Smelter Freeport Indonesia di KEK Gresik: Motor Penggerak Ekonomi Jawa Timur

Smelter kedua PT Freeport Indonesia (PTFI) di KEK Gresik yang kini sudah memasuki tahap akhir, smelter tersebut akan memproduksi tembaga, emas, bahkan juga perak.

21 Jun 2024 - 20:15
Smelter Freeport Indonesia di KEK Gresik: Motor Penggerak Ekonomi Jawa Timur
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas usai acara Investor Daily Roundtable Surabaya (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik diyakini akan berdampak dalam percepatan akselerasi perekonomian di Provinsi Jawa Timur atau bahkan di lingkup nasional dalam beberapa tahun kedepan.

Terlebih pada pekan depan, juga akan diresmikan fasilitas pengolahan dan pemurnian (Smelter) kedua PT Freeport Indonesia (PTFI) di KEK Gresik yang kini sudah memasuki tahap akhir, smelter tersebut akan memproduksi tembaga, emas, bahkan juga perak.

Kabar positif tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas dalam acara Investor Daily Roundtable yang diadakan di Hotel Morazen, Surabaya, pada Jum'at (21/6).

“Kami optimistis dengan Freeport Indonesia selesai membangun smelter di sini (KEK Gresik), tentu akan sangat menjadi driver atau menciptakan multiplier effect yang besar bagi ekonomi Jatim,” ujarnya.

Tony mengungkapkan bahwa Smelter atau fasilitas pengolahan dan pemurnian kedua PTFI ini memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga mencapai 1,7 juta ton per-tahun.

"Proses tersebut akan menghasilkan produk dasar produksi tembaga bernama katoda, yakni logam berwarna kemerahan yang berfungsi sebagai bahan baku utama beragam produk industri," papar Tony.

Produk yang dimaksud diantaranya adalah kabel atau kawat, tembaga batangan, solar panel, bubuk-strip-tabung tembaga, produk sinter dan bahkan baterai kendaraan listrik.

Tony juga menambahkan, bahwa selain menghasilkan produksi tembaga, smelter Freeport di Gresik tersebut juga diproyeksikan untuk menghasilkan 50 hingga 60 ton emas setiap tahunnya.

“Smelter Freeport Indonesia mengolah konsentrat yang mengandung tembaga, emas, dan perak,” ungkapnya.

Sementara itu, multiplier effect (efek berganda) yang dimaksud dapat dilihat melalui dampaknya terhadap ekonomi lokal di wilayah tersebut, yang mana selama proses pembangunan smelter telah menyerap 40.000 tenaga kerja yang 60% di antaranya adalah warga Jawa Timur. 

Adapun efek berganda dalam perputaran ekonomi, dimana tercatat ada perputaran sebesar 2 triliun rupiah di berbagai bidang meliputi katering, angkutan pekerja, penginapan pekerja, jasa kebersihan, perusahaan penyalur tenaga kerja, juga alat tulis kantor (ATK). 

Nilai ini mencakup 1.600 kontrak dengan perusahaan kecil lokal di Gresik maupun di Jatim, dan diperkirakan nilai akan kembali meningkat ketika smelter sepenuhnya beroperasi.

“Ini akan sangat bermanfaat dalam mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi baik Jatim maupun Indonesia,” tegas Tony.

“Dan tentu multiplier effect yang dibawa akan sangat signifikan, terlebih jika nanti mulai berproduksi,” pungkasnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow