Menyelami Alam Semesta hingga Kecerdasan Buatan di Pameran UMI Surabaya

Pameran UMI di De Javasche Bank Surabaya mengajak pengunjung menjelajahi ilmu pengetahuan, mulai dari asal-usul alam semesta hingga perkembangan kecerdasan buatan.

25 Oct 2024 - 16:31
Menyelami Alam Semesta hingga Kecerdasan Buatan di Pameran UMI Surabaya
Pengunjung pameran UMI menyelami tema Universum yang sajikan informasi terkait sejarah alam semesta (Ryan/SJP)

SURABAYA, SJP - Di balik gedung bersejarah De Javasche Bank, Surabaya, sebuah pameran edukatif dan inspiratif digelar sejak 27 September hingga 30 Oktober 2024. Pameran bertajuk "Universum, Mensch, Intelligenz" (UMI) ini merupakan hasil kolaborasi antara Max Planck Institute dan Goethe-Institut Indonesia. 

Dengan menggabungkan ilmu pengetahuan dan seni, pameran itu mengajak pengunjung untuk menyelami berbagai aspek yang mempengaruhi kehidupan manusia, mulai dari sejarah alam semesta hingga kecerdasan buatan yang kini berkembang pesat.

Tema utama pameran UMI direpresentasikan melalui contoh-contoh dalam lima topik, yakni Universum (Tata Surya), Menschheitsgeschichte (Sejarah Manusia), Anthropozän (Antroposen), Gehirn (Otak) dan Künstliche Intelligenz (Kecerdasan Buatan). Pameran UMI menawarkan pengalaman tur interaktif bersama para guide. 

Chusnul Diva Pramyta Ade Wardana, salah satu guide di tema Antroposen yang ditemui pada Jumat (25/10/2024), menjelaskan bahwa setiap tema menguraikan perjalanan pengetahuan manusia dari awal terbentuknya alam semesta hingga era digital saat ini.

“Tur dalam pameran ini dimulai dengan tema Tata Surya, mengajak pengunjung memahami asal-usul alam semesta," ujar alumni Bahasa dan Sastra Jerman UNESA itu.

"Usai memahami asal-usul alam, kita langsung beralih ke Sejarah Manusia, menjelaskan bagaimana manusia modern dan manusia purba berkembang dan akhirnya tinggal di bumi,” imbuhnya.

Masuk ke dalam tema Antroposen, Diva memberikan gambaran tentang bagaimana manusia berdampak besar pada planet ini, sementara tema otak menggali fungsi dan peran otak dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya tentang anatomi, tetapi juga mengenai emosi dan pentingnya kualitas tidur. 

Puncaknya, pameran ini membahas Kecerdasan Buatan (KI), mulai dari konsep AI sederhana hingga kecerdasan tingkat lanjut seperti teknologi deep fake dan aplikasi Flora Incognita, yang memungkinkan identifikasi tumbuhan melalui kamera ponsel.

Dengan berlangsungnya pameran UMI, Diva berharap pameran ini tidak hanya menarik perhatian siswa yang ingin belajar Jerman saja, tetapi juga masyarakat umum yang ingin memperluas wawasan mereka.

“Kami ingin pengunjung lebih sadar akan dampak manusia terhadap bumi dan terinspirasi oleh penelitian terbaru. Selain itu, kami juga berharap pameran ini bisa mendorong minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke Jerman, di mana penelitian sangat dihargai,” ujarnya.

Sebelumnya, pameran UMI telah berkeliling ke beberapa kota besar di Indonesia, mulai dari Jakarta, Bandung, hingga Malang, sebelum akhirnya berlabuh di Surabaya sebagai destinasi terakhir.

Max Planck Institute dan Goethe-Institut menggandeng Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur sebagai penyedia venue, serta Program Studi Sastra Jerman dan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Dalam setiap tema, pengunjung akan dipandu oleh mahasiswa atau alumni jurusan Bahasa dan Sastra Jerman dari UNESA. Diva mengungkapkan bahwa terdapat 16 guide yang dibagi dalam beberapa shift sesuai dengan jam operasional Bank Indonesia. 

“Selain memberikan penjelasan, kami juga berperan untuk menciptakan pengalaman berkesan bagi setiap pengunjung,” tandasnya.

Di lokasi yang sama, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Iqbal Reza Nugraha berharap pengunjung bisa menikmati pameran sembari mengenal gedung De Javasche Bank.

“Saya harap pengunjung dapat menikmati pameran ini serta membawa pulang inspirasi dan pengetahuan baru. Semoga pameran ini dapat memotivasi kita semua untuk terus mengeksplorasi duniailmu pengetahuan," ucap Reza.

Sementara itu, Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni, UNESA, Heny Subandiyah mengatakan, kerja sama antara Prodi Bahasa Jerman di Fakultas Bahasa dan Seni UNESA dan Goethe-Institut Indonesien sudah terjalin lama.

"Dengan tajuk UMI, bagian yang saya tangkap adalah bagaimana membudayakan manusia. Intinya dengan adanya AI, tidak membuat manusia itu dibodohkan, tetapi justru dengan AI, membuat manusia itu menjadi lebih cerdas," pungkas Heny.

Pameran UMI menekankan pentingnya memahami sains dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan yang unik, pengunjung diajak untuk tidak hanya mempelajari fakta-fakta ilmiah, tetapi juga merefleksikan peran dan dampak mereka sebagai individu dalam ekosistem global.

Bagi siapa pun yang ingin melihat bagaimana ilmu pengetahuan dapat membuka perspektif baru, pameran ini menawarkan kesempatan langka untuk belajar dari penelitian kelas dunia dan masih akan digelar hingga 30 Oktober mendatang. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow