Bidan Bondowoso Jadi Garda Terdepan Pelayanan Kesehatan
Dalam peringatan HUT ke-73 Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Pj Bupati Bondowoso Bambang Soekwanto mengapresiasi kinerja bidan yang telah memberikan pelayanan kesehatan di tingkat bawah.
Kabupaten Bondowoso, SJP - Puncak peringatan HUT ke-73, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Kabupaten Bondowoso mendapatkan apresiasi dari Penjabat (Pj) Bupati Bondowoso Bambang Soekwanto.
Hal itu disampaikan oleh Bambang Soekwanto, saat membuka seminar ilmiah kebidanan yang bertajuk "Peran bidan dalam penguatan sistem ketahanan nasional pada krisis iklim melalui sinergi dan kolaborasi", di ballroom Hotel Ijen View, Sabtu (29/6/2024).
"Kami Sangat mengapresiasi dan terima kasih pada seluruh bidan di Bondowoso. Karena bidan merupakan ujung tombak dan garda terdepan pelayanan kesehatan. Khususnya, penanganan stunting di tingkat bawah," ucapnya.
Berkat peran dan pelayanan yang diberikan oleh semua bidan di tingkat bawah, saat ini angka prevalensi stunting di Bondowoso pada bulan April 2024 telah berada di posisi 6,09 persen.
“Alhamdulillah berkat kerja keras bidan dan seluruh stakeholder terkait, berhasil menurunkan prevalensi stunting,” ujar Bambang Soekwanto yang pernah menjabat sebagai Sekda semasa kepemimpinan Bupati KH Salwa Arifin ini.
Pria yang juga pernah menjabat Camat Botolinggo ini menambahkan, kondisi ini bisa berhasil karena peran bidan telah bergeser, tak hanya menolong persalinan di desa, namun kini peran bidan meluas ke layanan kesehatan lainnya.
"Seperti kesehatan bayi atau imunisasi, keluarga berencana atau reproduksi perempuan, konsultasi kesehatan, dan kesehatan masyarakat lainnya," tambahnya.
Menurutnya, peran bidan saat ini sangat penting, mengingat bidan dididik untuk turun langsung ke masyarakat, membantu meningkatkan kesehatan, menurunkan AKI dan AKB, stunting, serta meningkatkan IPM.
“Sehingga peran bidan sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” ungkap Bambang Soekwanto di hadapan 800 bidan dari berbagai wilayah di Kabupaten Bondowoso.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua IBI Bondowoso, Suhartini, mengatakan, pada peringatan HUT IBI tahun ini pihaknya memberikan perhatian serius pada angka kematian ibu (AKI) di Bondowoso yang terbilang cukup tinggi.
Catatan dari IBI sendiri, hingga bulan Juni 2024 ini, ada 15 kasus AKI. Atau 300 kematian per 100 ribu kelahiran.
“Tentu ini angka yang cukup tinggi, maka bagi seluruh bidan yang memberikan pelayanan untuk terus meningkatkan edukasi pada masyarakat. Utamanya untuk screening layak hamilnya,” jelasnya.
Menurutnya, AKI sendiri memang ada yang disebabkan langsung dengan kondisi ibu. Misalnya pendarahan, tapi juga ada yang disebabkan dengan penyakit penyerta. Seperti penyakit jantung, penyakit infeksi, dan lainnya.
“Karena itulah, para bidan harus memberi edukasi secara masif pada masyarakat. Atau menscreening dulu pada calon pengantin, agar tidak berisiko saat melahirkan,” tuturnya.
Disinggung tentang AKB sendiri, kata wanita yang juga berdinas di Dinas Kesehatan Bondowoso itu, AKB memang masih cukup tinggi.
"Angkanya tinggi, namun tak setinggi kasus AKI di Bondowoso. Pada posisi Juni 2024 ini ada 61 kasus,” tandasnya. (*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?