PKKPBI-ITS dan ADIDES Dorong Implementasi Blockchain untuk Ketahanan Pangan dan Ekonomi Syariah

PKKPBI-ITS dan ADIDES tandatangani LoA dengan Blockchain Center dan Sharia Digital Technologies tuk percepat adopsi blockchain di Indonesia, fokus pada ketahanan pangan dan ekonomi digital syariah.

09 Oct 2024 - 14:45
PKKPBI-ITS dan ADIDES Dorong Implementasi Blockchain untuk Ketahanan Pangan dan Ekonomi Syariah
PKKPBI-ITS dan ADIDES tandatangani LoA dengan Blockchain Center dan Sharia Digital Technologies (Ryan/SJP)

SURABAYA,SJP – Guna mempercepat adopsi teknologi blockchain di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKPBI) ITS serta Asosiasi Dosen Integrator Desa (ADIDES), resmi menandatangani letter of acceptance (LoA) dengan Dubai-Indonesia Blockchain Center dan Sharia Digital Technologies.

Penandatanganan itu dilakukan dalam acara sertifikasi tentang Blockchain bertajuk "Training for Trainer" yang berlangsung di Bumi Surabaya City Resort, pada 8-10 Oktober 2024.

Acara itu diprakarsai oleh Dubai Blockchain Center (DBC), Indonesia Blockchain Center (IBC), dan Sharia Digital Technologies, dengan fokus utama pada pelatihan dan sertifikasi blockchain untuk para pelatih, meliputi guru, dosen hingga penggiat dunia crypto.

Penandatanganan LoA itu merupakan bentuk kesepakatan awal sebelum ditandatanganinya memorandum of understanding (MoU) dan perjanjian kerja sama (PKS) yang diharapkan dapat terlaksana dalam waktu maksimal satu tahun. 

Ketua PKKPBI sekaligus Ketua Umum DPP ADIDES Nasional, Arman Hakim Nasution menjelaskan, penandatanganan LoA dilakukan untuk mempercepat aksi di lapangan, yang ditargetkan dalam jangka waktu satu tahun atau kalau bisa sebelum itu sudah disusul dengan MoU dan PKS oleh Rektor ITS.

"Kerjasama dengan ADIDES ini ditujukan untuk mengintegrasikan potensi Pengabdian Masyarakat (Abmas) dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di seluruh Indonesia melalui pemanfaatan teknologi Blockchain," papar Arman, Rabu (9/10/2024).

Untuk diktehui, Blockchain sendiri adalah buku besar digital terdesentralisasi yang mencatat data melalui jaringan komputer dengan cara yang transparan, tidak dapat diubah, dan tahan terhadap manipulasi.

Salah satu fokus utama dari kerjasama itu adalah penerapan teknologi blockchain untuk upaya ketahanan pangan melalui "Farming Online" yang melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) serta desa binaan PKKPBI di Jawa Timur hingga desa binaan ADIDES di seluruh Indonesia.

“Farming online ini mencakup pertanian, perikanan, maupun peternakan, Dubai Blockchain Center sudah menerapkan ini di Afrika dengan hasil yang baik. Melalui kerjasama ini, kita ingin menciptakan solusi serupa di Indonesia,” jelas Arman.
Lebih lanjut, Arman menekankan bahwa dengan keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi blockchain, saat diterapkan di bidang agrikultur maka bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan transparansi, keterlacakan, dan efisiensi dalam rantai pasokan. 

“Blockchain ini bisa jadi peluang, terutama bagi mereka yang tidak mau ditipu. Teknologi ini menjamin tidak adanya kebocoran atau manipulasi data, berbeda dengan sistem manual atau komputerisasi biasa yang masih bisa dimanipulasi,” tambahnya.

Selain untuk ketahanan pangan, kerjasama itu juga akan diarahkan pada pengembangan ekonomi digital syariah yang merupakan visi dari Khalifa AlJaziri, co-founder Dubai Blockchain Center, yakni “mensyariahkan” sistem ekonomi di berbagai negara, termasuk negara non-muslim. 

"Mensyariahkan tanpa harus mengislamkan, ini penting. Terlebih ini juga sejalan dengan visi ekonomi syariah yang dikembangkan di Indonesia oleh tokoh-tokoh seperti Pak Erick Thohir dan Pak Emil Dardak,” terang Arman.

Meski begitu, Arman menyadari tantangan besar untuk mengakrabkan blockchain ke masyarakat umum di Indonesia. Maka, sebagai langkah awal, pihaknya akan menguji coba vending machine berbasis non-fungible token (NFT) untuk pembayaran minuman.

"Kami akan menyediakan vending machine yang bisa dibayar dengan NFT Ini akan membuat masyarakat, terutama mahasiswa dulu untuk sadar bahwa blockchain bisa dijadikan alat tukar, mirip-mirip seperti memperkenalkan QRIS,” ungkap Arman.

Dia menambahkan, melalui uji coba ini, ITS berharap dapat mendorong pemahaman masyarakat tentang manfaat teknologi blockchain, terutama di tengah berkembangnya tren global di mana berbagai produk, bahkan mobil mewah seperti Ferrari, sudah menerima pembayaran dengan kripto dan blockchain.

Selain aspek teknologi dan ekonomi, Arman juga menyinggung dampak geopolitik dari pengembangan mata uang kripto berbasis blockchain. Menurutnya, penggunaan kripto bisa menjadi tantangan bagi dominasi dolar Amerika Serikat, yang selama ini dianggap terlalu dominan tanpa jaminan emas.

“Aspek politiknya, ini akan mengurangi kekuatan dominasi dolar Amerika. Apalagi, saat ini Amerika juga sedang menghadapi tantangan dari BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) yang meluncurkan mata uang khusus,” kata Arman.

Dengan adanya LoA itu, ITS berharap kedepannya dapat menjadi pusat pengembangan bisnis blockchain, tidak hanya di Indonesia bagian timur, tetapi di seluruh Indonesia. 

“Kita berharap ITS melalui PKKPBI dan ADIDES akan menjadi pusat pengembangan bisnis blockchain, dimulai dari membuka kantor atau tempat diskusi untuk pengembangan blockchain,” pungkas Arman. (*)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow