Ecobrick Jadi Solusi Pengelolaan Sampah Plastik di Bondowoso
Pengelolaan sampah plastik dari rumah tangga dan semua lembaga pemerintah di Kabupaten Bondowoso, menjadi alternatif untuk mengolah sampah menjadi pundi-pundi rupiah.
Kabupaten Bondowoso, SJP - Permasalahan sampah sejatinya menjadi atensi semua pihak. Bukan hanya pemerintah saja, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah organik dan non organik perlu dilakukan dari tingkat rumah tangga.
Pemilahan sampah plastik juga sangat penting dilakukan dari rumah tangga. Karena, sampah ini sulit terurai dibandingkan sampah organik.
Ada banyak cara untuk mengolah sampah plastik, sehingga memiliki nilai ekonomis. Salah satu cara paling gampang yaitu dengan mengumpulkan, kemudian menjual ke pengepul rosokan.
Selain itu ada cara kreatif dengan membuat ecobrick. Yakni, salah satu kerajinan dari limbah atau sampah plastik yang revolusioner dimana manfaatnya sangat besar bagi manusia.
Ecobrick menjadi salah satu solusi di tengah kebuntuan pengelolaan limbah plastik. Seperti halnya di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur yang produksi sampah plastiknya tinggi.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bondowoso, melalui Kepala Bidang Persampahan dan Limbah B3, Erfan Rendy Wibowo, mencatat, setiap bulan produksi sampah di Bumi Ki Ronggo mencapai ribuan ton.
"Potensi sampah plastik di Bondowoso kalau dihitung dengan jumlah penduduk, bisa mencapai 9.695 ton per bulan," kata Ervan saat dikonfirmasi pada Ahad (9/6/2024).
"Sedangkan yang bisa kita kelola, melalui layanan DLH, di wilayah perkotaan sekitar 1.140 ton, mulai dari sampah yang dibuang ke depo atau TPS dan kita angkut ke TPA," imbuhnya.
Pengelolaan sampah plastik sebenarnya perlu dilakukan, sehingga memiliki nilai ekonomis. Saat ini banyak komunitas dan pecinta lingkungan yang mengajak masyarakat untuk mengelola sampah plastik.
"Ada pihak ketiga seperti masyarakat pecinta lingkungan yang mengarahkan masyarakat untuk menjual sampah plastik ke pengepul rosokan. Itu cara paling mudah untuk bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah," jelasnya.
Seperti diketahui, kata Ervan, sampah menjadi tantangan besar global, di mana dampaknya menimbulkan ancaman terhadap keberlanjutan lingkungan.
"Meskipun produksi dan pemakaian plastik telah dikurangi, limbah plastik tetap menjadi simbol buruk bagi kehidupan di bumi. Jadi harus ada cara dan upaya kreatif secara masif," tuturnya.
Lebih lanjut Ervan menerangkan cara pengelolaan sampah plastik menjadi ecobrick. Selain menjadi solusi pengelolaan limbah plastik, inovasi ini juga memberikan manfaat yang beragam, baik dari secara fungsional maupun ekonomis.
"Seperti di lingkungan sekolah, siswa bisa mengisi botol plastik air mineral dengan sampah plastik. Jika ini dikelola secara masif dan ada reward kepada siswa dari sekolah, maka pengelolaan sampah plastik bisa tertangani," ungkapnya.
Dari segi fungsional, Ervan juga menjelaskan jika ecobrick sering digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai produk, termasuk furnitur dan bahkan material dalam konstruksi bangunan.
"Meskipun sederhana, ecobrick mampu menjadi pengganti material bangunan seperti batu bata merah atau batako. Namun, karena harganya mahal, hal ini masih belum bisa masif dilakukan. Tapi kita (DLH) terus mencari investor yang mau membelinya," jelasnya.
Dirinya juga mengajak kepada semua pihak, baik lembaga pendidikan maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat untuk bersama-sama mengelola sampah sejak mulai dari rumah. (*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?