Tuli Berkarya, Tuli Mendunia: Inklusivitas di Jatim Fest 2024 oleh Dinas Sosial Jawa Timur
Dinsos Jatim hadir di Jatim Fest 2024 dengan tema “Tuli Berkarya, Tuli Mendunia”, memamerkan keterampilan komunitas tuli dan mengedukasi masyarakat tentang inklusivitas melalui berbagai kegiatan menarik.
SURABAYA, SJP - Dalam dunia yang terus bergerak menuju kesetaraan, inklusivitas menjadi salah satu fondasi penting yang harus diperjuangkan. Salah satu kelompok yang sering kali terabaikan dalam arus kehidupan sosial adalah mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran, atau yang biasa disebut tuli.
Meski mereka hidup dengan hambatan komunikasi, itu tidak menghalangi mereka untuk berkarya dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Justru, komunitas tuli memiliki potensi besar yang perlu diakui dan didukung.
Berkenaan dengan hal itu, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur (Dinsos Jatim) melangkah lebih jauh dengan mengangkat potensi luar biasa komunitas disabilitas tuli dalam gelaran Jatim Fest 2024, lewat booth mereka yang bertemakan "Tuli Berkarya, Tuli Mendunia”.
Jatim Fest sendiri akan berlangsung dari 2 hingga 6 September 2024 di Grand City Exhibition Hall, Surabaya, dan Dinsos Jatim memanfaatkan ajang ini menjadi panggung bagi para penyandang tuli untuk memamerkan keterampilan mereka kepada masyarakat.
Restu Novi Widiani, Kepala Dinsos Jatim, menjelaskan bahwa tema “Tuli Berkarya, Tuli Mendunia” dipilih bukan untuk sekadar menampilkan para penyandang tuli, melainkan untuk memperlihatkan potensi besar mereka.
"Ini adalah kesempatan bagi masyarakat untuk melihat bahwa teman-teman tuli kita tidak hanya mampu berkarya secara keterampilan tangan," ungkap Novi, Jumat (4/10/2024).
Berdiri di stan nomor 4-7, dekat pintu akses II, Dinsos Jatim menghadirkan para Penerima Manfaat (PM) dari Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Bina Rungu Wicara (UPT RSBRW) Pasuruan.
Di sini, para PM memperlihatkan berbagai keterampilan yang mereka pelajari di UPT, seperti menjahit, membordir, hingga membatik. Karya-karya mereka, mulai dari taplak meja, daster, hingga batik, dipamerkan sebagai bukti nyata bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk berkarya.
Novi menambahkan, bahwa setiap tahunnya, Dinsos Jatim berusaha tampil tematik di Jatim Fest dengan menonjolkan kelompok disabilitas tertentu, dan di tahun 2024 ini, Dinsos Jatim fokus pada komunitas tuli, melanjutkan tema disabilitas intelektual pada tahun sebelumnya.
“Ini adalah saatnya teman-teman tuli untuk ditampilkan. Kami ingin masyarakat tahu,” lanjutnya.
Selain menampilkan karya dan aktivitas mereka, Dinsos Jatim juga menggunakan ajang ini untuk menjangkau lebih banyak penyandang tuli yang belum tergabung dalam program-program mereka.
“Kami berharap lebih banyak lagi teman tuli yang belum terjangkau, dapat bergabung dalam baragam kegiatan kami,” ajak Novi.
Selain memamerkan hasil karya, Dinsos Jatim juga berkolaborasi dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Jatim dalam program ‘Sobat Disabilitas Tuli Mengaji’.
Di acara ini, komunitas tuli tidak hanya berbagi keterampilan bahasa isyarat dalam membaca huruf hijaiyah, tetapi juga mengajarkan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) kepada pengunjung.
"Tujuannya adalah untuk memperkenalkan lepada masyarakat bahwa tuli mengaji itu ada, karena memang ini masih jarang diketahui," sebut Novi.
Merchandise dengan desain huruf hijaiyah dalam bahasa isyarat turut dipajang sebagai upaya memperkenalkan lebih jauh bahasa isyarat di kalangan masyarakat luas.
"Ini adalah upaya kami untuk memperkenalkan mereka, yang tidak hanya bisa menciptakan karya, namun bahkan juga pernah mencatatkan rekor MURI pada 3 Desember 2023 lalu, dengan 250 peserta tuli mengaji isyarat terbanyak,” beber Novi.
Selain itu, stan Dinsos Jatim juga memberikan layanan pemeriksaan audiometri gratis untuk mendeteksi gangguan pendengaran, diiringi oleh pertunjukan mengaji dan menyanyi dengan bahasa isyarat oleh komunitas tuli.
Sebagai penutup Jatim Fest 2024 pada Minggu (6/10/2024), Dinsos Jatim akan menggelar talkshow ‘Tuli Berkarya, Tuli Mendunia’ yang diiringi pertunjukan mengaji dan menyanyi dengan bahasa isyarat, serta pantomim, bahkan saat penampilan menyanyi, komunitas tuli akan berkolaborasi dengan Danu Resowikoro, jebolan The Voice Indonesia 2019. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?