Darurat Pendidikan Seksual di Sekolah

Dalam konteks pendidikan seksual di sekolah, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka bagi siswa untuk belajar tentang seksualitas.

18 May 2024 - 18:30
Darurat Pendidikan Seksual di Sekolah

Masa remaja merupakan masa yang penuh rasa ingin tahu terhadap segala hal, baik dalam aspek social atau kehidupan, salah satunya yaitu masalah seksual.  Pada masa remaja saat ini membutuhkan pendidikan seksual untuk membentuk pribadinya dengan orang tua dan lingkungannya. Pendidikan seksual ini juga termasuk dalam hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis.

Berbicara Pendidikan seksual pada remaja, hal ini harus dilakukan guna mencegah dalam mencari informasi sendiri baik itu dari teman atau sumber lain yang tidak jelas atau bahkan keliru. Edukasi mengenai pentingnya pendidikan tentang masalah seksual seharusnya mulai diberikan pada saat ini. 

Dalam hal yang sama, pendidikan seksual di sekolah sangat penting untuk membantu generasi muda memahami secara mendalam tentang aspek aspek intim kehidupan mereka serta membentuk sikap positif terhadap hubungan interpersonal dan hak hak individu.  

Dalam konteks ini, pendidikan seksual tidak hanya melibatkan informasi tentang reproduksi dan kesehatan seksual, tetapi juga mencakup topik-topik seperti empati, persetujuan, kesetaraan gender dan menjelaskan bagian tubuh mana yang boleh dipegang dan bagian tubuh mana yang sangat dilarang untuk dipegang oleh lawan jenis.

Pendidikan seksual juga membantu mengurangi stigma dan ketidakpahaman mengenai topik-topik intim, remaja dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam pemahaman masalah seksual tentang kesehatan reproduksi mereka sendiri serta memahami peran mereka dalam hubungan sejenis atau lawan jenis. 

Namun ada kecenderungan orang tua yang terkesan tidak peduli dengan permasalahan yang dihadapi remaja dalam masa transisinya.    Selain itu, sebagai akibat dari transisi, pendidikan seksual bagi remaja harus berfokus pada materi yang berkaitan dengan gejala-gejala yang dialami remaja selama masa transisi, seperti menstruasi bagi remaja putri dan emisi nokturnal, atau mimpi basah, bagi remaja putra, dan sebagainya.

Memberikan edukasi seks pada anak sangat disarankan meskipun bagi sebagian orang menganggap ini hal tabu, tetapi hal ini dapat menjadi langkah utama dalam mencegah kekerasan seksual pada anak.  Edukasi seks dapat memberikan pengertian bagi anak, bahwa tumbuhnya merupakan hal ranah private yang tidak bisa disentuh oleh orang lain tanpa persetujuannya dan mereka berhak merasa tidak nyaman apabila ada orang lain yang menyentuh tubuhnya.

Esti Wijayana 24 Januari 2024 melaporkan bahwa “Awal tahun sudah ada kasus kekerasan anak di Surabaya, kasus pelecehan pertama sangat mencengangkan, di mana seorang anak 13 tahun menjadi pelampiasan nafsu bejat 4 anggota keluarganya.

Ayah dan dua pamannya tega mencabulinya. Sedangkan sang kakak kandung memerkosanya. Kasus pelecehan kedua menimpa seorang anak berusia 4 tahun. Balita itu dicabuli oleh seorang kuli bangunan. Kemudian ada kasus pelecehan yang melibatkan oknum TNI AL. Oknum tersebut diduga memerkosa seorang siswi SMK yang hendak mengambil beasiswa Surabaya Tangguh”.

Jelas sangat kasian sekali pada korban, semua itu karena tidak adanya edukasi dari orang tua terhadap pembelajaran seksual, Sebagian orang tua ketika mendengarkan itu pastinya sangat marah atau bahkan sedih ketika anaknya menjadi korban pencabulan atau kekerasan seksual.

Sayangnya  di Indonesia mendidik anak anak tentang pendidikan seksual dianggap kita sedang mendidik mereka untuk melakukan seks bebas. Tidak sedikit orang tua mengganggap pendidikan seksual ini hal tabu untuk diberikan kepada anak di bawah umur.

Padahal sebenarnya ketika anak anak itu penasaran, mereka akan mencari tahu sendiri bahkan cenderung ingin mencobanya. Oleh karena itu sangat penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak anak mereka guna selalu menjaga jaga atau bertameng kepada lawan jenis agar hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Selain itu, sebagai orang tua harus mampu menasehati anak untuk bertindak bijaksana dalam menggunakan ponsel mereka dan menghindari melakukan tindakan pornografis . Hal lain juga harus diperhatikan sebagai orang tua, orang tua harus mampu memberikan edukasi atau pemahaman mengenai bijaksana dalam menggunakan media sosial untuk berkenalan dengan lawan jenis melalui ponsel mereka.

Pada tahun 2024, hal hal tidak senonoh seperti meminta video panggilan telanjang dari lawan jenis dapat terjadi, Dikutip dari (News.detik.com 3 Mei 2024) “Memberi informasi bahwa Komnas Perempuan Catat 4.179 kasus kekerasan seksual pada 2022-2023, laporan yang banyak diterima adalah kekerasan seksual berbasis elektronik, diikuti oleh pelecehan seksual dan sisanya adalah kasus permerkosaan”.

Pendidikan seksual untuk mencegah perilaku seksual yang berisiko tinggi, seperti eksploitasi seksual, kehamilan dini, dan penyakit menular seksual (PMS). Oleh karna itu sangat penting bagi orang tua untuk menjaga anak anak mereka, dan orang tua harus mendidik tentang pendidikan seksual untuk mencegah perilaku seksual yang beresiko tinggi, seperti eksploitasi seksual, kehamilan dini, dan penyakit menular seksual (PMS).

Dengan adanya pembelajaran kekerasan seksual di sekolah dapat mengajarkan siswa tentang kontrasepsi, cara mencegah PMS, dan pentingnya persetujuan dalam hubungan seksual, mereka dapat membuat pilihan yang baik, dengan semua pembelajaran itu mereka bisa lebih berhati hati dan berfikir saat bertindak.

Dengan menyediakan akses pendidikan seksual di sekolah, pemerintah dapat melibatkan orang tua dalam proses pendidikan ini melalui kolaborasi dengan sekolah-sekolah. Ini memungkinkan orang tua untuk terlibat dalam pembicaraan penting dengan anak-anak mereka tentang topik ini.

Jika pemerintah tidak dapat mewujudkan adanya pembelajaran tentang pentingnya pendidikan seksual bagi anak usia dini, maka pemerintah harus memberikan hukuman yang sangat berat dan setimpal kepada sang pelaku, agar menimbulkan efek jera, tetapi jika hingga saat ini pemerintah tidak memberikan adanya pembelajaran di sekolah tentang kekerasan seksual, dan pemerintah tidak memberikan efek jera kepada sang korban.

Di sisi lain sangat disayangkan kepada wanita yang banyak terjadi korban kekerasan seksual. Pendidikan seksual di sekolah merupakan fondasi penting dalam membentuk generasi yang aman dan berempati. Melalui pendidikan seksual yang komprehensif, siswa dapat memperoleh pengetahuan yang akurat, keterampilan yang diperlukan, dan sikap yang positif terkait dengan seksualitas.

Hal ini membantu mereka membuat keputusan yang bijaksana dan menghormati diri sendiri. Dengan demikian, investasi dalam pendidikan seksual di sekolah tidak hanya membawa manfaat jangka pendek, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang dalam membentuk individu yang sehat secara fisik, emosional, dan sosial.

Dalam konteks pendidikan seksual di sekolah, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka bagi siswa untuk belajar tentang seksualitas. Guru perlu menyampaikan informasi secara objektif dan tidak mengandung bias atau prasangka. Selain itu, mereka juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berbagi pengalaman mereka secara anonim jika diperlukan.

Selain itu, pendidikan seksual di sekolah juga harus mencakup topik-topik seperti reproduksi manusia, kontrasepsi, kesehatan reproduksi, persetujuan dalam hubungan seksual, bahaya penyakit menular seksual (PMS), serta isu-isu terkait identitas gender dan orientasi seksual. Semua topik ini penting untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari serta memberi mereka pemahaman yang baik tentang hak-hak mereka sendiri serta hak orang lain.

Penulis : Shan Adena Evanthe Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang 

Disclaimer: Segala isi di rubrik OPINI, baik berupa teks, foto, maupun gambar merupakan pendapat pribadi penulis dan segala konsekuensi bukan menjadi tanggung jawab redaksi

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow