Siswa SDN dr Sutomo V Kampanyekan Proyek Lingkungan Hidup di SD Santa Maria
Nathan dan Khansa, siswa SDN dr Sutomo V Surabaya, mengampanyekan proyek lingkungan hidup mereka di SD Santa Maria, promosikan proyek mereka mengenai budidaya belimbing wuluh dan pengolahan limbah nasi
Surabaya, SJP - Sepasang siswa dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) dr Sutomo V Surabaya melakukan kunjungan ke SD Santa Maria Surabaya, dalam rangka mengampanyekan proyek mereka mengenai lingkungan hidup.
Mereka adalah Nathan Indra Prasetyo dan Khansa Nur Anindita, siswa kelas 4 di SDN DS V Surabaya yang merupakan peserta aktif dalam ajang Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup (Pangput LH) 2024.
Sebagai informasi, Penganugerahan Pangeran & Puteri Lingkungan Hidup untuk anak-anak atau Lomba Duta Lingkungan Hidup Belia, merupakan agenda tahunan oleh organisasi Tunas Hijau untuk melahirkan anak yang peduli lingkungan dan mengoptimalkan potensi di sekitar mereka.
Feni Setyowati dan Suci Safitri selaku guru pendamping menjelaskan, giat ini merupakan kampanye luar sekolah pertama yang dilakukan oleh SDN dr Sutomo V Surabaya, guna melatih keberanian, juga untuk memenuhi tugas kedua muridnya yang lolos tahap II Pangput 2024.
"Kita memilih SD Santa Maria karena memang lokasinya terdekat dari SDN DS V dan juga telah mendapat persetujuan dari kepala sekolah setempat," ujar Feni, Jumat (31/5).
Feni memberi kesempatan kepada 2 siswanya untuk menerangkan projek apa yang mereka presentasikan di depan murid kelas 4 SD Santa Maria, yang mana Nathan mengambil projek budidaya belimbing, sedangkan Khansa mengambil projek pengelolaan limbah nasi menjadi pur (pakan).
"Projek yang saya presentasi dalam kampanye ini adalah budidaya belimbing wuluh, manfaatnya bisa mengurangi batuk berdahak dan kolestrol," jelas Nathan.
"Kalau projek saya tentang pengolahan limbah nasi menjadi pur, manfaatnya untuk pakan ikan dan kura-kura," sambung Khansa.
Khansa telah menjual pur hasil proyeknya dengan harga 1000 rupiah, sedangkan Nathan giat untuk membagikan blimbing wuluh hasil budidayanya ke sekolah dan lingkungan sekitar sembari mengampanyekan manfaat blimbing wuluh.
Feni berharap kegiatan ini berdampak kepada anak, yakni melatih juga melahirkan rasa untuk menjadi lebih baik, utamanya dalam hal kreatifitas mengolah limbah dan sampah yang mereka temui.
"Kampanye ini juga menunjukan bahwa tidak ada bedanya sekolah negeri dengan swasta, semuanya sama dan kita bersama berupaya membangkitkan rasa tanggung jawab para peserta didik, dalam hal akademik hingga pengolahan sampah dan budidaya seperti yang ada di program ini," tandasnya.
Sementara itu, Ana Maria selaku guru kelas 4 SD Santa Maria Surabaya mengungkapkan rasa senangnya karena dapat saling melengkapi dalam hal berbagi ilmu melalui kegiatan ini.
"Keren, anak-anak SDN dr Sutomo V sangat percaya diri untuk memberikan penjelasan dalam kampanyenya, jadi kita bisa saling timbal balik untuk berbagi ilmu antara anak-anak," ucap Maria.
Ia mengatakan bahwa SD Santa Maria sendiri pernah melakukan kampanye di luar sekolah, namun di program Adiwiyata. Melalui giat ini ia berharap peserta didiknya kembali termotivasi untuk mencontoh apa yang dilakukan Nathan dan Khansa.
"Tetap semangat, kami akan mencontoh untuk bisa ikut membagikan ilmu kepada lebih banyak teman agar Kota Surabaya menjadi bersih, anaknya berdayaguna dan bisa berwirausaha," tandasnya.
Lalu, Adapun Fransisca Ika Yunita yang juga seorang guru kelas 4 SD Santa Maria Surabaya yang salut melihat aiswa SDN dr Sutomo V yang sudah memiliki ide dan terobosan yang sangat menarik.
"Semoga Nathan dan Khansa bisa lolos di tahapan selanjutnya dan menjadi pangeran dan putri lingkungan yang bermanfaat bagi Surabaya maupun Indonesia," pesan Ika.
Tim suarajatimpost.com juga menyempatkan untuk melakukan wawancara singkat dengan sekelompok siswa SD Santa Maria sebagai penerima materi dari Nathan dan Khansa, mereka merasa kegiatan tersebut membuat belajar terasa lebih menyenangkan.
"Sangat asyik, beda jauh sama kelas biasanya karena engga terlalu mikir," ucap Kimiko, siswa kelas 4A.
"Iya, engga bosenin, penjelasannya juga menarik sambil bawa barang yang dijelaskan (Blimbing wuluh dan pur), jadi lebih mudah mengerti," sahut Michael yang juga siswa kelas 4A.
"Mirip TIK sama PJOK, belajarnya dibikin seru sambil bermain, engga seperti matematika yang banyak rumus," celetuk Astha kelas 4A yang undang tawa.
Sedangkan Chelsea, Intan dan Gwen yang merupakan siswa kelas 4B, kompak mengatakan bahwa mereka juga tertarik untuk melakukan kegiatan serupa, yakni berkunjung ke sekolah lain dan belajar bersama. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?