Warga Binaan Lapas Kelas IIB Bondowoso Antusias Ikuti Hapus Tato Gratis, Ini Tujuannya

Hal ini dilakukan untuk membantu warga binaan bisa lebih percaya diri dan memiliki arah baru ketika sudah keluar dari Lapas. Karena selama ini berkembang stigma negatif ketika orang keluar dari Lapas dan punya tato.

24 Oct 2024 - 16:29
Warga Binaan Lapas Kelas IIB Bondowoso Antusias Ikuti Hapus Tato Gratis, Ini Tujuannya
Proses penghapusan tato salah seorang warga binaan Lapas Kelas IIB Bondowoso (Foto : Rizqi/SJP)

BONDOWOSO, SJP – Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Bondowoso, menggelar ‘Tatto Removal’ atau penghapusan tato gratis bagi warga binaan permasyarakatan (WBP), dengan menggandeng Rumah Sakit Bhayangkara, pada Kamis (24/10/2024).

Program berkesinambungan ini terus digelar secara bertahap. Tahap pertama diikuti oleh sekira 25 orang dan tahap kedua diikuti oleh 24 orang, karena salah seorang peserta hapus tato di tahap pertama sudah bebas.

Tidak ada unsur paksaan dalam penghapusan tato ini. Bahkan, antusias warga binaan begitu tinggi. Namun, karena keterbatasan waktu pelaksanaan, Lapas Bondowoso hanya menyediakan kuota 25 orang saja.

Plh Kepala Lapas Kelas IIB Bondowoso, Dony Purwanto, di sela-sela kegiatan hapus tato menerangkan, maksud dan tujuan ‘Tatto Removal’ tersebut, merupakan bentuk kepedulian Lapas kepada warga binaan.

Karena, dengan penghapusan tato itu, diharapkan para WBP setelah bebas nanti bisa diterima oleh masyakarakat, percaya diri dan memilik arah kehidupan yang baru dan lebih baik.

“Ini kami lakukan untuk membantu para WBP agar bisa lebih percaya diri dan memiliki arah baru ketika sudah keluar dari Lapas. Mereka juga bisa diterima di masyarakat sebagai layaknya warga biasa lainnya,” katanya.

Selain itu, mantan narapidana yang memiliki tato, oleh masyarakat masih dianggap tabu dan menimbulkan perspektif negatif. Maka, dengan penghapusan ini, warga binaan yang sudah bebas, bisa bersih dari tato dan bisa diterima oleh masyarakat. 

“Karena selama ini masih berkembang stigma negatif bagi orang yang keluar dari Lapas dan punya tato. Jadi, kami mendorong agar warga binaan menghapus tato yang ada di badannya, untuk menghilankan stigma negatif itu,” imbuhnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Slamet Yulianto, Kasubsi Kesehatan Perawatan Lapas Kelas IIB Bondowoso, juga menambahkan, hapus tato yang ia gelar sama sekali tidak ada unsur paksaan. Apalagi diwajibkan.

“Ini murni kesadaran dari warga binaan. Jadi, kami menawarkan pada warga binaan dan siapa pun yang mau akan langsung didaftarkan. Tidak ada paksaan dan semuanya gratis,” ungkapnya. 

Karena antusias warga binaan luar biasa, nantinya, pria yang akrab dipanggil Yulianto ini menyebut, Lapas Bondowoso akan terus melaksanakan hapus tato secara berkesinambungan dengan menggandeng Rumah Sakit Bhayangkara.

“Sementara ini, baru bisa dilakukan setiap tahapnya 25 orang saja secara gratis. Kita akan berkoordinasi dengan RS Bhayangkara, agar hapus tato ini rutin digelar di Lapas Bondowoso,” ucapnya.

Perwakilan dari RS Bhayangkara, Desi Indriana P, menjelaskan, penghapusan tato dilakukan dengan metode laser. Dirinya juga menjelaskan jika metode ini tidak bisa dilakukan satu kali, tetapi secara bertahap setiap 3 minggu sekali. 

“Untuk ukuran tato yang dihapus beragam dan ini bertahap. Jika nantinya belum tuntas dan warga binaan bebas, penghapusannya bisa dilanjutkan di Klinik Polres Bondowoso," tuturnya. 

Salah seorang warga binaan, Rahbini, asal Desa Jetis, Kecamatan Curahdami, menceritakan jika dirinya menyambut baik penghapusan tato tersebut. Gambar perempuan di lengan kirinya yang ingin ia hapus, ternyata gambar mantan isterinya.

“Saya buat tato sejak 2013 dan sekarang ingin saya hapus atas kemauan saya sendiri, karena saya sudah move on (melupakan) mantan isteri saya,” jelas Rahbini sembari menunggu antrian penghapusan tato. 

Hal senada juga disampaikan oleh warga binaan yang tersandung kasus narkoba. Faizal yang juga warga Bondowoso merasa menyesal dan malu telah bertato yang dinilainya kotor. 

“Saya ingin hapus, karena kemauan sendiri dan malu sama anak saya,” pungkasnya. (*)

Editor : Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow