Boeing Rencanakan PHK 17.000 Karyawan Akibat Kerugian

Boeing mengumumkan rencana untuk memutuskan hubungan kerja sekitar 10% dari total tenaga kerjanya, yang berarti sekitar 17.000 karyawan

13 Oct 2024 - 06:00
Boeing Rencanakan PHK 17.000 Karyawan Akibat Kerugian
Para pekerja kerah biru Boeing di wilayah Pacific Northwest melakukan aksi mogok setelah menolak tawaran kontrak yang akan meningkatkan upah mereka sebesar 25% selama empat tahun, Jumat, 13 September 2024. (Foto: AP Photo/John Froschauer)

Suarajatimpost.com - Boeing mengumumkan rencana untuk memutuskan hubungan kerja sekitar 10 persen dari total tenaga kerjanya, yang berarti sekitar 17.000 karyawan, dalam beberapa bulan mendatang.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kerugian yang terus dialami perusahaan dan dampak dari pemogokan yang menghentikan proses produksi.

Dalam sebuah memo yang disampaikan pada Jumat (11/10/2024), CEO Boeing, Kelly Ortberg, menginformasikan kepada staf bahwa pengurangan karyawan ini akan mencakup eksekutif, manajer, dan karyawan biasa.

Saat ini, Boeing mempekerjakan sekitar 170.000 orang di seluruh dunia, dengan banyak dari mereka bekerja di fasilitas manufaktur di negara bagian Washington dan South Carolina.

 Sebelumnya, perusahaan sempat menerapkan sistem cuti bergilir sementara, tetapi Ortberg menegaskan bahwa kebijakan tersebut akan diakhiri seiring dengan dilakukannya PHK.

Penundaan Peluncuran Pesawat dan Dampak Pemogokan

Selain PHK, peluncuran model pesawat baru Boeing, 777X, yang awalnya direncanakan untuk 2025, kini ditunda hingga 2026. Proses produksi varian kargo dari jet 767 juga akan dihentikan pada 2027 setelah semua pesanan terpenuhi.

Sejak 2019, Boeing telah mencatat kerugian lebih dari US$ 25 miliar. Di sisi lain, sekitar 33.000 pekerja dari serikat juru mesin telah melakukan pemogokan sejak 14 September 2024, menuntut perbaikan dalam kesejahteraan mereka.

Negosiasi yang berlangsung pekan ini gagal mencapai kesepakatan, dan Boeing telah mengajukan tuntutan pelanggaran praktik perburuhan terhadap serikat tersebut.

Pemogokan ini telah berdampak pada produksi pesawat 737 Max, yang merupakan model paling laris, serta pesawat 777 dan 767. Namun, Boeing masih melanjutkan produksi model 787 di fasilitas lain di South Carolina. (**)

sumber: beritasatu.com

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow