Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pohon di Bondowoso Bakal Dipangkas
Tak hanya bahaya pohon tumbang, saat ini Dishub tengah mengantisipasi bencana tanah longsor yang terjadi di badan jalan menuju objek wisata yang ada di Kecamatan Ijen.
BONDOWOSO, SJP – Berdasarkan rilis dari Badan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah di Indonesia akan menghadapi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi basah sejak awal November 2024.
Seperti halnya di Kabupaten Bondowoso dalam beberapa pekan terakhir, sering terjadi angin puting beliun disertai hujan deras, di wilayah perkotaan, dan dataran tinggi di beberapa kecamatan.
Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi dampak serius dari bencana hidrometeorologi, utamanya pohon tumbang, Dinas Perhubungan Kabupaten Bondowoso berkoordinasi dengan OPD terkait, untuk melakukan pemangkasan.
Plt Kepala Dinas Perhubungan, Agung Tri Handono, mengatakan, pihaknya memastikan agar pengguna jalan aman saat melintas di jalan dari bahaya pohon tumbang, mengingat saat ini sudah mulai memasuki musim hujan.
“Kami sudah sepakat dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk melakukan pemangkasan pohon yang rawan tumbang, di badan jalan. Nanti, DLH yang akan melakukan pemangkasan," katanya, Rabu (13/11/2024).
Tak hanya bahaya pohon tumbang, saat ini Dishub tengah mengantisipasi bencana tanah longsor yang terjadi di badan jalan menuju objek wisata yang ada di Kecamatan Ijen.
Pasalnya, beberapa waktu lalu, longsor terjadi pasca hujan deras yang terjadi di kawasan menuju Kecamatan Ijen, sepanjang 10 meter dengan kedalaman longsor 20 meter.
Oleh sebab itu, Deky Handy Prasetyo, Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas dan Angkutan Dishub Bondowoso mengatakan, pihaknya tengah memetakan beberapa titik yang akan diintervensi.
“Kami akan menyesuaikan dengan skala prioritas, salah satunya di jalan menuju Kecamatan Ijen. Kemudian, yang kedua, kita harus memisahkan jalan kabupaten dan jalan provinsi," paparnya.
Sementara itu, Kabid Lingkungan Hidup dan Keanekaragaman Hayati DLH Bondowoso Syahrial Fari, mengatakan, untuk menindaklanjuti pemangkasan pohon, DLH akan menggelar rapat teknis dengan Dishub.
“Secepatnya akan berkoordinasi, karena, tidak semua pohon menjadi kewenangan DLH Bondowoso. Ada sebagian yang menjadi kewenangan Dinas Bina Marga Provinsi Jatim,” ungkapnya.
Dirinya juga merinci, jumlah pohon yang menjadi kewenangan DLH Bondowoso sebanyak 4.000 pohon yang tersebar di wilayah Kecamatan Bondowoso saja. Itu tersebar di bahu jalan dan beberapa ruang terbuka hijau (RTH).
"Artinya, tidak serta merta langsung ditebang. Lihat kondisi pohonnya," pungkasnya.
Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir ini terjadi sejumlah bencana Hidrometerologi di Bondowoso. BPBD mencatat sejak 5-12 November 2024, tercatat ada 18 bencama hidrometeorologi.
Mulai dari angin puting beliung, hujan deras disertai angin kencang, tanah longsor, hingga pohon tumbang.
Semuanya terjadi di Kecamatan Curahdami, Sumber Wringin, Binakal, Pakem, hingga Jambesari DS.
Meski tak ada korban jiwa dari semua kejadian ini. Namun, diperkirakan total dari belasan kejadian, kerusakan rumah 133 rumah rusak ringn, sedang, hingga berat. Kemudian, ada juga 23 pohon tumbang. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?