Warga Probolinggo Berduka, Mbah Guco Pegiat Seni Budaya Meninggal Dunia
Beliau adalah sosok yang sangat berjasa dalam mengembangkan kegiatan seni dan budaya, mulai dari tingkat Kelurahan Tisnonegaran hingga tingkat Kota Probolinggo.
Kota Probolinggo, SJP - Kabar duka telah menyelimuti dunia seni Kota Probolingg, pasca meninggalnya seorang budayawan terkemuka, Bambang Suripono yang lebih dikenal dengan nama Mbah Guco.
Warga Kota Probolinggo kehilangan salah satu penggerak seni dan budaya yang telah lama dikenal.
Bambang Suripono yang lebih dikenal dengan nama Mbah Guco, pegiat seni dan budaya yang meninggal dunia pada Selasa (19/3/2024) dini hari.
Kepergian Mbah Guco telah meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Kota Probolinggo.
Beliau adalah sosok yang sangat berjasa dalam mengembangkan kegiatan seni dan budaya, mulai dari tingkat Kelurahan Tisnonegaran hingga tingkat Kota Probolinggo.
Mbah Guco tidak hanya dikenal sebagai seorang budayawan yang berdedikasi, tetapi juga sebagai seorang yang gigih dalam memperjuangkan pelestarian kebudayaan dan kesenian bangsa Indonesia, dengan mengedepankan nilai kebinekaan dan keberagaman.
Beliau selalu memberikan arahan dan nasihat kepada generasi muda, menjadi teladan bagi mereka dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya dan seni yang ada.
"Mbah Guco adalah figur yang peduli dan konsisten dalam mempertahankan kebudayaan dan kesenian di Kota Probolinggo. Beliau sering memberikan nasihat tentang makna kehidupan dalam berbangsa dan bernegara," ucap anggota Kelompok Sadar Wisata Kota Probolinggo, Heri Sutanto.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kota Probolinggo, Rachma Deta Antariksa menyampaikan rasa duka cita atas kepergian Mbah Guco dan mengucapkan terima kasih atas segala sumbangsih dan pemikiran beliau dalam memajukan kebudayaan dan kesenian di Kota Probolinggo.
Mbah Guco juga dikenal sebagai pendiri sanggar seni Mardi Budoyo, yang tetap eksis dan aktif berkegiatan hingga saat ini.
"Beliau bukan hanya seorang budayawan yang aktif, tetapi juga seorang pendidik bagi generasi muda," ucapnya.
Sebagai tokoh yang dihormati, Mbah Guco juga ditetapkan sebagai Buati Anom atau Tumenggung oleh Keraton Surakarta Hadiningrat, Jawa Tengah pada tahun 2010.
Kepergian Mbah Guco meninggalkan kekosongan yang sulit diisi dalam dunia seni dan budaya Kota Probolinggo.
Namun, warisan dan nilai-nilai yang beliau ajarkan akan tetap dikenang dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Semoga semangat dan dedikasi Mbah Guco dalam melestarikan kebudayaan dan kesenian dapat menjadi inspirasi bagi semua untuk terus menjaga dan menghargai warisan budaya bangsa Indonesia. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?