Urban Farming Kampoeng Oase Songo Jadi Magnet Edukasi Internasional

Kunjungan siswa dan guru SMP Kuo Chuan Presbyterian dari Singapura ke Kampoeng Oase Songo memperkuat potensi urban farming Surabaya sebagai destinasi edukatif dan wisata internasional.

27 Oct 2024 - 18:03
Urban Farming Kampoeng Oase Songo Jadi Magnet Edukasi Internasional
Siswa-siswi SMP Kuo Chuan Presbyterian, Singapura, antusias menjelajahi Kampoeng Oase Songo, mempelajari urban farming dan budidaya terpadu secara langsung (Ryan/SJP)

SURABAYA, SJP - Konsep urban farming di Surabaya kini menarik perhatian hingga ke mancanegara. Salah satunya terlihat dari kunjungan 21 siswa dan 6 guru dari SMP Kuo Chuan Presbyterian Secondary School, Singapura, ke Kampoeng Oase Songo pada Rabu (23/10/2024) kemarin.

Kunjungan tersebut tidak hanya menjadi momen pertukaran ilmu, tetapi juga memperkuat eksistensi Surabaya sebagai kota yang mendukung pengelolaan lingkungan ketahanan pangan berbasis lingkungan hingga pengelolaan sampah.

Saat dikonfirmasi, Antiek Sugiharti selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, mengapresiasi kedatangan rombongan internasional tersebut. 

Ia menegaskan bahwa Kampoeng Oase Songo merupakan salah satu dari beberapa lokasi percontohan urban farming yang dikembangkan oleh DKPP Kota Surabaya sebagai bagian dari program MSIB (Magang Studi Independen Bersertifikat) Kemendikbudristek. 

“Kampung ini tidak hanya fokus pada produksi tanaman, tetapi juga sebagai tujuan edu wisata, baik untuk siswa lokal maupun pengunjung mancanegara,” ujarnya, Minggu (27/10/2024).

Menurut Antiek, Kampoeng Oase Songo mengintegrasikan budidaya tanaman sayur, buah, tanaman obat keluarga (toga), hingga peternakan kelinci dan ikan dalam satu ekosistem terpadu. 

“Kami juga memanfaatkan sampah organik untuk membuat pupuk dan pakan ikan serta mengurangi limbah secara efektif. Ini menjadi model yang bisa diterapkan di kampung-kampung lain,” tambahnya.

Kampoeng Oase Songo kini bukan hanya menjadi tempat belajar urban farming, tetapi juga sarana bagi pertukaran informasi antarbudaya. Antiek menambahkan bahwa kunjungan ini memperkuat upaya kolaboratif antara mentor dari DKPP dan mahasiswa magang dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. 

“Kami saling bertukar ilmu, seperti cara mengelola magot dengan menambahkan ampas kelapa untuk hasil yang lebih baik. Ini akan kami bagikan juga ke kampung-kampung lain,” ungkapnya.

Antiek berharap Kampoeng Oase Songo dapat terus menjadi percontohan dan menginspirasi kampung lain di Surabaya. 

“Lingkungan yang sehat dan bersih bisa kita wujudkan, sekaligus menghasilkan produk-produk pertanian, perikanan, dan peternakan,” tandasnya.

Sementara itu, Yaning Mustika Ningrum, selaku Ketua Kampoeng Oase Songo, mengungkapkan rasa bangganya atas kunjungan siswa dari Singapura. Ia menyatakan bahwa kunjungan tersebut menjadi langkah penting bagi kampungnya untuk semakin berkembang. 

“Rasanya bangga ya, karena sebelumnya juga ada kunjungan dari luar Kota seperti Kediri, dan kemarin malah dapat kunjungan dari luar negeri,” ujarnya.

Namun, Yaning menekankan untuk tidak celat merasa puas dari pencapaian ini. Dirinya menyebut bahwa penting untuk terus berinovasi dan menemukan potensi baru yang diperoleh dari kunjungan ini. 

“Waktu gurunya datang survei dulu, kami belum punya composting, lele, dan kelinci. Sekarang sudah ada. Doakan ya, nanti akan ada kebun binatang kecil atau peternakan burung dan bebek,” harapnya.

Selain itu, Yaning juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat. Ia telah mempekerjakan seorang warga setempat untuk bekerja rutin setiap hari di Kampoeng Oase Songo. 

“Walaupun baru satu orang, tapi ini langkah kecil untuk membantu mengentaskan kemiskinan,” jelasnya.

Yaning juga berharap agar pemuda kampung ikut aktif, dengan salah satu pemuda dari Karang Taruna yang sudah terlibat dalam berbagai aktivitas di sana.

Masih di lokasi yang sama, pembina Kampoeng Oase Songo Surabaya, Adi Candra menjelaskan, kunjungan ini adalah sebagai bentuk praktek langsung di lapangan dari mahasiswa MSIB. 

"Ahamdulillah adik-adik MSIB Batch 7 dari posisi marketing and promotion eduwisata pertanian perkotaan ini bisa membawa tamu untuk mengunjungi kampung," jelasnya.

Adi yang menyoroti tentang bagaimana SMP Kuo Chuan Presbyterian Secondary School mengetahui informasi tentang Kampoeng Oase Songo dari internet. Menurutnya, hal tersebut berkat dukungan luar biasa dari para media partner yang selalu mempersamai pihaknya, sehingga bisa dikenal sampai ke mancanegara. 

"Dan mereka akhirnya memutuskan, surveinya itu sudah lama, sejak bulan April ternyata. Mereka sudah mengincar kampung ini sejak bulan April, dan mereka akhirnya memutuskan untuk deal berkunjung kampung Oase Songo," terang Adi.

"Ternyata ini kan satu rangkaian, jadi tidak hanya di kampung Songo saja, mereka memang berkeliling di kota Surabaya. Terutama untuk di instansi-instansi pendidikan mereka belajar di Surabaya," sambungnya.

Selain itu, Adi menuturkan, peran dari para MSIB ini sesuatu yang keren, karena bisa menjamu tamu sebaik mungkin. Walaupun dikatakannya, ini masih belajar, tapi sebagai seorang pemula menghadapi tamu dari luar negeri, sudah menjadi sebuah capaian. 

"Dan sekali lagi, saya sampaikan apresiasi buat adik-adik MSIB Batch 7. Dan mudah-mudahan ini tidak berhenti di sini ya, kita selalu bisa promosi baik kepada wisatawan lokal, nasional, bahkan internasional seperti capaian hari ini," tuturnya.

Sebagai informasi, Peserta MSIB Kemendikbudristek DKPP Kota Surabaya Batch 7 2024 Posisi Marketing & Promotion Eduwisata Pertanian KaSurBoyo (Kampung Sayur Suroboyo) terdiri dari:

  1. Jihan Fitri Husniyah (Universitas Gadjah Mada - Pariwisata)
  2. Sefila Nesya Dewanti (Universitas Gadjah Mada - Pariwisata)
  3. Aflakhul Muzakka (Universitas Trunojoyo - Ilmu Komunikasi)
  4. Irma Jauzalia Maheswari (Telkom University Surabaya - Bisnis Digital)
  5. Nafidzah Salsabila Firdausi (Universitas Hasanuddin - Agribisnis)
  6. Muhammad Farhan (Universits Sebelas Maret - Agribisnis)

Sedangkan Mentor MSIB Batch 7 yang Bertugas adalah:

  1. Adi Candra ( Koordinator)
  2. Yasmin Islamiyah
  3. Ita Trassetyaningsih
  4. Slaviyanti

Dengan adanya kunjungan sekolah Singapura ini, menegaskan bahwa inovasi urban farming di Surabaya tidak hanya menarik perhatian lokal, tetapi juga internasional. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow