UB Gelar Brawijaya Entrepreneur Festival 2024, Galakkan Ekonomi Hijau pada Calon Pengusaha Muda

Acara tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan Brawijaya Entrepreneur Festival (BEF), yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Wirausaha UB.

29 Oct 2024 - 08:30
UB Gelar  Brawijaya Entrepreneur Festival 2024, Galakkan Ekonomi Hijau pada Calon Pengusaha Muda

KOTA MALANG, SJP - Universitas Brawijaya (UB) menggelar diskusi tentang peluang dan tantangan green economy dalam diskusi bertajuk Youngpreneur Business Summit (YBS) 2024 di Gedung Samantha Krida UB, dari 28-30 Oktober 2024.

Acara tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan Brawijaya Entrepreneur Festival (BEF), yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Wirausaha UB.

Acara dengan tema “Unlocking the Potential of Green Economy” itu mempertemukan wirausahawan muda, inovator, dan stakeholders dari berbagai sektor. Acara dibuka oleh Kasubdit Kesejahteraan dan Kewirausahaan Mahasiswa UB, Ilhamuddin.

Acara itu menghadirkan Kepala Pusat Pengembangan Entrepreneurship, Start Up, dan Inkubator Bisnis (PPES), Inggang Perwangsa Nuralam, sebagai narasumber. Dalam sambutannya, dia mengulas gambaran umum tentang pentingnya isu ekonomi hijau bagi generasi muda.

Setelah itu, disampaikan sambutan dari Direktur DIKST UB, Mohammad Iqbal. Kemudian acara dilanjutkan dengan keynote speech inspiratif dari Chairman of Malang Health Tourism, Ardantya Syahreza, yang juga ikut serta membuka acara tersebut.

Ardantya Syahreza mengatakan, agenda tersebut merupakan salah satu acara edukatif yang sesuai untuk generasi muda berjiwa enterpreneur.

"Acara Brawijaya Enterpreneur Festival ini merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diadakan UB, untuk mempromosikan atau mengedukasi anak muda agar mau berwirausaha," ucapnya kepada SuaraJatimPost.com usai memberikan paparan, Senin (28/10/2024).

Dalam paparannya, Ardantya juga menyampaikan, memulai usaha bukanlah perkara mudah. Diperlukan pengetahuan, seperti BEF yang dilakukan secara berkesinambungan.

"Bukan persoalan gampang untuk memulainya. Setiap tahun ada anak (mahasiswa) baru lagi, maka perlu mengedukasi lagi dan seterusnya," ujarnya.

Mengenai topik yang diangkat dalam acara tersebut, Ardantya sangat mengapresiasinya. Karena edukasi wirausaha itu lebih kepada bisnis berbasis lingkungan.

"Kali ini, BEF memilih topik mengenai ekonomi hijau. Jadi enterpreneur tidak hanya melulu bikin warung atau sejenisnya. Kali ini BEF mengajak berwirausaha berbasis lingkungan, berbasis recycle, berbasis penghijauan, pertanian," tandasnya.

Dari kegiatan tersebut, Ardantya berharap, para peserta bisa mendapatkan pengetahuan tentang potensi ekonomi hijau atau usaha kecil, yang bisa mereka lakukan.

"Dan mereka harus tahu, sebetulnya UB ini menyediakan platform. Ada program akademi wirausaha muda yang ada sekarang. Ada mentor-mentor yang ngajarin mereka untuk bikin usaha. Ada juga direktorat inovasi dan science yang bisa mengajari para mahasiswa bagaimana cara bikin usaha," ucap pria berkacamata tersebut.

Dia menambahkan, selama ini memang sudah ada mata kuliah wirausaha, namun tidak semuanya dapat dimengerti dengan mudah.

"Meskipun ada mata kuliah berbasis wirausaha, tapi gak semuanya mudah dipahami. Apa itu bisnis model, apa itu marketing, apa itu finance. Masih perlu untuk selalu dipaparkan," jelasnya.

"Makanya saya senang kalau praktisi diajak ke kampus yang memberikan dampak langsung kepada adik-adik mahasiswa yang mengikuti acara tersebut. Sehingga dapat dipraktikkan setelah mereka lulus," tutup pria yang pernah mencalonkan diri sebagai wali kota Malang itu.

Diketahui, Acara berlanjut dengan sesi konferensi dan panel diskusi yang dipandu oleh para pemateri ternama. Antara lain, Kepala Cabang Dinas Kehutanan Malang, Hoshaiah Nehemiah Lantu. Dia membuka sesi dengan topik potensi ekonomi hijau melalui forest management.

Kemudian dilanjutkan oleh Founder dan CEO AMATI Indonesia, Viringga Kusuma. Dia membahas peran komunitas hijau dalam menciptakan bisnis yang lebih ramah lingkungan.

Konferensi dilanjutkan dengan CEO Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano. Dia membahas waste management sebagai solusi ekonomi sirkular.

Kemudian, Founder dan CEO Tarunira, I Komang Sukarma. Dia memaparkan peran petani lokal dalam revolusi bisnis hijau, diikuti oleh Co-Founder dan COO 7Preneur, Stanley Sebastian, yang menekankan pemberdayaan wirausahawan di sektor hijau melalui inovasi berkelanjutan.

Acara tersebut kemudian diakhiri dengan sesi diskusi interaktif, yang mempertemukan peserta dengan para stakeholder. Sesi itu menciptakan ruang tanya jawab dan berbagi wawasan.

Setelahnya, peserta menikmati gala dinner yang diikuti networking party. Momen itu merupakan kesempatan berharga bagi setiap peserta, untuk memperluas relasi dan membangun koneksi.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Brawijaya Entrepreneur Festival 2024, Evara Alfaridzi berharap, kegiatan tersebut dapat memberi edukasi tentang pentingnya berbisnis dengan tidak mengesampingkan lingkungan.

Agenda tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan menghasilkan peta jalan menuju ekonomi hijau, serta turut mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Harapannya, BEF 2024 melalui YBS dapat menanamkan mindset entrepreneurship, serta menambah kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dalam menjalankan bisnis" tutupnya. (*)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow