UWKS Dorong Digitalisasi UMKM Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, Ini Tujuannya

Warga Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Surabaya dilatih UWKS untuk memasarkan produk olahan sayur secara digital, guna memperluas pasar dan meningkatkan efisiensi usaha.

04 Oct 2024 - 20:45
UWKS Dorong Digitalisasi UMKM Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, Ini Tujuannya
Pelatihan pemasaran digital dan pembukuan berbasis teknologi oleh tim PKM UWKS kepada warga Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede (Ryan/SJP)

SURABAYA, SJP - Melakukan pemasaran produk tidak lagi sekadar mengandalkan toko fisik atau interaksi langsung dengan target pembeli. Dengan memanfaatkan teknologi dan melakukan promosi lewat layar ponsel, seseorang dapat menjangkau lebih banyak konsumen dengan lebih efektif.

Kesadaran akan hal ini sudah mulai tumbuh pada masyarakat di berbagai sudut Kota, termasuk di Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, Surabaya, yang merupakan salah satu kampung dengan beragam potensi dan produksi yang sudah siap untuk dipasarkan.

Melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan oleh Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), warga kampung setempat diajak untuk belajar dalam pelatihan pemasaran digital dan pembukuan berbasis teknologi menjadi fokus utama kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim PKM UWKS.

Program yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini merupakan rangkaian, atau tindak lanjut dari kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sebelumnya sudah diawali dengan pelatihan pembuatan berbagai produk olahan pangan berbasis sayur, seperti nugget, keripik, dan es krim sayur.

Dr. Ir. Endang Retno Wedowati, M.T., selaku Ketua Tim PKM, menjelaskan bahwa setelah masyarakat diberi ide, masukan hingga pelatihan teknis mengenai pembuatan produk pangan, kini waktunya beralih ke tahap berikutnya, yaitu pemasaran digital.

"Sebelumnya, kami telah melakukan pelatihan pembuatan produk olahan sayur dan sudah berjalan baik. Pada malam ini, kami fokus pada bagaimana produk-produk tersebut dapat dipasarkan secara efektif di platform digital," jelas Endang, Jumat (4/10/2024).

"Usai tahapan ini selesai, kita juga akan memberikan pelatihan penggunaan alat produksi yang sudah dihibahkan, seperti mesin pencetak stik, cup sealer, dan vacuum sealer," imbuhnya.

Endang menekankan pentingnya pemahaman teknologi pemasaran bagi masyarakat yang selama ini terbiasa memasarkan produk secara konvensional, karena itu, pihaknya memberikan memberikan tutorial lengkap tentang pemasaran produk secara digital dan bahkan tata cara penggunaan QRIS. 

"Kami harap setelah pelatihan ini, masyarakat mampu memanfaatkan media digital untuk memperluas jangkauan pasar," tambahnya. 

Menurutnya, branding yang baik akan membantu produk dari Kampung Pintar lebih mudah dikenali di pasaran, begitu juga dalam perihal manajemen keuangan yang lebih baik melalui sistem pembukuan berbasis digital. 

"Dengan begitu, usaha dari kelompok tani di Kampoeng Pintar dapat berkembang secara berkelanjutan dan lebih efisien," pesan Endang.

Selain Endang, tim PKM UWKS juga terdiri dari jajaran dosen dan beberapa mahasiswa, diantaranya:

Tim Dosen

  1. Dr. Ir. Endang Retno Wedowati, M.T. ( ketua tim)
  2. Dr. Ir. Fungki Sri Rejeki, M.P.
  3. Emmy Wahyuningtyas, S. Kom, M.MT

Mahasiswa

  1. Zyanu Puja Widya
  2. Jonathan Valentino Mamuaya
  3. Fererius Jemadu

Sementara itu, Ketua Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, yakni Aseyan mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat membantu warga yang sebelumnya belum akrab dengan dunia pemasaran digital, menjadi lebih percaya diri untuk mempromosikan produk mereka melalui media sosial.

"Kami ini awam sekali soal teknologi, dulu kalau mau jualan ya lewat mulut ke mulut saja, paling mentok ya melalui pesan di aplikasi WhatsApp," jelas Aseyan. 

Selain pelatihan, Aseyan juga mengapresiasi dan berkomitmen untuk memanfaatkan berbagai alat-alat dan juga mesin produksi yang telah dihibahkan oleh UWKS kepada kampungnya.

"Ini (alat yang dihibahkan) bukan milik pribadi, siapapun dari Kampung Pintar bisa menggunakan alat ini, semoga alat ini bisa membuat produksi kami lebih optimal,” katanya.

Namun, tantangan utama yang masih dihadapi warga adalah soal sertifikasi halal, meskipun sudah menghasilkan banyak produk, pemasaran ke skala yang lebih besar terkendala oleh kurangnya sertifikasi tersebut. 

“Kami berharap, setelah pelatihan ini, kami bisa mempromosikan produk kami di media sosial dan event-event lainnya, mudah-mudahan ke depan, masalah-masalah seperti sertifikasi halal juga bisa teratasi,” tambah Aseyan.

Masih dilokasi yang sama, adapun Ir. Adi Candra, S.Si, M.Si, pembina Kampoeng Pintar Oase, turut mengapresiasi pelatihan ini yang juga melibatkan generasi muda, khususnya pemuda dari karang taruna. 

“Generasi muda punya semangat dan ide-ide yang segar, sementara kami yang lebih tua mungkin punya pengalaman, tapi agak gagap teknologi," ujar Adi.

"Dengan adanya pelatihan seperti ini, kami merasa terbantu, dan semoga semua pihak bisa terlibat aktif untuk memajukan Kampung Pintar ini,” sambungnya.

Selain itu, Adi juga menekankan pentingnya keberlanjutan dari program pemberdayaan masyarakat ini. Semua elemen harus terlibat dan tidak ada yang tertinggal (no one left behind), agar target pengembangan SDM bisa tercapai seutuhnya.

Dengan pelatihan dan dukungan alat tersebut, warga Kampoeng Pintar Oase diharapkan tidak hanya mampu memproduksi makanan olahan berbasis sayur, tapi juga dapat memasarkan produk mereka secara lebih luas, baik melalui media sosial maupun platform digital lainnya. (*)

Editor : Rizqi Ardians

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow