Batik Ciprat Karangpatihan, Kreativitas Tunagrahita yang Menginspirasi Indonesia

Desa Karangpatihan di Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, menjadi sorotan berkat inovasi warganya yang berkebutuhan khusus.

09 Oct 2024 - 11:03
Batik Ciprat Karangpatihan, Kreativitas Tunagrahita yang Menginspirasi Indonesia
Foto: Dokumen Desa Karangpatihan

PONOROGO, SJP - Desa Karangpatihan di Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, menjadi sorotan berkat inovasi warganya yang berkebutuhan khusus. Meskipun kemampuan intelektual dan kognitif mereka mungkin berada di bawah rata-rata, para tunagrahita di desa ini telah membuktikan bahwa mereka dapat berdaya dengan menciptakan batik ciprat yang unik.

Kepala Desa Karangpatihan, Eko Mulyadi, menjelaskan bahwa pesanan batik ciprat datang dari berbagai penjuru Indonesia. “Pesanan datang dari hampir seluruh pulau di Indonesia. Pembeli bukan hanya dari kalangan penyuka batik, tapi karena peduli terhadap para tunagrahita,”  ungkap Eko dalam wawancara pada Selasa (8/10/2024).

Setiap karya batik ciprat yang dihasilkan memiliki corak yang berbeda. Dengan spontanitas, para tunagrahita mencipratkan pewarna di atas kain, menghasilkan karya yang ekspresif dan unik, meskipun ada pendamping yang membantu proses tersebut. Batik ciprat karya mereka pernah dipamerkan dalam berbagai peragaan busana, termasuk saat peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo pada Agustus lalu.

“Kami selama ini memasarkan melalui marketplace dan website Batik Ciprat Karangpatihan,”  tambah Eko. Harga setiap lembar kain batik ciprat berkisar antara Rp 175 ribu hingga Rp 180 ribu. Dari penjualan ini, para perajin memperoleh 30 persen, sementara sisanya digunakan untuk menutup biaya produksi dan membantu warga tunagrahita lainnya.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program Catur Karsa, yang telah dilaksanakan sejak 2013 oleh Pemerintah Desa Karangpatihan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup tunagrahita dengan memberikan mereka kesempatan untuk memiliki penghasilan harian, bulanan, triwulan, hingga tahunan melalui berbagai kegiatan produktif.

“Untuk memberdayakan para tunagrahita. Alhamdulillah sekarang mereka sudah dapat mencari uang sendiri, membiayai hidup sehari-hari, bahkan  menyekolahkan anaknya,” ujar Eko. (**)

sumber: ponorogo.go.id

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow