Air Got Pasar Induk Bondowoso Meluber ke Jalan, Ini Penyebab dan Solusinya
BSBK menganalisis, untuk dimensi saluran yang ada di Pasar Induk, secara teknis sudah sesuai peruntukannya. Sayangnya, saluran air itu mampet, gegara sampah dan material batu.
Kabupaten Bondowoso, SJP – Melubernya air got di jalan masuk Pasar Induk Bondowoso, ternyata sudah menjadi atensi dari Dinas Bina Marga Sumber Daya Air dan Bina Kontruksi (BSBK) setempat.
Hasil dari analisis dan pantauan di lokasi, Dinas BSBK menemukan tumpukan sampah dan material bekas bangunan di dalam gorong-gorong. Sehingga, air tersumbat dan meluap ke jalan.
BSBK akan melakukan normalisasi saluran tersebut dan saat ini masih dalam tahap perencanaan. Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas BSBK, Munandar melalui sekretarisnya Ansori, Jumat (5/1/2024) di ruang kerjanya.
“Usai menerima surat dari Diskoperindag, kami turun ke lapangan. Kami sudah berupaya untuk membersihkan material di dalam saluran, namun tidak bisa harus dibongkar dan dinormalisasi,” ujarnya.
BSBK menganalisis, untuk dimensi saluran yang ada di Pasar Induk, secara teknis sudah sesuai peruntukannya. Sayangnya, saluran air itu mampet, gegara sampah dan material batu.
“Dimensinya sudah sesuai, cuman karena saluran ini kecil, sehingga tidak bisa melakukan pembersihan dari dalam. Harus dibongkar dan dinormalisasi, sehingga sampah dan material lainnya bisa dikeluarkan,” lanjutnya.
Adanya sampah dan material bangunan di dalam gorong-gorong di Pasar Induk Bondowoso juga diakui oleh Kepala UPT Pasar Diskoperindag Bondowoso, Didik Muriyanto.
Oleh sebab itu, dirinya mengimbau kepada masyarakat, khususnya para pedagang di Pasar Induk, agar tidak membuang sampah ke dalam saluran air atau gorong-gorong.
Menurut Didik, perlu kesadaran masyarakat khususnya pedagang di sana, agar tidak membuang sampah ke selokan, saluran air dan gorong-gorong. Sehingga, setelah dinormalisasi, saluran tersebut tidak mampet lagi.
“Imbauan sering kali kita sampaikan, malahan kalau ada yang buang sampah dan diketahui petugas, sampah itu disuruh ambil lagi. Tapi, kesadaran dari pedagang pasar yang kurang,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk fasilitas seperti tempat sampah, Diskoperindag sudah menyediakan. Namun, kondisinya selalu lenyap.
“Kita pengadaan tempat sampah saja hilang. Mulai (tempat sampah) dari bahan anyaman bambu, karet, sampai tong yang dibagi dua, juga hilang entah kemana,” bebernya.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Diskoperindag, kata Didik, kesadaran pedagang untuk bersinergi dengan petugas di Pasar Induk dalam mengelola sampah, sangat diperlukan.
“Kami berharap, pedagang sadar dan tidak lagi membuang sampah sembarang tempat,” pungkas Didik Muriyanto. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?