DBC, IBC dan Sharia Digital Indonesia Gelar Pelatihan Blockchain di Surabaya

Pelatihan "Training for Trainer" blockchain di Surabaya mencetak pelatih berbasis syariah, dengan harapan meningkatkan literasi dan kemandirian ekonomi melalui teknologi blockchain dan farming online.

09 Oct 2024 - 14:30
DBC, IBC dan Sharia Digital Indonesia Gelar Pelatihan Blockchain di Surabaya
DBC, IBC dan Sharia Digital Indonesia gelar pelatihan untuk cetak mentor di bidang blockchain (Ryan/SJP)

SURABAYA, SJP - Blockchain, sebuah teknologi yang identik dengan mata uang kripto seperti Bitcoin semakin berkembang di ranah perekonomian global. Penggunanya pun juga semakin meluas. Berbagai sektor mulai mengakui kripto sebagai mata uang yang sah.

Guna memahami pentingnya penerapan teknologi ini di Indonesia, sejumlah pegiat crypto mulai dari kalangan guru dan dosen mengikuti pelatihan sertifikasi di Bumi Surabaya City Resort mulai 8-10 Oktober 2024. Kegiatan tersebut bertajuk "Training for Trainer".

Kegiatan itu diinisiasi oleh Dubai Blockchain Center (DBC), Indonesia Blockchain Center (IBC), dan Sharia Digital Technologies. Mereka juga berkolaborasi tripatrit dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Pelatihan tersebut bertujuan mencetak pelatih-pelatih blockchain untuk disebarkan di berbagai universitas dan lembaga di seluruh Indonesia.

Direktur Utama PT. Digital Syariah Teknologi dan PT. Indisy, Haji Hambali yang menjadi narasumber utama dalam acara itu, mengungkapkan rasa syukur atas tingginya antusiasme peserta. 

"Kami mengundang maksimal 30 peserta, namun alhamdulillah yang hadir lebih dari target, mencapai 37 orang. Ini menunjukkan minat terhadap pelatihan blockchain sangat besar di kalangan peserta, terutama dari universitas-universitas di Jawa Timur," ujar Hambali, Rabu (9/10/2024).

Pelatihan ini, lanjutnya, dilaksanakan sebagai bentuk amanah dari Deputi Menteri Perekonomian Dubai sekaligus pendiri Dubai Blockchain Center, Khalifa AlJaziri. Dengan kegiatan itu diharapkan teknologi blockchain dapat berkembang pesat di Indonesia. 

"Saya merasa bertanggung jawab untuk memperbanyak trainer blockchain di Indonesia, karena saya tidak mungkin mengembangkan teknologi ini sendiri," ungkapnya.

Blockchain diharapkan menjadi solusi atas berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia di masa depan. Hambali menekankan pentingnya teknologi ini diterapkan di tanah air, mengingat penggunaannya yang sudah mulai diajarkan di tingkat pendidikan dasar di negara lain. 

“Blockchain ini suatu sistem perekonomian yang harus kita terapkan di Indonesia, terutama untuk generasi penerus kita, adik-adik mahasiswa," jelas Hambali.

"Saya berharap ilmu ini dapat ditularkan agar mereka siap menghadapi perubahan ekonomi global yang sudah mulai bergeser ke arah penggunaan teknologi blockchain,” imbuhnya.

Hambali juga menyinggung situasi embargo ekonomi di beberapa negara seperti Rusia. Di negara tersebut blockchain dan mata uang kripto seperti Bitcoin menjadi alternatif untuk bertransaksi. 

"Ketika perekonomian dunia terguncang, teknologi blockchain bisa menjadi kunci untuk bertahan, dan Indonesia perlu bersiap dengan memahami dan mengimplementasikannya." terangnya.

Dia menegaskan, teknologi blockchain akan membantu perekonomian Indonesia berkembang stabil dan memberikan peluang yang adil bagi semua pihak. Baginya, hal itu menjadi bagian dari jihad di bidang ekonomi. 

"Saat ini tugas kita sebagai muslim adalah jihad di bidang ekonomi, bukan lagi dengan perang, saya selalu mengedepankan jihad ekonomi untuk memakmurkan masyarakat Indonesia," ucapnya.

Salah satu terobosan yang dibawa dalam pelatihan ini adalah konsep farming online berbasis blockchain dan Non-Fungible Token (NFT). Melalui konsep ini, para petani, peternak, dan nelayan di Indonesia dapat menjual hasil panen mereka dengan harga yang lebih tinggi daripada harga yang ditetapkan oleh pemerintah. 

"Dengan adanya farming online dan kartu NFT, para petani tidak lagi menjadi pihak yang dirugikan, karena saya melihat banyak petani kita yang sangat menderita, dan inovasi ini diharapkan bisa membantu mereka," kata Hambali.

Dia juga menjelaskan, melalui program ini, pihaknya akan memberikan modal kerja berbasis syariah kepada para petani, dengan skema bagi hasil 50-50. 

"Dengan skema ini, petani bisa mendapatkan keuntungan yang adil tanpa terbebani oleh bunga pinjaman," tuturnya.

Hambali berharap, blockchain dan inovasi farming online akan membantu mengangkat derajat para petani dan nelayan Indonesia. 

"Indonesia adalah negara agraris, dan saya berharap ke depannya kita tidak perlu lagi mengimpor bahan pangan seperti beras. Melalui teknologi ini, kita bisa membantu petani mendapat keuntungan lebih baik dan tidak lagi menjadi objek penderita," tutupnya.

Pelatihan yang diselenggarakan selama tiga hari itu diharapkan mampu mencetak para trainer yang akan menyebarkan ilmu blockchain ke berbagai wilayah di Indonesia. Tujuannya, meningkatkan literasi dan kesiapan ekonomi berbasis teknologi di masa mendatang.

Untuk diketahui, pada kesempatan yang sama dilakukan penandatanganan Letter of Agreement (LoA) ketiga lembaga penyelenggara kegiatan itu dengan ITS melalui Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKPBI) ITS serta Asosiasi Dosen Integrator Desa (ADIDES).

Hambali selaku direktur utama PT. Digital Syariah Teknologi dan PT. Indisy beserta Ketua PKKPBI sekaligus Ketua Umum DPP ADIDES Nasional, Arman Hakim Nasution menandatngai LoA tersbeut. (*)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow