Budidaya Bawang Merah Jadi Pilot Project Penguatan Ekonomi Santri
Melalui budidaya bawang merah, santri tak hanya belajar agama tetapi juga berwirausaha sehingga perekonomian pesantren lebih kuat.
Kota Probolinggo, SJP – Budidaya bawang merah di Ponpes Raudlatul Muta’allimien Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur, merupakan satu dari beberapa metode pembelajaran dari pondok pesantren.
Tujuannya supaya pesantren betul-betul mulai memikirkan kemandirian ekonomi melalui berbagai sektor usaha.
Hal ini dikarenakan sumber pendapatan pesantren selama ini hanya berdasarkan pada uang iuran dan uang yang lain.
“Melalui penguatan ekonomi itu, santri tak hanya belajar agama. Tapi juga usahanya. Jadi pesantren nantinya dapat ditopang dari kapasitas ekonomi santri, ataupun wali santri dengan perkembangan pertanian yang diajarkan itu,” kata pengasuh Pesantren Raudlatul Muta'allimien, KH. Abdul Aziz, Sabtu (11/11/2023).
Metode pembelajaran ini juga bertujuan mengembalikan jati diri bangsa Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris
Sektor pertanian harus dapat menjadi penyangga ekonomi yang kuat untuk semua elemen masyarakat termasuk pesantren.
Selain dapat meningkatkan pendapatan pesantren, pertanian juga merupakan mayoritas profesi santri dan wali santri yang perlu terus dikembangkan supaya menjadi ketahanan ekonomi keluarga.
Dosen Fakuktas Pertanian Universitas Brawijaya, Syamsul Hadi mengatakan, pihaknya dan Pesantren Raudlatul Muta'allimien mempelajari perbedaan dari karakteristik 4 varietas bawang merah yang ditanam.
Untuk pertanian bawang merah, akan dilakukan kajian tentang kesuburan tanah dan sistem tanam.
Dari 4 petak lahan yang dijadikan penelitian dan pengembangan itu, memiliki sistem berbeda-beda.
“Fokus kami salah satunya mengembalikan kesuburan tanah, dengan banyak menambahkan pupuk kompos untuk menekan ketergantungan terhadap pestisida. Jadi pestisida ini dipakai jika benar-benar dibutuhkan saja,” jelasnya.
Selain itu, penggunaan trap atau jaring pengaman dan perangkap serangga juga akan menggunakan sistem berbeda, yakni sistem jaring kurung dan sistem trap lampu.
Kepala Kantor Kemenag Kota Probolinggo, Fauzi yang ikut memantau langsung proses penanaman bibit bawang merah, mengapresiasi langkah Pesantren Raudlatul Muta'allimien dalam mengembangkan usaha pesantren.
“Kementerian Agama tentu sangat mendorong semua pondok pesantren untuk memiliki kemandirian dalam pembiayaan pesantren. Mudah-mudahan nanti pesantren yang lain juga mempunyai inovasi-inovasi dalam rangka kemandirian ekonomi,” ujarnya. (*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?