Bagaimana Sains Menjelaskan Fenomena Ikatan Batin Antar Dua Individu?
Fenomena ikatan batin masih terus menjadi kajian dalam hal sains. Bagaimana dua individu dapat merasakan satu sama lain sekalipun tanpa komunikasi ditengarai merupakan gabungan antara kemampuan intuitif dan keberadaan emotional bonding yang kuat di antara dua individu.
Kota Madiun, SJP - Pernahkah anda merasakan adanya ikatan batin yang kuat dengan seseorang? Misalnya saja, secara misterius anda teringat oleh orang tersebut secara mendadak setelah tidak bertemu atau berkomunikasi dalam jangka waktu tertentu.
Atau bisa juga ketika dua orang saling mengingat dalam waktu bersamaan. Secara umum, fenomena ini dikenal sebagai ikatan batin.
Apa itu ikatan batin? Apakah ikatan batin sangat mungkin terjadi? Bagaimana sains menjelaskan tentang fenomena ikatan batin, juga firasat yang kuat tentang seseorang yang kita kenal?
Dilansir dari berbagai artikel ilmiah, inilah penjelasan ilmiah tentang ikatan batin atau emotional bonding yang barangkali anda rasakan dengan seseorang.
Firasat dan Intuisi Manusia Masih Menjadi Misteri di Mata Sains
Berbicara tentang firasat yang sering muncul apabila dua orang memiliki ikatan batin yang kuat. Namun, secara ilmiah, firasat atau intuisi belum bisa dijelaskan secara menyeluruh bagaimana proses terjadinya.
Beberapa ilmuwan menjelaskan bahwa intuisi dan firasat terbentuk dari kemampuan seseorang menyimpan memori dan membaca pola-pola di alam semesta secara detil.
Lebih lanjut, dilansir dari laman psychologytoday, seorang neuroscientist Antonio Damasio berteori bahwa kita berevolusi untuk menggunakan isyarat tubuh seperti tonus otot, detak jantung, dan aktivitas endokrin untuk membuat keputusan cepat tentang cara menavigasi dunia fisik dan sosial. Hal ini disebut sebagai “Penanda Somatik”.
Hal ini kemudian menerjemahkan emosi dan sensasi bawah sadar sebagai naluri yang dirasakan. Strategi evolusioner ini memungkinkan manusia merasakan sesuatu yang sifatnya intuitif hingga mengambil keputusan cepat yang memerlukan pemikiran minimal untuk meningkatkan kelangsungan hidup.
Di dunia modern, naluri ini dapat terjalin dengan pemikiran rasional untuk meningkatkan pengambilan keputusan.
Namun demikian, hal ini masih terus diteliti, apalagi jika kaitannya dengan intuisi, firasat dan ikatan batin yang terjadi di antara dua individu.
Emotional Bonding Menentukan Kuat Lemahnya Ikatan Batin antara Dua Individu
Dalam dunia psikologi, dikenal istilah emotional bonding. Emotional bonding bermakna keterikatan emosi yang kuat antar dua individu atau lebih, biasanya terjadi pada orangtua dan anak, saudara, sahabat atau pasangan romantis.
Dilansir dari laman pipeline.com, emotional bonding terjadi karena akumulasi waktu-waktu yang dijalani bersama, yang membuat kita merasakan kenyamanan dan keterikatan, hingga kemampuan mengenali tanda-tanda dan pola-pola terkecil dari diri seseorang.
Menjelaskan bagaimana hubungan antara kemampuan intuitif dan emotional bonding yang menjadikan adanya ikatan batin antar individu, hal ini merupakan optimalisasi dari kemampuan intuitif dan kuatnya emotional bonding antar dua individu yang terbangun bersama waktu.
Sederhananya, ketika anda sudah sangat mengenal kebiasaan-kebiasaan dari seseorang, sekali kebiasaan tersebut hilang atau berubah, tentu anda akan merasakan sebuah perasaan yang aneh dan bahkan bertanya-tanya. Hal ini seringkali secara praktis bisa disebut sebagai firasat.
Namun demikian, bagaimana ikatan batin yang tercipta di antara dua individu dapat benar-benar terjelaskan, faktanya belum dapat sepenuhnya terkuak secara ilmiah.
Kemampuan intuitif dan emotional bonding yang kuat sejauh ini masih menjadi perkiraan para ilmuwan untuk menjelaskan bagaimana dua individu dapat memiliki ikatan batin yang membuat mereka bahkan mampu saling berkomunikasi secara batin, tanpa sungguh-sungguh berkomunikasi secara verbal, bahkan terkadang bersifat telepatik.
Bagaimana menurut anda?(**)
Editor: Queen Ve
Sumber: pipeline.com, psychologytoday
What's Your Reaction?