Drama Aturan Baru Balai Pemuda Surabaya Berakhir Manis Untuk Seniman Kota Pahlawan

Adapun Andreanus Gynawan, teman perupa Arsa yang sempat ditegur saat melakukan kegiatan rutinnya yakni "Goras-Gores" di area Balai Pemuda pada beberapa waktu lalu juga bersyukur atas beresnya masalah ini bagi seniman.

20 Jan 2024 - 14:45
Drama Aturan Baru Balai Pemuda Surabaya Berakhir Manis Untuk Seniman Kota Pahlawan
Bebas: Andre dan para seniman lukis lain kembali meramaikan area Balai Pemuda untuk melakukan kegiatan melukis OTS pasca drama aturan baru telah diluruskan (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Drama pemasangan pengumuman retribusi pengambilan foto di kawasan Alun-alun Balai Pemuda (Balpem) Kota Surabaya berakhir manis untuk para seniman, utamanya perupa di Kota Pahlawan.

Bagaimana tidak, para seniman yang awalnya ingin melakukan aksi protes melalui kegiatan melukis On The Spot (OTS) bertajuk "Aksi Seniman Surabaya (Akses)" untuk mengkritisi kebijakan tersebut, kini malah mendapat dukungan dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Muit Arsa selaku penggerak seni lukis yang ikut dalam kegiatan melukis OTS itu menjelaskan bahwa ada kesalahpahaman yang terjadi, terutama karena komunikasi yang kurang baik antara seniman Balai Pemuda dan pihak pengelola Balai Pemuda yang mengakibatkan kondisi sempat memanas.

"Kegiatan ini awalnya adalah bentuk protes dari seniman, bahkan awalnya singkatan yang diambil dari tajuk kegiatan ini bukanlah "Akses" melainkan "Asu" (Anjing)," terang Arsa, Sabtu (20/01/2024).

Tajuk tersebut diambil karena ada kekesalan dari para seniman atas kebijakan baru itu, mereka merasa seperti diperlakukan layaknya anjing (Asu) oleh pihak pengelola karena hanya diberikan ruang namun tidak ada kebebasan.

"Melukis OTS ini kan sebenarnya sudah sering kita lakukan, cuma yang spesial di kegiatan kali ini ya karena menyangkut peristiwa kesalahpahaman itu, terlebih kejadiannya bersamaan dengan kasus teman pelukis saya yang sempat ditegur saat melakukan giat di Balpem," ujar Ketua Komunitas Pelukis Akrilik (Koplak) itu.

Mantan Ketua Komunitas Perupa Jawa Timur (Koperjati) itu mengungkapkan bahwa dirinya sempat diundang rembuk dengan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya dan pengelola Balai Pemuda saat suasana panas kala itu untuk meluruskan permasalahan itu.

"Berita yang beredar di luar itu kan menuliskan bahwa orang yang berkegiatan di Balpem harus bayar, memang benar itu, namun ternyata hanya untuk kegiatan yang dikomersilkan," beber Arsa.

Dan perihal teman Muit yang mendapat larangan dan teguran tadi ternyata juga ditimbulkan atas kesalahpahaman, bahwa peraturan kali ini mewajibkan setiap orang yang ingin berkegiatan (komersil atau bukan) harus membuat laporan terlebih dahulu ke pihak pengelola, sebagai bentuk izin dan upaya penertiban.

"Balpem inikan sudah seperti rumah ke-2 bagi para seniman terutama pelukis, karena itu saat kemarin ada kabar tidak mengenakan kita langsung bereaksi untuk paling tidak minta klarifikasi," ujar pelukis yang sudah 25 tahun berkegiatan di Balai Pemuda itu.

Muit yang juga Ketua Gerakan Perupa Antar Kota (Geprak) itu bersyukur karena masalah ini sudah beres, kegiatan yang awalnya disingkat "Asu" juga sudah diganti menjadi "Akses", menggambarkan kembalinya akses para seniman untuk berkegiatan di Balai Pemuda tanpa rasa takut untuk membayar.

"Intinya kita juga tetap harus bertanggungjawab, kegiatan ini akhirnya juga mendapat dukungan dari Pemkot Surabaya," tandasnya.

Nantinya hasil lukisan OTS yang juga akan dilaksanakan pada Minggu (21/01/2024) besok juga akan di pamerkan pada 20-28 Januari 2024 di area Basement, Alun-Alun Kota Surabaya secara gratis.

Adapun Andreanus Gynawan, teman perupa Arsa yang sempat ditegur saat melakukan kegiatan rutinnya yakni "Goras-Gores" di area Balai Pemuda pada beberapa waktu lalu juga bersyukur atas beresnya masalah ini bagi seniman.

"Ya mulai saat ini kita jalin komunikasi agar kita sama-sama tahu jika ada kegiatan, selama ini kan kita memang tidak pernah membuat laporan, namun saat ini akan mulai bangun agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi," ucap Andre.

Dirinya berharap Balai Pemuda bisa terus menjadi tempat kumpul-kumpul yang bebas namun tetap teratur, tidak hanya untuk para seniman namun juga untuk seluruh masyarakat Kota Surabaya.

"Begitu banyak anak muda berkumpul disini namun tidak pernah ada pertengkaran, ini sangatlah positif. Jadi ayo, jaga tempat ini menjadi tempat yang ramai, mendidik, bebas namun tetap ingat, 'teratur' itu," pungkasnya.(*)

editor: trisukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow