Go Book Sepuluh, Membawa Literasi Keluar Sekolah
Fokus utama dari kehadiran Go Book Sepuluh bukanlah angka sepuluhnya, melainkan semangat untuk memercikkan motivasi minat membaca di Kota Surabaya.
Surabaya, SJP - SMAN 10 Surabaya mengadakan kegiatan literasi sekaligus malukan peluncuran program "Go Book Sepuluh" di Taman Bungkul, Surabaya.
Kepala Sekolah SMAN 10, Budi Santoso menjelaskan bahwa Go Book Sepuluh adalah gerakan literasi dari para siswa sekolahnya untuk warga Kota Surabaya.
Dalam penjelasannya, Budi Santoso mengungkapkan makna dari nama "Go Book Sepuluh". "Jadi nama ini berasal dari kata 'Go' yang berarti pergi, 'Book' yang artinya membawa buku, dan 'Sepuluh' karena kami berasal dari SMAN 10," ujarnya, Sabtu (11/11/2023).
Namun, ia menegaskan bahwa fokus utama dari kehadiran Go Book Sepuluh bukanlah angka sepuluhnya, melainkan semangat untuk memercikkan motivasi minat membaca di Kota Surabaya.
"Seperti yang dikatakan oleh Ibu Iis, dari peluncuran ini kita akan menjadi pilot project untuk surabaya, Jawa Timur dan Indonesia mengenai gerakan literasi. Jadi bukan hanya sekedar simbolis dan retorika saja tetapi harus segera dimulai," ujar Budi kepada SuaraJatimPost.com.
Go Book Sepuluh didukung oleh banyak pihak yang diantaranya adalah Bumi Aksara Group yang berperan sebagai penerbit berdedikasi di Kota Surabaya, Perempuan Indonesia Maju (PIM) Jawa Timur, dan Rotary.
Tujuan dari pengadaan Go book Sepuluh adalah untuk mendekatkan buku ke anak. Budi menyatakan bahwa ada penelitian yang menunjukkan bahwa minat baca buku di Indonesia adalah 1 dari 1000, dan itu disebabkan karena buku jauh dari peserta didik.
"Kenapa dialokasikan ke taman-taman, karena kami tahu disini adalah tempat banyak masyarakat, orang tua dan anak berolahraga, bermain dan belajar,"l anjutnya.
Kepala Sekolah SMAN 10 Surabaya menjelaskan bahwa Go Book Sepuluh memiliki kesamaan dengan perpustakaan namun sifatnya lebih nyata dan interaktif.
"Perpustakaan kan sifatnya statis sedangkan disini kita mendekat langsung ke pembaca. Ada juga edukasi dimana setelah meminjam buku, anak akan membaca dan menceritakan kembali sinopsisnya kemudian diapresiasi," tambah Budi.
Buku dari SMAN 10 Surabaya akan dibawa oleh 2 siswa menggunakan sepeda motor. Nanti juga ada 2 siswa yang akan melakukan display di taman dan 2 siswa lagi yang berjaga karena buku tidak boleh dibawa keluar taman.
"Inivasi ini adalah masukan dari siswa, mereka mengatakan bahwa sekarang sudah waktunya membawa buku untuk kota surabaya dan tidak dibatasi pagar tembok (sekolah) tapi harus dibawa keluar," tambahnya.
Sementara itu, Chusnur Ismiati Hendro Gunawan atau biasa disapa Iis Hendro selaku Ketua DPD Perempuan Indonesia Maju Jawa Timur menjelaskan, mereka memiliki prinsip bahwa jika perempuan maju maka harus mendukung generasi muda.
"Ini adalah realisasi dari apa yang sudah kita impikan beberapa waktu yang lalu, yaitu membawa buku keluar dari tembok sekolah dan mengajak masyarakat Surabaya untuk membaca," ucapnya.
Iis menjelaskan juga bahwa dalam aktivitas ini juga ada agenda olahraga dan tari, hal tersebut ternyata ditujukan agar melatih literasi kinestetik atau cara memahami dan mengekspresikan diri melalui gerakan tubuh pada anak.
"Saya rasa itu, bagaimanapun juga dalam mebangun peradaban kita ingin bersama-sama dengan sekolah membantu generasi untuk bisa lebih maju lagi," pungkasnya. (*)
Editor : Queen Ve
What's Your Reaction?