FSAI 2024: Mengokohkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Australia-Indonesia Lewat Film

Festival Sinema Australia Indonesia 2024 tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana memperkuat hubungan diplomatik melalui industri kreatif.

08 Jun 2024 - 06:30
FSAI 2024: Mengokohkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Australia-Indonesia Lewat Film
Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2024 di Surabaya resmi diibuka (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) kembali digelar untuk kesembilan kalinya di tahun 2024, selain untuk hibur para penggemar juga penggiat film di tanah air, gelaran ini juga sebagai bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia-Indonesia.

FSAI 2024 hadir di sepuluh kota besar di Indonesia, meliputi Jakarta, Mataram, Bandung, Surabaya, Manado, Makassar, Padang, Samarinda, Balikpapan, dan Yogyakarta dengan membawa gelombang film-film unggulan terbaru dari kedua negara.

Gelaran FSAI 2024 di Kota Surabaya sendiri dilaksanakan di Cinema XXI, Ciputra World, selama dua hari, dari Jumat (7/6) hingga Sabtu (8/6) dengan menampilkan beberapa film karya sineas Australia dan Indonesia.

Konsulat Jenderal Australia Sementara di Surabaya, Anthea Griffin mengungkapkan bahwa gelaran FSAI 2024 ini merupakan salah satu upaya untuk mempererat hubungan diplomatik Australia dan Indonesia melalui jalur industri kreatif.

"Selama 75 tahun, Australia dan Indonesia telah bekerja bersama dalam menjaga hubungan yang dekat, dan film adalah medium yang sangat kuat untuk membantu kita menciptakan hubungan diplomatis ini," tutur Anthea, Jum'at (7/6).

Dirinya juga membeberkan bahwa gelaran FSAI 2024 tidak mengangkat tema tertentu, hal tersebut diperuntukkan agar filmnyang disajikan memiliki cakupan genre yang beragam.

"Kami sebenarnya tidak angkat tema tertentu dan berharap semua film yang ditayangkan dinikmati oleh seluruh penonton, kami juga bawakan film bergenre horor karena genre ini cukup populer di Indonesia," ungkap Anthea.

Festival ini akan dibuka dengan pemutaran perdana film berjudul "Blueback" di Indonesia, sebuah film dari Australia Barat yang menceritakan kisah umum tentang persahabatan, keluarga, dan komunitas

"Film ini memiliki pesan penting tentang perlindungan lingkungan laut kita dan keindahan lautan, saya harap film ini akan membawa seluruh penontonnya seolah berada di kawasan pantai di Australia Barat," terangnya. 

Kemudian pada Sabtu (8/6) akan dilanjutkan dengan pemutaran beberapa film lainnya, diantaranya adalah 'I Am Woman', lalu film horor berjudul 'Talk to Me' dan yang membanggakan adalah film Indonesia berjudul 'Petualangan Sherina 2'.

"Setiap tahun kita selalu bawakan film yang berbeda, dan pemutaran film 'Petualangan Sherina 2' buatan Mira Lesmana yang merupakan seorang lulusan Australia adalah contoh bagus dari kolaborasi kami dalam film," sebut mantan Konsulat Jenderal Australia di Bali itu.

Selain pemutaran film, FSAI di Kota Surabaya juga menghadirkan sesi Masterclass di Universitas Airlangga (UNAIR) yang diisi oleh Dr. Louise Curham, seorang arsiparis, pembuat film eksperimental dan dosen di School of Media, Creative Arts and Social Inquiry di Universitas Curtin. 

Acara pembuka FSAI 2024 di Surabaya dihadiri oleh banyak pihak, mulai dari kalangan akademisi, pengamat film, warga Australia di Surabaya, termasuk perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yakni Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin.

"Film adalah wadah bagi kita untuk bisa memahami satu sama lain, jadi saya harap selain menikmati film yang diputar, masyarakat juga busa mendapatkan wawasan baru akan banyak hal," pungkas Anthea.(*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow