasa akan segera digantikan oleh robot dan AI.

“AI akan lebih pandai memang, tetapi itu diciptakan unruk membantu manusia, bukan untuk menggantikan manusia,” tukas Ferdinandus. 

Ferdinandus berharap peran dari ISTTS mampu untuk mengedukasi masyarakat Indonesia terkait perkembangan AI dan IoT, karena saat ini hingga manusia akan terus berdampingan dengan teknologi setiap harinya di kemudian hari.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow