Bencana Tahun 2023 Turun 47,9 Persen, Sekdaprov Jatim : Tetap Sigap, Tanggap dan Waspada

Bencana tahun 2023 menyebabkan jumlah korban meninggal sebanyak 5 orang, 8 orang mengalami luka-luka, 24 ribu keluarga terdampak, dan 3.485 unit rumah mengalami kerusakan. Mengingat, tahun ini seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Timur, berpotensi mengalami cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi.

16 Jan 2024 - 15:15
Bencana Tahun 2023 Turun 47,9 Persen, Sekdaprov Jatim : Tetap Sigap, Tanggap dan Waspada
FGD Kedaruratan, Logistik dan Pralatan di Hotel Grand Mercure Surabaya.

Surabaya, SJP - Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, jumlah kejadian bencana di provinsi tersebut pada tahun 2023 menurun 47,9 persen jika dibandingkan dengan tahun 2022. Jumlah bencana tahun 2023 sebanyak 117 kasus, sementara tahun 2022 sebanyak 244 kasus.

Penurunan jumlah bencana tersebut diapresiasi oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, Selasa (16/1/2021) dalam FGD Kedaruratan, Logistik dan Pralatan di Hotel Grand Mercure Surabaya.

"Terima kasih kepada BPBD Jatim yang telah bekerja keras dalam menekan kasus bencana, tapi harus tetap sigap tanggap dan waspada," ucapnya.

Menurut Sekdaprov Adhy, terdapat 14 jenis bencana yang terjadi di Jatim sepanjang tahun 2022 hingga 2024. Beberapa di antaranya adalah banjir bandang, tanah longsor, cuaca ekstrem, kekeringan, dan kebakaran hutan dan lahan.

Akibat bencana tersebut, banyak warga yang mengalami kerugian baik materil maupun nyawa. Salah satu contohnya adalah kebakaran hutan dan lahan di Gunung Bromo, Gunung Arjuno, dan Gunung Lawu.

Secara rinci, bencana tahun 2023 menyebabkan jumlah korban meninggal sebanyak 5 orang, 8 orang mengalami luka-luka, 24 ribu keluarga terdampak, dan 3.485 unit rumah mengalami kerusakan.

Sementara untuk kasus bencana tahun 2022, jumlah korban meninggal sebanyak 13 jiwa dan sekitar 43 orang mengalami luka-luka. Selain itu, sebanyak 4.289 unit rumah mengalami kerusakan serta 110.202 keluarga terdampak.

Meskipun terjadi penurunan, Sekdaprov Adhy tetap imbaukan agar seluruh stakeholders tetap waspada dan siap sedia menghadapi potensi bencana di masa depan. Mengingat, tahun ini seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Timur, berpotensi mengalami cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi.

Hingga kini, Pemprov Jatim telah mengeluarkan status darurat bencana Hidrometeorologi di Jatim tahun 2023-2024 dengan keputusan Gubernur nomor 188/698/KPTS/013/2023 yang berlaku selama 155 hari.

Selain itu, akhir Desember 2023 lalu sebanyak 31 kabupaten/kota juga telah menetapkan status keadaan darurat, yakni 28 kabupaten/kota status siaga darurat dan 3 kabupaten status tanggap darurat.

"Adanya status ini salah satunya untuk menjamin kecepatan dan ketepatan dalam pengerahan sumber daya saat bencana terjadi," kata Sekdaprov Adhy.

Tak hanya itu, Pemprov Jatim juga telah menerbitkan dua surat keputusan gubernur, yakni SK Gubernur Jatim No.188/741/KPTS/013/2023 tentang klaster logistik penanggulangan bencana provinsi Jatim dan berikutnya adalah SK Gubernur Jatim No. 188/670/KPTS/ 013/2023 tentang tim reaksi cepat penanggulangan bencana provinsi Jatim.

"Kedua surat keputusan tersebut diharapkan mampu untuk mengoptimalkan sumber daya penanggulangan bencana yang ada di Jatim," kata Sekdaprov Adhy.

Olehnya, penurunan jumlah bencana di Jawa Timur pada tahun 2023 merupakan hasil kerja keras dari berbagai pihak, termasuk BPBD Jatim, pemerintah daerah, dan masyarakat.

"Namun, upaya antisipasi dan kesiapsiagaan harus tetap dilakukan mengingat potensi bencana di Jawa Timur masih tinggi," pungkasnya. (**)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow