Timnas Indonesia Piala Dunia U-17 Belum Habis!
Bima Sakti, pelatih tim nasional Indonesia U-17 menganggap bahwa pengalaman berharga telah di tangan para punggawa muda meski piala belum ada dalam genggaman.
Surabaya, SJP – Tim nasional Indonesia U-17 memang hanya mengantongi dua poin setelah menjalani tiga pertandingan di Grup A Piala Dunia U-17.
Tetapi, para Garuda Muda masih punya harapan meski sangat tipis.
Bima Sakti, pelatih timnas Indonesia U-17 mengambil hikmahnya, sembari tetap memberi suntikan semangat.
Setelah kalah dari Maroko 3-1 pada pertandingan terakhir Grup A, posisi Indonesia memang sedang genting.
Tim-tim yang lolos ke babak 16 besar akan ditentukan setelah kombinasi hasil pertandingan dalam beberapa hari ke depan.
Indonesia punya dua poin dengan selisih gol minus dua.
Untuk berpeluang lolos ke babak sistem gugur, tim tuan rumah membutuhkan hasil imbang pertandingan Burkina Faso vs Republik Korea di Grup E, dan Selandia Baru vs Meksiko di Grup F.
Terlepas dari hasil fase grup nantinya, Bima Sakti berujar bahwa timnya mengambil hikmah karena berkesempatan berlaga di Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Menurut mantan permain Persema ini, hasil imbang melawan Ekuador dan Panama juga merupakan pengalaman tak tergantikan.
Tantangannya sekarang adalah memanfaatkan pengalaman ini untuk menciptakan lebih banyak peluang di kemudian hari.
“Tim kami kami bermain di turnamen sebesar ini untuk pertama kalinya dan ini sangat penting bagi mental para pemain,” ujarnya seperti yang dilansir dari FIFA. “Kami berkompetisi melawan tiga negara yang pernah bermain di Piala Dunia di level senior dan juga Piala Dunia di level junior. Saya harap kami dapat menggunakan pengalaman ini untuk berkembang. Idenya adalah agar sepak bola di Indonesia tumbuh bersama-sama.”
Bagi para pesepakbola remaja itu, menjalani pertandingan di perhelatan akbar sangatlah luar biasa.
Bagi Bima, piala mungkin masih jauh dari genggaman, meski para anggota timnas U-17 sudah banyak menimba pengalaman.
“Mereka sekarang paham apa yang diperlukan untuk berkompetisi di ajang sebesar ini sehingga mereka sudah menjalani pembelajaran yang bermanfaat,” ujarnya.
"Siapa tahu setidaknya kami akan menjalani satu pertandingan lagi supaya mereka tidak terlalu kecewa,” kata Sakti. “Saya adalah pelatih mereka, namun terkadang saya harus menjadi ayah atau teman bagi mereka.” (**)
Sumber: FIFA
Editor: trisukma
What's Your Reaction?